Public Discourse: Bagaimana Kesalahan Kita dalam Beragama?

Sebagai negara yang berasaskan ketuhanan, Indonesia memiliki beban moral untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang damai, adil, aman, lagi sejahtera. Akan tetapi, nilai-nilai luhur agama rupanya tidak serta merta menyelamatkan bangsa Indonesia dari krisis multidimensi. Korupsi, kemiskinan, perpecahan, hingga krisis lingkungan menjadi persoalan yang tak kunjung usai.
Atas yang demikian itu, Mohammad M. Iqbal menyoroti cara beragama rakyat Indonesia yang masih berkutat pada ritual semata. Padahal menurutnya, agama tidak hanya mengajarkan bagaimana memuja Tuhan, tetapi juga bagaimana menghargai ciptaan-Nya dengan merawat dan berbagi kepada setiap makhluk hidup.
Hal ini diamini oleh Habibah Auni. Menurutnya, agama yang sesungguhnya akan membuat manusia mengenal jati diri mereka. Bukan ajaran yang mengagungkan Tuhan semata, melainkan juga memanusiakan manusia. Dengan itu, manusia akan mengedepankan penegakkan keadilan di muka bumi, bukan malah mengeksploitasinya.
Penegakan keadilan memang menjadi salah satu masalah yang selalu disorot di negeri ini. Sulitnya upaya menegakkan keadilan, dalam pandangan Rizki Revianto, dikarenakan adanya sikap pasrah yang tidak pada tempatnya. Ungkapan “Sudah ikhlaskan saja, biar Tuhan yang membalas”, adalah sikap beragama yang keliru karena seolah membenarkan keberpangkutanganan manusia dengan kondisi yang sedang dihadapi. Jika semua diikhlaskan, lalu kapan hukum di negeri ini akan tegak?
Agar sikap beragama kita membawa kebaikan bagi umat manusia, ada tiga tawaran dari Frumens Arwan. Tiga tawaran tersebut adalah kembali kepada “keheningan”, meningkatkan pengalaman religius personal dengan Tuhan dan membiarkan agama sebagai urusan privat sehingga tidak perlu dibawa pada ranah politik, ekonomi, dan sebagainya.
Hal ini tentu masih bisa diperdebatkan. Apakah memang sebaiknya agama disimpan dalam ruang privat masing-masing individu? Adakah cara yang bisa diupayakan agar agama bisa mewarnai ruang publik? Lalu cara beragama yang bagaimana yang bisa membawa kemaslahatan bagi seluruh makhluk hidup? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar.
Artikel Lainnya
-
10325/03/2025
-
37909/08/2024
-
32723/03/2024
-
Feminisme Dan Konstruksi Sosial Kita
260008/03/2020 -
Indonesia di Titik Api Rivalitas Global
8422/09/2025 -
Ekonomi Hijau: Proses yang Merusak Lingkungan dan Kemunculan Eco-Capitalism
39723/12/2023