Masalah Kenakalan Remaja dan Solusinya

Remaja atau dalam bahasa aslinya adolescene atau dalam bahasa latin adolescare berarti “tumbuh untuk mencapai kematangan”. Masa remaja merupakan masa di mana seseorang beranjak dari usia anak-anak menuju usia dewasa.
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, karena usia remaja merupakan usia perkembangan seseorang. perkembangan di sini tidak hanya menyangkut perkembangan fisiknya saja tetapi juga menyangkut perkembangan psikisnya.
Pada masa remaja seseorang akan mencari hal-hal yang baru dalam kehidupanya baik positif maupun negatif. Jadi apabila seorang remaja salah memilih pergaulan maka bisa jadi terjerumus ke dalam hal yang negatif, karena pada dasarnya usia remaja merupakan usia di mana seseorang berusaha mencari jati diri.
Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang setiap hari semakin bertambah dan beragam kasusnya seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Banyak kasus kenakalan remaja yang bisa kita jumpai di kehidupan sekitar kita. Sering kali kita mendengar dari berita bahwa kasus-kasus tindakan kriminal saat ini umumnya dilakukan usia remaja. Dan akibat merebaknya kenakalan remaja, masyarakat menjadi dirugikan oleh tindakan mereka.
Pada dasarnya kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan masyarakat adalah tindakan atau perilaku yang menyimpang dari norma. Kenakalan remaja merupakan masalah serius yang dihadapi bangsa kita. Apabila kasus kenakalan remaja terus berkembang di bangsa ini, maka yang terjadi adalah kemunduran bangsa. Karena remaja merupakan generasi penerus bangsa, dan apabila generasi bangsa sudah rusak maka rusak pula bangsa tersebut.
Penyebab Kenakalan Remaja
Suatu permasalahan pasti ada penyebabnya, hal ini juga pada masalah kenakalan remaja. Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan sorang remaja terjerumus dalam aksi kriminal atau perilaku yang menyimpang norma. Menurut Turner & Helms (dalam Triwiyarto, 2015) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja antara lain, pertama, broken home atau keluraga yang berantakan. Kondisi keluarga yang berantakan menjadi faktor penyebab seorang anak menjadi nakal. Hal ini karena hubungan orang tua anak tersebut yang tidak harmonis, percekcokan kedua orang tua yang terus menerus menyebabkan anak kurang perhatian dan kurangnya kasih sayang. Maka anak tersebut akan memilih mencari kasih sayang di luar keluarga atau mencari perhatian dengan melakukan tindakan yang nakal.
Kedua, kurangnya kasih sayang dari orang tua. Anak yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tua akan mengakibatkan anak tersebut tidak betah di rumah. Anak akan melarikan diri dengan cara pergaulan bebas. Hal ini sangat berdampak buruk pada perkembangan pribadi dan perilaku anak tersebut.
Ketiga, status sosial ekonomi orang tua yang rendah. Akibat dari ekonomi orang tua yang rendah menyebabkan kebutuhan anak tidak tercukupi. Seperti kebutuhan makanan, pendidikan, kesehatan, maupun kebutuhan yang bersifat sekunder. Dari sinilah seorang anak akan melakukan tindakan yang berujung kriminal untuk memperoleh kebutuhanya.
Keempat, kondisi keluarga yang tidak tepat. Salah satu kondisi keluarga yang tidak tepat adalah orang tua yang tegas dengan menerapkan kedisiplinan terhadap anak. Bahkan tidak mengasihani anak dengan melakukan perlakuan kasar akan mengakibatkan anak akan patuh terhadap orang tuanya saja. Tetapi di luar lingkungan keluarga anak akan menjadi nakal sebagai protes terhadap tindakan yang dilakukan orang tuanya.
Kemudian dalam penelitian yang dilakukan Erieska Gita Lestari, dkk dalam Jurnal Penelitian & PKM Unpad disebutkan ada 9 faktor yang menyebabkan kenakalan remaja yakni, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, pergaulan dengan teman yang tidak sebaya, perkembangan iptek yang berdampak negatif, tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah, pemahaman agama yang kurang, media penyalur hobi atau bakat yang kurang, kebebasan yang berlebihan, dan masalah yang dipendam.
Solusi Mengatasi Kenakalan Remaja
Dari banyaknya faktor yang menyebabkan kenakalan remaja seperti yang penulis ungkit di atas, maka pasti ada solusi atau jalan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yang setiap hari bertambah dan bermacam-macam kasusnya. Ada tiga macam tindakan dalam mengatasi kenakalan remaja yakni prefentif, represif, dan kuratif.
Tindakan preventif dalam hal ini adalah tindakan untuk melakukan pencegahan terhadap kenakalan remaja. Hal ini bisa dilakukan dengan pembinaan-pembinaan yang dapat dilakukan oleh keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan antara lain; (1) Pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket, (2) Motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik, (3) Menguatkan sikap mental remaja supaya dapat mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya, (4) Memberikan pengarahan yang positif setiap hari.
Kemudian tindakan represif, yakni tindakan menghalangi timbulnya kenakalan remaja. Tindakan ini bisa dilakukan dengan memberi hukuman terhadap setiap perbuatan negatif atau kriminal yang dilakukan remaja, Dengan adanya hukuman atau sanksi tegas pelaku kenakalan remaja diharapkan agar jera dan tidak melakukan perilaku menyimpang lagi. Sebagai contoh di lingkungan keluarga, anak harus menaati peraturan yang ada di keluarga, dalam hal ini orang tua juga harus bersifat halus dan tidak kasar. Sedangkan di lingkungan sekolah bisa dilakukan dengan pembuatan tata tertib sekolah, bila ada yang melanggar tata tertib tersebut sekolah bisa melakukan hukuman seperti peringatan, skorsing, maupun tindakan yang lebih tegas tergantung tindakan penyimpangan yang dilakukan siswa.
Yang terakhir tindakan kuratif atau disebut juga tindakan korektif yaitu usaha untuk mengubah permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan pengarahan dan penddikan kepada para remaja. Pendidikan ini bisa dilakukan melalui pembinaan secara khusus yang ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini. Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Remaja yang sudah terjerumus dalam hal negatif bisa direhabilitasi dengan cara dibina dengan tindakan yang tepat. Diharapkan setelah remaja keluar dari masa rehabilitasi atau pembinaan, remaja tersebut bisa meninggalkan hal-hal yang negatif.
Artikel Lainnya
-
187401/05/2020
-
30901/09/2023
-
1722/03/2025
-
Virus Corona dan Wajah Kritis Indonesia Kita
151809/03/2020 -
Penurunan Kualitas ASN di Indonesia
246301/04/2022 -
123115/12/2021