Merindukan Pembelajaran Tatap Muka

Mahasiswa
Merindukan Pembelajaran Tatap Muka 22/11/2020 1479 view Opini Mingguan Tribunnews.com

Sudah hampir menuju setahun kita dihadapkan dengan pandemi covid-19. Banyak lini kehidupan manusia yang merasakan dampak dari adanya pandemi covid-19 ini baik sektor ekonomi, sosial, politik termasuk sektor Pendidikan.

Dalam sektor Pendidikan hal yang kita ketahui bersama adalah sistem pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka, kini berubah menjadi kegiatan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) dengan menggunakan dalam jaringan ( daring ) atau online. Dilaksanakannya kegiatan pembelajaran jarak jauh ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19, sehingga sekolah tidak menjadi klaster baru dalam penyebaran covid-19.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah mengeluarkan Surat Edaran No 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. Ini merupakan Langkah yang diambil oleh pemerintah untuk secara bersama mengatasi penyebaran virus corona di lingkungan sekolah, sehingga terjadi banyak pembatasa-pembatasan aktifitas di lingkungan sekolah dalam hal ini proses pembelajaran yang semula di kelasn kini dirubah menjadi kelas di dunia maya dengan memanfaatkan media yang tersedia.

Saatnya Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan dalam jaringan atau menggunakan online sudah lama diterakan, sejak Jokowido Presiden Republik Indonesia mengumumkan adanya masyarakat Indonesia reaktif covid-19 pada bulan maret lalu. Artinya, sudah hampir satu tahun pemebelajaran online dilaksanakan. Tentu banyak hal yang mesti dievaluasi bersama terkait pembelajaran daring yang telah dilaksanakan selama ini mulai dari tingkat dasar, menengah hingga pada tingkat perguruan tinggi.

Bagi saya, yang mesti kita evaluasi bersama terhadap sistem pembelajran kita selama massa pandemi adalah seberapa efektifkah pembelajaran jarak jauh dilaksanakan? Dan seberapa lengkap fasilitas yang diperlukan untuk menunjang pelaksaan pembelajaran jarak jauh yang dimiliki oleh peserta didik sehingga pembelajaran daring bisa berjalan dengan lancar?

Pelaksaan pembelajaran jarak jauh yang kita terapkan sekarang menurut saya menuai jalan buntu. Mengapa saya katakan demikian? Karena masih banyaknya kendala-kendala di lapangan seperti rendahnya pemahaman peserta didik atau pengajar dalam menguasi teknologi yang sebenarnya menjadi jalan untuk menunjang kefektifan perkuliahan jarak jauh.

Selanjutnya yang menjadi permasalahan hari ini adalah masih banyaknya daerah yang tidak mendapat akses seperti jaringan internet yang kurang baik, tuntutan kuota internet yang kini menjadi kebutuhan utama pelajar, disatu sisi ekonomi masyarakat banyak yang terpuruk akibat adanya pande covid-19 ini.

Fasilitas penujang lain dalam perkuliahan jarak seperti hand phone adalah kendala utama yang sering dibicarakan banyak kalangan hari ini. Banyak menilai bahwa masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi, sangat kesusahan dalam menyiapkan fasilitas seperti hand phone.

Tentu ini menjadi permasalahan sosial baru yang kita temukan hari ini, serta dibutuhkan secara bersama untuk mencari solusi atas persoalan baru yang kita hadapi hari ini. Banyaknya kebutuhan yang dipersiapkan untuk kelancaran perkuliahan baru bagi saya justru menyebabkan kesenjangan sosil baru di masyarakat dan pembagian kelas-kelas sosial yang makin nampak.

Biaya sekolah yang masih mahal ditengah pandemi covid-19 hari ini adalah masalah utama yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh. Meskipun pemerintah telah memberikan keringanan kepada peserta didik dengan memotong uang perkuliahan tunggal atau biaya sekolah di pendidikan menengah, namun kebijakan itu tidak dirasakan oleh banyak peseta didik. Bagi saya hal ini yang menjadi fokus pemerintahan hari ini, untuk memberikan keringanan biaya Pendidikan kepada peseta didik.

Persoalan-persoalan di atas pada dasarnya adalah hal dasar yang menyebabkan pembelajaran kurang efektif. Pada dasarnya, jika fasilitas tidak ada, maka yang pasti pembelajaran itu pasti tidak berjalan. Selagipun fasilitas seperi HP ada jika kuota atau jaringan tidak memadai yang pasti pembelajaran juga tidak akan efektif berjalan. Sehingga dalam proses penyampain pesan dari guru atau dosen kepada mahasiswa tidak akan efektif karena pesan tidak dapat disampiakn dengan baik karena adanya gangguan-gangguan tadi seperti jaringan dan kuota yang tidak memadai.

Perkuliahan Tatap Muka ; Hal yang Dirindukan

Persoalan-persoalan yang telah disinggung di atas bagi saya sudah saatnya untuk diatasi. Semua elemen sudah saatnya untuk bergerak mengatasi hambatan-hambatan proses jalannya perkulihan jarak jauh di atas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan terkait sekolah tatap muka di tengah pandemi. Nadiem kini memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah mulai 2020/2021 ( detiknews, jumat, 20 Nov 2020 ).

Tentu ini merupakan kabar yang sangat gembira bagi semua peserta didik dari tingkat dasar, menengah, hingga tingkat tinggi yang selama ini merindukan sekolah tatap muka, karena telah bosan dengan perkulihan jarak jauh yang memang memiliki banyak hal buruk yang menyebabkan banyak materi yang tertinggalkan, sehingga pembelajaran itu tidak dijalankan lagi.

Banyak hal yang dirindukan di ruang kelas yang mungkin selama ini lama tersimpan karena adanya pandemic ini. Merindukan dinamika kelas adalah hal yang paling dirindukan mulai dari proses belajar mengajar, diskusi kelompk dan lain sebagainya. Selain itu merindukan berinteraksi secara langsung dengan teman-teman kelas dan seluruh civitas akademik juga merupakan hal yang rindukan selama ini.

Pembelajaran tatap muka adalah jawaban atas segala persoalan pelajar hari ini karena banyaknya pesan atau materi yang telah terlewatkan atau materi yang belum dipahami selama pembelajaraan. Karena mengingkat minimnya ruang dialektika atau ruang komunikasi selama pembelajaran daring karena waktu yang sangat terbatas dan segala persoalan lain.

Namun, pembelajaran tatap muka yang telah diizinkan oleh pemerintah dalam hal ini Mendikbud harus tetap mematuhi segala peraturan protokol Kesehatan yang telah dikeluarkan. Artinya, pembelajaran tatap muka harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian sehingga sekolah atau kampus tidak lagi menjadi sarang baru penyebaran covid-19.

Suasana kelas adalah suasana yang dirindukan selama ini, semoga wacana Nadiem Makarim bisa direspon dengan baik oleh sekolah atau kampus sehingga pembelajaran Kembali efektif. Namun yang menjadi catatan adalah kedepankan protokol yang ada.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya