Indonesia; Berdiri Sama Tinggi Duduk Sama Rendah

Penggiat Demokrasi
Indonesia; Berdiri Sama Tinggi Duduk Sama Rendah 01/10/2020 2673 view Politik lentera.my.id

Indonesia adalah salah satu Negara berkepulauan yang dikelilingi oleh wilayah laut yang sangat luas, bayangkan saja secara geografis luas wilayah laut Indonesia adalah 96.079,15 km², sedangkan luas wilayah daratanya hanya 1.904.569 km², artinya perbandingan luas wilayah laut dengan daratan Negara Indonesia kurang lebih 70% berbanding 30 %. Selain itu menurut data dari Buku Statistik Kementerian Dalam Negeri, jumlah pulau di Indonesia pada tahun 2018 adalah 16.056 (Sumber: Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri Dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia).

Sebagai Negara dengan kondisi geografis seperti yang dipaparkan sebelumnya, Negara Indonesia hendaknya memiliki sistem pertahanan yang mumpuni, canggih dan modern, mengingat banyak sekali kasus pencaplokan batas wilayah, pencurian sumber daya alam, ataupun klaim-klaim sepihak dari Negara lain terhadap wilayah Indonesia.

Pemerintahan saat ini di bawah komando Presiden Joko Widodo, sangat menyadari hal tersebut, program-program yang ditawarkan tentunya memiliki hubungan tali-temali antara satu dan lainnya guna menciptakan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Salah satu program antara lain pembangunan infrastruktur yang telah dilaksanakan dari periode sebelumnya. Dalam hal ini, pembangunan infrastuktur tentunya tidak hanya terbatas pada pembangunan jembatan, jalan, dan lain sebagainya,

Pembangunan infrastruktur tersebut dilanjutkan dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia agar bangsa kita siap dan sigap menghadapi segala perubahan zaman dan gelombang globalisasi khususnya di era 4.0 ini.

Dinamika perkembangan lingkungan strategis global, regional maupun nasional, dan letak geografi Indonesia yang berada pada persilangan 2 (dua) benua dan 2 (dua) samudera, menjadikan perairan Indonesia sebagai jalur komunikasi dan jalur transportasi laut bagi dunia internasional, serta sebagai perlintasan kepentingan nasional berbagai negara di dunia. Kondisi ini menimbulkan berbagai jenis ancaman berupa ancaman militer, nonmiliter, dan hibrida, pada umumnya merupakan ancaman nyata dan belum nyata.

Ancaman nyata merupakan ancaman yang sedang dan pasti dihadapi, seperti terorisme dan radikalisme; separatis dan pemberontakan bersenjata; bencana alam dan wabah penyakit seperti COVID-19 sekarang ini; pelanggaran wilayah, perompakan dan pencurian sumber daya alam; siber dan spionase; peredaran narkotika; Sedangkan ancaman belum nyata yaitu konflik terbuka (perang konvensional).

Salah satu hal yang penting adalah pembangunan infrastruktur pertahanan dan keamanan. Hal ini nampak dari gelonjoran dana dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020 yang mengalami peningkatan 17, 53 % dari APBN 2019 yang mencapai Rp. 127, 42 triliun (https://databoks.katadata.co.id/).

Dana sebesar itu tentunya bukan hanya dicanangkan dengan begitu saja, tetapi ada landasan atau konsep berpikir Presiden yang mengedepankan pola pertahanan yang terintegrasi baik di darat, laut dan udara demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman negara lain atau kelompok lain yang ingin mencuri kekayaan alam kita.

Selain itu, anggaran yang besar tersebut tentunya melalui berbagai pertimbangan lain yakni kondisi perekonomian kita, pendapatan Negara dan lain sebagainya. Tujuan utama dari semua pertimbangan dan penentuan anggaran untuk pertahanan dan keamanan agar negara kita bisa terus berkembang dan mengembangkan potensi-potensi yang ada tanpa adanya gangguan dari pihak lain serta meningkatkan kualitas dan kuantitas dari ALUTSISTA baik di darat, di laut dan di udara.

Presiden Jokowi juga dalam berbagai kesempatan selalu menekankan bahwa sebagai negara maritim kita harus menjadikan landasan maritim sebagai tujuan utama pembangunan yang ditopang oleh sistem pertahanan dan keamanan yang mumpuni.

Melirik kepada tujuan tersebut, Menteri Pertahanan dalam Kabinet Gotong Royong, Bapak Prabowo Subianto kemudian meresponnya dengan langkah awal sebuah kebijakan”Pertahanan Rakyat Semesta” yang ingin menunjukkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa partisipasi masyarakat sangatlah penting dalam sistem pertahanan kita.

Kebijakan ini dipresentasikan dengan menitikberatkan pada peran masyarakat dalam membantu pertahanan dan keamanan negara apabila ada ancaman yang serius dari luar Negara Kedaulatan Republik Indonesia. Kebijakan “Pertahanan Rakyat Semesta” merupakan salah satu kebijakan dari banyak kebijakan yang akan dilahirkan dari seorang pemimpin pada Kementerian Pertahanan yang patut di apresiasi .

Ada beberapa pokok pikiran yang hendak disampaikan antara lain; pertama, Pemetaan potensi kekayaan sumber daya alam, yang patut dilindungi oleh pemerintah melalui eksistensi dari Kementerian Pertahanan agar selalu dipantau mengingat kecanggihan teknologi sangatlah pesat perkembangannya, sehingga bisa saja terjadi pencurian sumber daya alam kita melalui pencurian data yang sulit diantisipasi, Kebijakan lintas kementerian untuk menjaga data dan selalu mengupgrade sistem informasi dan teknologi di bidang keamanan agar tidak mudah diretas oleh craker-craker tersebut penting untuk diperhatikan.

Kedua, dalam sebuah acara yaitu KICK ANDY, presenter Andy Noya pernah mengundang, salah satu Profesor yang ahli dalam bidang radar yaitu Profesor Josafat Tetuko. Prof. Josafat ini sedang mengembangkan radar yang memperoleh beberapa paten salah satunya circularly polarized synthetic aperturater atau sistem pencitraan yang biasa dipasang pada pesawat tanpa awak. Hal ini sangat penting apabila dikolaborasikan dengan sistem pertahanan kita sebab alat tersebut mampu mengamati dan memantau kondisi negara kita baik itu pada daerah perbatasan ataupun daerah terluar sehingga bisa mengetahui siapa saja dan apa saja yang memasuki wilayah kita tanpa izin dan ingin mengambil dan merusak sumber daya alam dan kedaulatan kita. Selain itu, dengan adanya penemuan di bidang teknologi radar ini, sistem tersebut bisa membantu mengetahui keberadaan seseorang sebab radar itu bisa menembus objek tertentu.

Dalam acara tersebut hadir pula seorang Doktor Kaharuddin Djenot yang mampu membuat kapal selam tanpa awak. dengan mengadopsi teknologi kapal selam dan mencangkokkan teknologi artificial intelegency agar bisa bertahan di laut. Kapal-kapal selam buatannya saat ini hanya sebatas untuk survei-survei sembari terus mengembangkan teknologi ini ke depannya. Berbagai penemuan Dr. Kahar ini baik yang mampu mengelilingi wilayah Indonesia maupun mengetahui kondisi dan mengekslopre potensi sumber daya bawah laut kita jika dipadupadankan akan menjadi “Pagar Nusantara”.

Kemampuan-kemampuan seperti ini perlu dikolaborasikan dengan sistem yang sudah ada, tentu saja membutuhkan waktu dan biaya yang besar untuk merealisasikannya, asalkan benar-benar diformulasikan dengan baik, baik itu dasar hukumnya, proyeksi kedepannya maupun target yang ingin dicapai, serta pada implementasinya nanti perlu adanya koordinasi, disposisi yang sesuai, kontrol yang memadai serta evaluasi yang mendalam baik selama proses implementasi ataupun pada hasil akhirnya.

Ketiga, pada tataran konsep kebijakan, perlu dilakukan penelitian, survei-survei mendalam yang menyangkut sistem pertahanan, tantangan, ancaman. Alangkah baiknya sisi penelitian dan pengembangan perlu diperhatikan dengan lebih serius sebab basis data yang lengkap dan teruji,serta bank data yang berkualitas bisa membantu negara dalam mengambil sebuah kebijakan strategis yang bisa membawa perubahan pada masyarakat secara khusus dan negara secara umum di mata dunia.

Dengan bank data yang kuat, kita bisa memantau dan menilai setiap potensi yang ada yang bisa dikembangkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Kebijakan-kebijakan yang ada mengenai pertahanan keamanan dari menteri-menteri pertahanan sebelumnya yang masih relevan dengan kondisi sekarang penting untuk tetap dijalankan dan dikawinkan dengan kebijakan-kebijakan baru serta bisa menjadi landasan dalam membuat kebijakan populis lainya.

Kebijakan strategis baru tentunya harus seiring-sejalan dengan visi-misi pemerintahan saat ini, khususnya kebijakan bela Negara yang akan melahirkan generasi muda yang cinta tanah air, ber-Ideologi Pancasila berjiwa kepemimpinan, inovatif, terampil, kreatif dan edukatif ditengah masyarakat agar bangsa kita dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa lain.

Persiapan sejak dini terkait ancaman perlu dipersiapakan berbekal kebijakan-kebijakan strategis yang tepat fokus dan lokusnya guna menangkal ancaman yang munculnya tiba-tiba seperti serangan siber dari pihak tidak bertanggung jawab, pencurian sumber daya alam di tempat-tempat yang tidak terpantau, ataupun ancaman internal akibat gesekan politik atau kepentingan sehingga perlu penangkalan sejak dini. Tentunya basis data kita harus kuat, penguatan lini inventasi persenjataan melalui PT. PINDAD harus selalu didukung dan kontrol agar bisa bersaing dan bekerjasama dengan Negara lain baik dalam jual beli persenjataan serta teknologi baru ciptaan anak bangsa. Kondisi ini bisa menjadi ladang investasi yang mampu menambah pendapatan Negara yang bermuara pada peningkatan kesejateraan masyarakat.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya