Sumpah Pemuda dalam Sila Ketiga Pancasila

Salah satu faktor pendukung adanya beragam pergerakan (movement) yang mengantarkan bangsa kita ini sampai pada puncak kemerdekaan adalah kesadaran bahwa kita semua adalah bangsa yang satu. Kesadaran inilah yang menjadi tolok ukur bagi banyak pemuda pelajar dan para founders untuk mewujudkan gagasan Indonesia yang satu bukan terpisah-pisah.
Peristiwa penting dalam sejarah tentang kesadaran akan kesatuan kita sebagai suatu bangsa yang besar dapat ditemukan dengan jelas dalam peristiwa sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 silam. Rentetan peristiwa telah dilewati oleh bangsa yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan golongan ini. Ini kemudian dijawab dalam pembentukan dan penetapan Pancasila sebagai landasan filosofis bangsa kita. Ide persatuan ini telah membuat bangsa yang besar ini masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini.
Sumpah yang diikrarkan oleh para pemuda bangsa Indonesia saat kongres pemuda Indonesia adalah perjuangan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya persatuan yang juga adalah basis dari keinginan untuk lepas dan bebas dari segala macam bentuk penindasan. Awal kemunculan gagasan ini sebenarnya sudah sejak lama sebelum kongres tersebut dilaksanakan.
Penindasan dan ketidakadilan yang menimpa bangsa Indonesia melahirkan kesadaran akan pentingnya merangkai persatuan. Persatuan yang dimaksudkan adalah bagaimana bangsa yang besar ini memerlukan adanya ruang yang memungkinkan segala perbedaan dengan melepas ego masing-masing pihak agar dapat mencapai cita-cita bersama.
Berangkat dari pengalaman praktik politik adu domba Belanda selama masa penjajahan, membangkitkan kesadaran bahwa bangsa ini amat rentan dengan masalah perbedaan. Karena itu, perbedaan menjadi sangat sensitif jika dibicarakan dari aspek manapun, terutama dalam ranah berpolitik.
Devide et Impera atau politik adu domba diperalat oleh bangsa Belanda karena mereka paham bagaimana orang-orang zaman kolonial itu amat sensitif terhadap perbedaan dan belum sampai pada pemahaman akan persatuan dengan yang lain.
Saat itu, sebelum adanya pergerakan dari para pemuda, sudah ada berbagai macam gerakan yang berdiri atas dasar agama, golongan politik dan berbagai kepentingan lainnya. Tetapi karena pergerakan itu mendasarkan diri pada kepentingan dan ego masing-masing maka kelompok-kelompok ini dengan mudah jatuh dan malah saling menjatuhkan satu dengan yang lain.
Sadar bahwa kelompok-kelompok kecil akan dengan mudah dijatuhkan oleh penjajah bahkan karena berbeda-beda basis visi dan misi akan rentan diperalat untuk saling menjatuhkan maka kemunculan pemikiran-pemikiran dari para pemuda membuka satu cara baru untuk memperoleh kemerdekaan.
Persatuan menjadi suatu cara yang baru dan lebih rasional dibanding perang-perang gerilya yang dilancarkan kelompok-kelompok. Sumpah pemuda menjadi pemantik bagi semangat para pemuda dan para pejuang kemerdekaan. Pada pokok pertama ialah pengakuan aka kesatuan tumpah darah, tanah air Indonesia yang berarti semua bentuk perjuangan melawan penjajah yang terdahulu menumpahkan darahnya demi mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kedua, para pemuda-pemudi mengakui akan persatuan mereka sebagai bangsa Indonesia. Tidak ada bangsa-bangsa lain atau kelompok-kelompok lain selain bangsa Indonesia yang harus diperjuangkan.
Ketiga, pengakuan akan satu bahasa yang amat perlu sebagai simbol sekaligus sarana untuk mencapai suatu komunikasi yang baik antar sesama. Aspek bahasa menjadi pokok penting karena bahasa bukan saja sebagai alat melainkan melalui bahasa pesan yang disampaikan akan betul-betul sampai kepada lawan bicara, dan dalam bingkai persatuan, orang akan merasa menyatu, merasa senasib dengan orang lain sehingga demikian orang akan membangun nilai-nilai solidaritas dan toleransi di dalamnya.
Dalam perdebatan panjang para founders tentang dasar negara Indonesia, Bung Karno secara tegas menyatakan nilai-nilai dalam lima sila yang ada dengan bentuk, peran dan fungsinya masing-masing. Ide persatuan ini memang telah menjadi ide yang sangat relevan untuk menjawab persoalan bangsa mengenai keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan.
Persatuan atau yang disebut Bung Karno sebagai “nasionalisme” artinya gagasan yang menyangkut perbedaan dan keberagaman itu disatukan dalam suatu ruang yang sama yakni untuk membentuk suatu bangsa yang satu. Untuk mencapai suatu negara yang berdaulat, perlu adanya dukungan dari masyarakat yang memiliki konsep pemahaman akan pentingnya integrasi bangsa. Nasionalisme yang mengakar kuat dalam diri masyarakat tentunya akan menjadi sumber kekuatan untuk melawan para penjajah karena semua konsep dan ego masing-masing telah ditanggalkan.
Persatuan Indonesia merupakan ide yang melampaui segala bentuk etnosentrisme, primordialisme dan kepentingan lainnya. Melalui konsep persatuan ini, segala bentuk perbedaan bukan akan mendapatkan suatu keseragaman melainkan menjadi suatu tempat yang aman bagi berbagai lintas perbedaan, dalam hal ini negara sebagai penjamin dan alat untuk mencapai suatu persatuan yang utuh.
Untuk menjawab semua yang menjadi tujuan utama dari sumpah pemuda, maka para founders menuangkan isi sumpah pemuda ke dalam sila pancasila yang ketiga. Sumpah pemuda mampu mencapai bentuknya yang sempurna ketika dikaitkan dengan sila ketiga pancasila dimana persatuan menjadi dasar utama yang mampu mengarahkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
Artikel Lainnya
-
139728/04/2020
-
106308/05/2022
-
216331/10/2019
-
Inisiatif Gerakan Sosial Revolusioner di Tengah Pandemi
215626/04/2020 -
Menakar Potensi Kritisisme Gen Z Era Prabowo
52331/10/2024 -
Hari Kemenangan dan Pola Hidup Baru
191723/05/2020