Spirit Nasionalisme Dalam Sumpah Pemuda Wujudkan Masyarakat Terbuka

Spirit Nasionalisme Dalam Sumpah Pemuda Wujudkan Masyarakat Terbuka 17/12/2023 392 view Lainnya wikimedia.org

Berhadapan dengan dunia dewasa ini, manusia Indonesia secara khusus diperhadapkan dengan berbagai macam isu yang terus merongrong keutuhan bangsa ini. Kini, gagasan tentang nasionalisme itu telah sampai pada tahap krisis atau yang disebut era post nasionalisme. Gagasan tentang nasionalisme nampaknya sudah mulai kabur dan terkikis dengan maraknya penggunaan teknologi yang mampu menembus batas-batas kehidupan manusia. Lalu, Siapa yang bertanggung jawab atas persoalan ini?

Kaum muda merupakan masa depan bangsa yang harus disiapkan (Darminta, 2006). Dari kaum muda inilah muncul inovasi-inovasi yang tentu membawa dampak positif sekaligus negatif bagi masa depan bangsa. Predikat yang disandang oleh kaum muda yakni agent of change bukan sekedar label yang ditempelkan di pundak kaum muda ini melainkan karena melihat posisi kaum muda yang secara strategik telah menghidupi peradaban dunia baru yakni dunia digital, menjadikan kaum muda berperan penting demi membangun masa depan yang ideal. Peran penting itu dapat dimanifestasikan dalam keprihatinan kaum muda terhadap krisis nasionalisme yang kini dialami bangsa Indonesia.

Sejenak, kita diajak untuk kembali merefleksikan fakta sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah mencapai kesahihannya pada saat proklamasi 17 Agustus 1945 silam. Ini bukan merupakan suatu capaian yang mudah karena alasan pertama dari sekian alasan lain bahwa bangsa ini adalah bangsa yang majemuk. Lalu apa yang telah menjadi basis bagi bangsa ini mencapai kemerdekaan ini di tengah kemajemukan yang ada? Peristiwa sumpah pemuda dapat menjadi jawaban atas persoalan di atas yakni perjuangan kaum muda mewujudkan kemerdekaan atas dasar semangat nasionalisme. Kaum muda kala itu menjadi tonggak bagi pergerakan bahwa kita ini adalah bangsa yang satu dan bukan terpisah-pisah.

Krisis nasionalisme sebagai akibat dari semakin terbukanya fragmen-fragmen dari berbagai dimensi kehidupan manusia (globalisasi), pada akhirnya telah mencapai tahap yang paling tinggi yakni orang tidak lagi menganggap bahwa ide nasionalisme telah membawa bangsa ini sampai pada puncak kemerdekaan melainkan semakin mencirikan manusia yang global tanpa ada pemisah dan identitas yang khas. Kenyataan ini menjadi tugas utama dari kaum muda sebagai agent of change untuk menumbuhkan kembali spirit nasionalisme sumpah pemuda 1928 silam di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat.

Spirit Nasionalisme Menuju Masyarakat Terbuka

Secara jelas Chris Jenks dalam bukunya membuat suatu pembeda antara nation (bangsa) dan state (negara). Nasionalisme dapat dipahami dari sudut pandang antropologi dan politik. Meminjam pemikiran dari Benedict Anderson tentang nation sebagai suatu komunitas bayangan (imagined communities), bahwa memang tepat adanya jika suatu negara kebangsaan itu berdiri dalam suatu komunitas yang anggota-anggotanya tidak saling mengenal satu sama lain seperti bangsa Indonesia. Terdapat kelemahan sekaligus kekuatan dari ciri kebangsaan semacam ini. Bangsa Indonesia telah melewati tahap ini di mana muncul kesadaran akan pentingnya persatuan sebagai dasar untuk memperjuangkan hak-hak yang semestinya diterima.

Bangsa ini tentu bukan lahir karena sebuah kebetulan melainkan telah terjadi sebuah hubungan sebab-akibat dari lahirnya kesadaran akan pentingnya persatuan (Kaelan, 2020). Nilai-nilai persatuan yang telah dihidupi oleh bangsa ini kemudian mengalami perkembangan menjadi sebuah gagasan tentang nasionalisme yakni komunitas yang mampu melampaui batas-batas perbedaan yang sangat kental di bumi Indonesia ini. Semangat nasionalisme telah berhasil mengantarkan bangsa ini menuju kemerdekaannya. Semua konsep dan gagasan tentang kemerdekaan, disatukan dalam bingkai yang dinamakan nasionalisme ini. Jadi semua pergerakan menuju kemerdekaan disatukan dalam ide persatuan yang menjadi suatu kekuatan yang besar.

Spirit atau semangat nasionalisme ini pertama-tama muncul saat peristiwa bersejarah yakni sumpah pemuda 28 Oktober 1928 silam. Semangat nasionalisme yang tertuang dalam semangat sumpah pemuda ini melampaui batas-batas paham ideologi awal kebangsaan Indonesia yang terlampau “berat sebelah” yakni religisionisme dan etnonasionalisme. Sebab ciri awal bangsa ini adalah berdiri atas dasar suku, agama, ras dan golongan tertentu sehingga menjadikan perjuangan pra-sumpah pemuda cenderung terpisah-pisah dan menjadikan perjuangan itu sangat lemah. Dengan lahirnya semangat sumpah pemuda, bangsa ini benar-benar mengalami suatu kemajuan yang besar dan kekuatan yang besar karena berbagai kepentingan telah dilepas sementara lalu kemudian secara bersama-sama mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Ini menandakan keterbukaan bangsa ini terhadap masa depan yang menjadi cita-cita bersama.

Kaum muda sebagaimana dikatakan di atas yakni sebagai agent of change kini menghadapi babak baru mengenai nasionalisme. Dengan kemajuan teknologi yang ada, pemuda dan bangsa ini menghadapi suatu kenyataan bahwa nasionalisme bangsa ini telah terkikis dan mulai pudar. Karena keterbukaan terhadap kemajuan teknologi yang semakin mengglobal ini, maka bangsa ini telah mencapai era baru yakni krisis nasionalisme. Krisis yang dihadapi bangsa ini terlampau berat, sebab cita-cita yang diharapkan secara bersama-sama tidak ada lagi dan setiap orang berdiri dengan kepentingannya masing-masing. Ini menjadi tugas dan tanggungan bagi kaum muda sebagai masa depan bangsa, sebagai kaum yang belajar dan berpikir mengenai arah kemajuan bangsa ini.

Mengapa harus kaum muda? Jelas bahwa kaum muda adalah kaum yang tengah belajar dan kaum yang masif dengan teknologi informasi dan komunikasi. Juga dapat ditemukan alasan mengapa harus kaum muda karena sejarah terbentuknya Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat adalah gerakan dari kaum muda. Peristiwa sumpah pemuda (1928) telah membuktikannya, begitu pula dengan peristiwa Rengasdengklok (1945) dan reformasi (1998). Mengingat fakta sejarah ini, pemuda telah memainkan peran penting dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari belenggu penjajahan. Sebagai kaum muda, kita patut berbangga karena kita adalah generasi yang di atas pundak kitalah diletakan arah harapan-harapan bangsa ini ke depannya.

Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang terbuka terhadap berbagai kemajuan, kaum muda berperan dalam mengkritisi berbagai macam persoalan dan tanggap terhadap berbagai macam kepentingan masyarakat umum. Kaum muda yang pada umumnya adalah kaum terpelajar hendaknya memiliki pemahaman yang lebih luas dan dalam berkenaan dengan kemana arah dan tujuan bangsa ini. Dengan semangat sumpah pemuda dan penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan kaum muda yang masif terhadap teknologi tentu diharapkan bahwa kaum muda harus dan wajib bergerak sekarang juga demi mewujudkan Indonesia maju.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya