Rangsangan Judi Online bagi Pemula
Hendra dan Kemenangan 1: 1.000.000
Seminggu yang lalu pertama kali saya melihat dan mengalami langsung ponaan menang taruhan Kupon Putih Online. Tidak tanggung-tanggung dia mendapat dua juta rupiah setelah menang taruhan yang ia pasang dua ratus rupiah untuk empat angka. Saya memang kurang paham dengan permainan kupon putih tapi melihatnya menang, tiba-tiba timbul ide untuk bereksperimen tentang hal itu.
Sejak sore hingga malam, Hendra ponaan begitu ia sering disapa, mentraktir kami sekeluarga. Setengah krat bir kaleng dingin, sejumlah minuman ringan dan tentu saja ikan panggang besar sebanyak dua ekor untuk makan malam kami.
Selama makan bersama itu Hendra lalu menunjukkan cara bermain judi online pada saya. Ia membiarkan saya bermain beberapa belas ribu rupiah untuk menebak angka pada satu aplikasi judi.
Ia lalu mengaku kemenangan hari itu secara perhitungan membuatnya untung secara head to head dengan bandar judi. “sejauh ini saya mengeluarkan enam ratus ribu dan dengan total kemenangan dua juta tujuh ratus ribu” tuturnya.
Saya lalu berkalkulasi di kepala. Kemenangan atas judi kupon putih Hendra malam itu apabila dibuat dalam perbandingan maka akan terlihat dari satu juta kali bermain kemungkinan kemenangan Hendra adalah satu. Namun itulah hidup.
Hendra sejauh yang saya lihat saat itu, sangat dingin dalam menanggapi kemenanganya. Ia sadar bahwa judi bukan jalan yang baik. “tak ada yang pernah kedapatan kaya dari hasil judi, yang bangkrut banyak” tandasnya malam itu.
Namun ia menyebutkan juga beberapa nama kenalannya yang pernah menang dalam jumlah besar saat bermain judi online. “intinya jangan pernah serius dengan judi” tutupnya.
Pengalaman bersama Hendra membuat saya memikirkan beberapa orang dari koleksi ingatan pribadi yang bahkan hidup berantakan karena judi. Saya lalu coba membuka catatan media tentang peristiwa perjudian di tanah air.
Kompas.com misalnya pada tanggal 20 Oktober 2020, menurunkan berita tentang judi lotre yang pernah dilegalkan pemerintah Indonesia saat rezim Soeharto berkuasa.
Porkas (Pekan Olah Raga Ketangkasan) atau yang lebih dikenal dengan SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah) adalah judi legal yang kemudian membantu membiayai kompetisi sepak bola Galatama yang dikelola PSSI di era 1980-an.
Meskipun pemerintah Indonesia tidak mengakui bahwa Porkas adalah kegiatan berjudi namun judi Porkas punya kemiripan dengan judi bola hari-hari ini.
Saya sepintas melihat ada kemiripin juga antara Skema Undian Porkas dengan permainan tebak-tebakan yang Hendra perlihatkan pada saya. Namun yang berbeda adalah masyarakat membeli kupon berhadiah untuk kemudian membuat pertaruhan pada 14 klub yang bertanding dalam kompetisi Galatama pada tahun 1980-an itu.
Bandar untuk Porkas atau SDSB ini tentu saja PSSI dan KONI. Merekalah yang akan melakukan undian setiap seminggu sekali apabila ke-14 klub sudah selesai bertanding seluruhnya.
Saya lalu mencoba menceburkan diri untuk melihat dan sekaligus merasakan apa yang dialami para penjudi. Sebelum turun ke arena saya coba menonton sejumlah pertandingan tebak dan analisis tentang judi online di youtube.
Saya lalu tertarik untuk mencoba salah satu aplikasi judi. Aplikasi ini saya anggap gampang dimainkan karena hanya diminta menebak warna yang muncul yaitu merah atau hitam di papan judi. Tentu saja dengan peluang kemenangan 50:50.
Antisipasi ini saya buat karena lebih mudah bermain dan mengalami peluang kemungkinan menang atau kalah yang seimbang. Hal ini saya rasa lebih masuk akal dari pada kemungkinan berjudi yang dimasuki Hendra yaitu 1: 1.000.000.
Setelah mendapat masukan yang cukup saya berpindah mencari rumah judi online di internet untuk menonton langsung yang terjadi di sana. Saya membutuhkan waktu sebanyak 2,5 jam sejak memcari laman youtube yang membahas tentang judi yang akan saya mainkan dan sekaligus menonton pertandingan di salah satu rumah judi online. Setelah meyakini diri sendiri saya memberanikan diri membuat sebuah akun untuk kepentingan riset kecil ini.
Setelah akun selesai dibuat, saya mendepositokan uang sebesar 25 ribu rupiah ke nomor rekening yang diminta. Uang ini kemudian langsung saya pakai untuk bermain tebak warna. Amat mengherankan karena 5 tebakan pertama saya tepat.
Saya mencoba tebakan 5 ribu untuk 5 tebakan pertama. Semua tebakan tepat sehingga dalam sekejap uang 25 ribu saya berubah menjadi 50 ribu. Saya kegirangan. Lalu memilih tebakan besar karena pikir saya biarlah jika kalah saya bisa langsung selesai dan menulis sesuatu kepada pembaca. Saya memilih mempertaruhkan 50 ribu tersebut. Sekali lagi saya dibuat heran karena tebakan saya benar. Uang bertambah menjadi 100.000 hanya dalam waktu 1 menit. Fantastis!!
Saya pikir saya akan menarik uang tersebut karena sekali lagi ini hanya riset dan “jangan dibuat serius” pesan Hendra terngiang-ngiang di kepala saya.
Sialnya desakan rasa senang terus menerus bergema di kepala. Apalagi mood saya tiba-tiba menjadi sangat bagus. Kebahagiaan karena kemenangan ini seperti menari-nari di kepala. Tiba-tiba bayangan tentang kebahagiaan muncul dengan amat berlimpah.
Saya tetap tak bergeming karena yakin ini yang disebut efek dopamine yang fatalnya akan memunculkan sifat adiktif atau ketagihan. Pada titik ini saya masih bisa berpikir dengan jernih, karena tahu bahwa dengan tiba-tiba mood ini akan kacau bahkan bisa jatuh pada level terendah saat kalah. Untuk membuktikan kondisi ini saya memilih mempertaruhkan seluruh uang kemenangan. Saya bertaruh untuk 100.000 setelah menarik napas dalam-dalam dan menekan tanda bertaruh. Kepalan tangan saya tiba-tiba terangkat meninju udara saat tebakan benar. Uang saya bertambah menjadi 200.000 hanya dalam waktu 2 menit. 25 ribu menjadi 200.000 dalam waktu tidak lebih dari sepuluh menit tentu saja menciptakan kesenangan yang luar biasa.
Kenyataan bahwa permainan judi ini adalah bagian dari riset kemudian membuat saya untuk menurunkan tensi permainan. Saya memilih untuk membuat tebakan 50 ribu saja. Tapi ini membuat saya lagi-lagi heran sekaligus menyesal. Tebakan saya sekali lagi benar dan uang yang terkumpul menjadi 250.000.
Ada perasaan gembira karena tebakan benar dan ada rasa kesal mengingat saya tidak bertaruh semuanya. Titik ini yang kemudian membuat mood yang dihasilkan terpecah.
Saya lalu memilih untuk menaikan tensi pertaruhan menjadi 100.000 dengan harapan kemenangan. Tiba-tiba muncul begitu saja target dalam kepala bahwa saya akan berhenti setelah menang satu juta. Setelah mesin berputar saya mengalami pertama kali kekalahan. Saya kalah taruhan 100.000 dan uang tersisa menjadi 150.000.
Fokus saya lalu menjadi kacau dari yang semula hanya ingin meriset menjadi menyiapkan analisis sungguhan untuk bertaruh. Pada akhirnya saya kalah secara berturut-turut hingga uang saya tersisa 790 rupiah.
Setelah kalah, isi kepala saya hanya memikirkan tentang permainan ini. Saya bahkan menyiapkan waktu khusus tambahan setelah kalah untuk mengecek pola permainan.
Pengecekan misalnya tentang berapa kali peluang merah dan hitam, berapa waktu yang dibutuhkan dalam 22 kali permainan dan masih banyak lagi prediksi trik yang saya pikir hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga.
Hal ini karena fokus dan keinginan terserap untuk satu tujuan yaitu menang. Apalagi sebagai pemula saya telah diberi rangsangan pengalaman kemenangan.
Rangsangan kemenangan ini kemudian memacu hormon dopamine untuk tetap berpikir tentang judi. Setelah pengalaman bermain judi ini, saya membutuhkan waktu 2 hari penuh untuk menghilangkan keinginan bermain judi.
Ada waktu ketika keinginan untuk mendepositkan uang untuk berjudi datang secara kuat. Tapi saya bersyukur saya memulai bermain untuk kepentingan riset. Saya perlahan paham bahwa sekali terjun dalam dunia judi akan sulit bagi seseorang untuk keluar. Apalagi mereka yang pernah merasakan kemenangan beruntun.
Energi besar ini yang kemudian menjadi cela maraknya industri hiburan judi di dunia bahkan pernah secara legal diberlakukan pemerintah Indonesia. Saya lalu menjadi sangsi dengan perkataan ”Judi untuk senang-senang”. Berdasarkan riset kecil saya, kesenangan dalam judi sekecil apapun akan menjerumuskan seseorang. Jangan pernah punya keinginan untuk berjudi bahkan untuk riset pengalaman sekalipun.
Artikel Lainnya
-
386301/05/2021
-
96124/05/2021
-
105206/10/2021
-
Perspektif Cadar dalam Islam: dari Landasan Ideologis menuju Aksesoris
31320/10/2024 -
298622/08/2021
-
100004/12/2020
