Logat Khas Komunitas Nelayan

Mahasiswi S1 UIN Sunan Ampel Surabaya
Logat Khas Komunitas Nelayan 15/07/2023 791 view Budaya Dokumen pribadi

Komunitas nelayan merupakan bagian penting dari kehidupan pesisir. Mereka bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian utama, seperti menangkap ikan, mencari makanan laut, dan mengarungi gelombang untuk mencapai tempat-tempat penangkapan ikan yang baik. Kehidupan sehari-hari di laut telah membentuk budaya unik yang tercermin dalam logat dan bahasa khas yang digunakan oleh para nelayan.

Logat komunitas nelayan sering kali mencerminkan kedekatan mereka dengan laut dan kehidupan maritim. Bahasa yang digunakan memiliki istilah-istilah khusus untuk menggambarkan jenis-jenis ikan, alat tangkap, kondisi cuaca, serta aktivitas sehari-hari di laut. Inilah pula komunikasi yang ditemukan pada komunitas nelayan di Desa Gisik Cemandi, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Suatu pemukiman masyarakat yang boleh juga disebut sebagai komunitas para nelayan, mereka adalah para pemanfaat agraris kelautan dari kearifan Indonesia. Mereka bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian utama, seperti menangkap ikan, mencari makanan laut, dan mengarungi gelombang untuk mencapai tempat-tempat penangkapan ikan yang baik. Kehidupan sehari-hari di laut telah membentuk budaya unik yang tercermin dalam logat dan bahasa khas yang digunakan oleh para nelayan.

Dalam pengamatan yang kami soroti, para nelatan Desa Gisik Cemandi ini kami menemukan beberapa keunikan tersendiri yang jarang didengar dalam kesehariannya. Bahasa yang mereka gunakan umumnya sama seperti yang kami gunakan, namun rupanya perbedaan ini terjadi antara komunitas nelayan dan non nelayan. Di antara keduanya terdapat perbedaan dalam pengucapannya, intonasi yang para komunitas nelayan ini gunakan juga berbeda dengan warga non nelayan. Yang umumnya para nelayan menggunakan intonasi yang sangat keras, namun berbanding terbalik dengan masyarakat non nelayan yang dalam penggunaan intonasi bahasanya sama seperti yang biasa kita gunakan.

Mungkin kebanyakan nelayan di daerah ini tidak begitu menggunakan logat khusus dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi bahasa yang terbilang unik akan selalu terdengar ketika berada di antara para nelayan ini. Namun bagi kami orang awam yang tidak begitu mengenal keseharian para nelayan, mendengar gaya bahasa mereka yang jarang kami dengar itu adalah hal yang unik. Dengan nada bicara yang begitu kerasnya, komunitas nelayan di Desa Gisik Cemandi justru menjadikan mereka semakin akrab. Mereka tak segan untuk saling berbagi bantuan saat melaut dan mengobrol ketika memilah ikan dan hasil tangkapan lainnya.

Para nelayan di sini memiliki pola dan ciri khas dalam mengutarakan komunikasinya pada penduduk lain tatkala melangsungkan interaksi sosial. Meski sederhananya komunikasi para nelayan terjalin lantaran adanya kesamaan tujuan yakni melaut, hal ini membuat mereka memiliki sebentuk cara dan makna dalam menyampaikannya. Pola yang terjadi pun didukung oleh kebiasaan mereka dalam kesehariannya.

Komunitas nelayan cenderung memiliki gaya berkomunikasi yang langsung, lugas, dan penuh dengan istilah-istilah yang terkait dengan memancing. Mereka mungkin menggunakan ungkapan singkat, kata-kata yang padat, dan bahasa yang efisien dalam berkomunikasi satu sama lain di atas perahu atau di pantai. Gaya berkomunikasi ini juga mencerminkan efisiensi dan kesederhanaan dalam berbagi informasi di tengah kondisi yang kadangkala keras di laut.

Komunitas nelayan juga memiliki frasa dan ungkapan umum yang sering digunakan dalam komunikasi mereka. Frasa dan ungkapan ini sering kali terkait dengan kondisi cuaca, keberhasilan memancing, atau situasi di laut. Mereka digunakan untuk menggambarkan pengalaman dan perasaan yang terkait dengan kehidupan nelayan.

Hal lainnya yang kami soroti adalah mengenai logat yang digunakan oleh komunitas nelayan, logat yang mereka gunakan memiliki peran penting dalam membentuk dan memperkuat identitas mereka. Dengan menggunakan bahasa khas ini, mereka menunjukkan keahlian, pengetahuan, dan kedekatan mereka dengan laut sebagai sumber kehidupan. Logat para nelayan ini juga mencerminkan kebanggaan mereka terhadap profesi mereka sebagai nelayan.

Selain itu, logat juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif antar nelayan-nelayan di Desa Gisik Cemandi. Nah, dalam kondisi laut yang keras dan seringkali berbahaya, penggunaan logat dan istilah-istilah khusus membantu mempercepat dan memperjelas komunikasi di antara mereka. Hal ini penting untuk keberhasilan penangkapan ikan dan keamanan selama berlayar.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya