Kepemimpinan Visioner, Antara Harapan dan Kenyataan
“ Aku merasa bahwa disatu waktu, kepemimpinan berarti kekuatan, tapi hari ini berarti maju bersama-sama dengan orang lain” Mahatma Gandhi
Ungkapan dari Mahatma Ghandi di atas, membuat kita semua tersadar, bahwa pemimpin adalah orang yang mengutamakan kerja bersama pengikut dalam segala situasi untuk mencapai tujauan bersama. Bukan orang yang merasa kuat dan mengabil keputusan sesuai dengan kehendak pribadi tampa melibatkan pengikut-pengikutnya.
Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan, berarti kita akan membahas lebih jauh tentang hubungan individu dengan dirinya, , maupun individu dengan sosial kemsyarakatan. Karena pada hakikatnya setiap orang yang lahir di muka bumi adalah seoranng pemimpin, sebagaimana yang dijelaskan oleh firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30 yang kirannya berbunyi “ Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “ Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…” Kata khalifah dalam firman tersebut, telah mensahihkan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini.
Entah itu pemimpin yang zalim, maupun pemimpin yang baik berdasarkan nilai-nilai agama, semua itu tergantung dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman dari seorang pemimpin.
Selain dalam firman tersebut, kita juga bisa mengetahui lebih jauh tentang kepemimpinan dari berbagai macam literatur, baik itu buku, media cetak , maupun media online. Misalnya dalam buku “ Kepemimpinan Strategis” yang ditulis oleh Dr.Ir. Djoko Soelestya, seorang dosen Universitas Muhammadiyah Gresik. Dalam buku tersebut, Djoko mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu, atau tidak mengerjakan sesuatu.
Senada dengan hal terbut R. Terry, seorang akademisi asal Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia mencapai tujuan bersama. Melihat dari pandangan kedua tokoh di atas kita dapat merangkum bahwa kepemimpinan lebih mengarah kepada kegiatan memepengaruhi tampa paksaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Meski begitu, tentu kepemimpinan itu sendiri bukan merupakan hal yang sederhana untuk dipahami. Karena jika dilihat dari berbagai literature, terdapat bermacam-macam tipe kepemimpinan . Baik itu kepemimpinan demokrastis, kepemimpinan otoriter, kepemimpinan paternalistik, kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan visioner serta tipe kepemimpinan lainyaa.
Jika dilekatkan pada kehidupan bernegara kita pada saat ini, maka konsep kepemimpinan yang harusnya dipakai adalah kepemimpinan demokrastis yang memiliki visi yang kuat dalam membangun bangsa dan negara, serta memiliki visi yang kuat untuk masa depan, yakni kepemimpinan visioner.
Namun, apakah pemimpin kita memiliki visi yang kuat untuk masa depan?, saya rasa tidak. Setelah beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini, para pemimpin kita tidak lagi steril dalam bernegara. Misalnya seperti yang masih hangat-hangatnya yaitu kasus politik dinasti yang memperlihatkan kebobrokan demokrasi. Dipertontonkan oleh presiden Joko Widodo yang dalam berbagai media, dikatakan sengaja membuat anaknya Gibran menjadi wakil presiden Prabowo Subianto. Dimana seakan-akan tidak ada orang lain yang lebih layak menempati posisi tersebut sehingga dipaksakan agar supaya anaknya presiden yang menempati posisi itu, dan hal inilah yang dapat mencederai sitem demokrasi negara kita.
Memahami Kepemimpin Visioner
Dalam memimpin sebuah lembaga dan organisasi tentu seorang pemimpin harus memiliki tujuan yang jelas serta rencana yang pasti untuk mencapai tujuan itu. Tujuan tersebut lebih dikenal dengan visi dari seorang pemimpin. Selain visi, ada juga misi, yang merupakan penurunan dari tujuan-tujuan yang telah direncanakan dengan berbagai strategi dalam pencapaian tujuan bersama.
Pemimpin yang memiliki tujuan dan tekat yang kuat disebut dengan pemimpin visioner. Lebih jauh lagi, kita bisa meminjam apa yang disampaikan oleh Yuni Siswanti, seorang dosen di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, yang dalam bukunya yang berjudul “ Meraih Kesuksesan Organisasi Dengan Kepemimpinan Manajerial yang Smart”, bilang bahwa kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang mengandung ambisi besar dalam memandang masa depan, dan mewujudkannya, dengan senantiasa percaya bahwa keinginan setiap orang dalam organisasi merupakan sesuatu yang amat berharga untuk dicapai dengan penuh pengorbaanan.
Karakteristik Kepemimpinan Visioner
Untuk melihat visioner atau tidaknya seorang pemimpin, tidak serta merta hanya dilihat dalam bagaimana ia membuat perencanaan dalam memimpin. Namun, harus didekatkan dengan berbagai karakteristik sebagai tolok ukur yang membuat pemimpin tersebut bisa diakatakan sebagai pemimpin visior. Tolok ukur tersebur dapat dibagi menjadi beberapa bagian penting.
Pertama, pemimpin harus mampu menghubungkan visi saat ini dengan visi di masa depan. Dalam hal ini harus ada perencanan yang kuat untuk menselaraskan tujuan ke depan dengan kondisi saat ini, agar supaya bisa menjadi preseden yang baik kedepannya.
Kedua, menggerakkan energi dan komitmen bagi seluruh anggotanya. Dalam hal ini, pemimpin dan anggota harus memiliki hubungan yang baik tanpa adanya demarkasih. Pemimpin visioner senatiasa menimbulkan inspirasi, semangat, komitmen, untuk mencapai tujuan bersama. Serta mampu menggerakkan pengikutnya menuju transendensi diri sehingga bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih kepada mencapai tujuan untuk kesejahteraan bersama.
Ketiga, Pemimpin visioner juga harus memiliki kemampuan untuk membangun standar keunggulan dan kualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat standar bagi para anggota dalam menilai kontribusi mereka terhadap organisasi.
Selain ketiga karakteristik tersebut, yang paling penting dari seorang pemimpin yang visioner adalah memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk memimpin. Memiliki daya tarik yang mendalam, berhubungan dengan perubahan serta memiliki idealisme yang tinggi.
Antara Harapan dan Kenyataan
Setiap rakyat dalam sebuah negara tentu mengharapkan dipimpin oleh seorang pemimpin yang baik dan bersahaja, serta memiliki nilai kepedulian yang tinggi terhadap rakyat atau pengikutnya. Kepedulian tersebut dapat teraktulisasikan lewat tujuan yang jelas dari seorang pemimpin yang visioner.
Contoh yang paling nyata dari pemimpin visioner adalah kepemimpinan dari nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam. Hal ini dibuktikan dengan sepak terjang beliau dalam membela agama Islam. Agama yang awalnya ditolak keras oleh orang kafir Quraisy pada saat itu. Namun dengan visi yang tinggi, Muhammad bisa mempertahankan Islam hingga sekarang ini. Bahkan, nabi rela difitnah, dicaci maki, bahkan sampai mau dibunuh. Namun nabi tetap kuat dengan visinya dalam mendakahwahkan Islam. Mulai berdakwah dari Mekkah secara sembunyi-sembunyi sampi mau dibunuh oleh orang kafir kemudian hijrah ke yastrib atau sekarang dikenal dengan Madinah. Nabi Tetap teguh dengan visinya.
Namun apakah fakta lapangan dari pemimpin kita pada saat ini ada yang memiliku visi yang kuat seperti nabi Muhammad SAW. Menurut saya tidak, kita semua berharap bahwa negara kita dipimpin oleh seorang pemimpin yang tulus untuk rakyatnya, namun kenyataannya tidak begitu. Fenomena Politik dinasti, banyaknya kasus pelanggaran Hak Asasi Mannusia(HAM) dan rusaknya lingkungan karena pertambangan menjadi daftar panjang ketidakpercayaan rakyat kepada pemimpin pada saat ini. Semoga ke depan, kita bisa memiliki pemimpin yang memiliki insentif yang kuat untuk melihat rakyatnya.
Artikel Lainnya
-
122813/12/2020
-
27016/10/2023
-
259809/02/2021
-
Potensi Warga Binaan Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan dalam Pembangunan Ekonomi Nasional
65227/07/2022 -
Keamanan Energi Jerman Pasca Konflik Rusia-Ukraina
147619/12/2023 -
Pembajakan Buku, Bisnis yang Jahat, dan Kemalasan
359302/03/2020