Pengembangan Sektor Wisata Dalam Peningkatan Lahan Pekerjaan

Pengembangan Sektor Wisata Dalam Peningkatan Lahan Pekerjaan 13/12/2019 3673 view Ekonomi wikimedia.org

Sektor pariwisata saat ini menjadi perhatian tersendiri dalam pembangunan suatu daerah, mengapa demikian? Hal ini dikarenakan sektor pariwisata memberikan kontribusi yang lebih terhadap negara.

Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alamnya yang menyimpan keindahan alam yang luar biasa mampu memberikan kepuasan tersendiri dalam menyajikan pariwisata berbasis alam yang juga sangat berpotensi untuk dikembangkan secara perlahan-lahan.

Berbicara tentang pariwisata, banyak kita ketahui bahwa pariwisata menjadi objek publik yang sangat dicari dan digemari oleh masyarakat Indonesia saat ini. Pasalnya orang-orang akan berlomba untuk memamerkan perjalanan wisata mereka lewat media sosial mereka dengan berbagi foto yang kekinian dan juga vlog yang di upload di akun pribadi mereka.

Dengan demikian pariwisata menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat sehingga sangat penting bagi pengelola wisata untuk melakukan pengembangan wisatanya agar semakin ramai dikunjungi oleh para pengunjung.

Pengembangan wisata ini diperlukan untuk kepuasan pengunjung dan juga memaksimalkan sektor wisata serta sistem perekonomian yang ada di dalamnya. Upaya pengembangan wisata dibutuhkan pula tenaga kerja yang membantu mengelola periwisata tersebut, sehingga wisata yang ada dapat terkelola dengan baik. Penyerapan tenaga kerja ini membuka peluang bagi penduduk sekitar untuk mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian atau skill yang mereka miliki.

Pengembangan wisata mampu mempengaruhi sistem perekonomian penduduk sekitar. Pasalnya dengan adanya wisata yang berada pada suatu lingkungan akan memunculkan suatu kreatifitas penduduk sekitar dalam memulai atau membuka sebuah usaha yang dapat menguntungkan bahkan dapat menjadi suatu pendapatan yang dapat diandalkan.

Dengan demikian dapat dilakukanlah kerjasama yang baik dalam pengembangan pariwisata antara penduduk setempat dan dengan pemilik wisata tersebut. Misalnya saja penduduk sekitar dapat menyewakan rumah mereka sebagai penginapan atau home stay bagi para pengunjung yang membutuhkan.

Mereka juga dapat berperan sebagai penyedia jasa tour guide bagi para pengunjung, atau membuka usaha kuliner khas daerah tersebut yang tidak hanya menjadi keuntungan pribadi namun juga sebagai pengenalan daerah mereka.

Pengembangan pariwisata juga harus dapat memenuhi harapan yang sesuai seperti fasilitas publik yang nyaman bagi para wisatawan. Pengembangan pariwisata menurut Pearce (1981: 12) adalah usaha untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Dengan demikian dalam pengembangan pariwisata harus tahu apa yang dibutuhkan para wisatawan saat ini, seperti misalnya adalah pengembangan berbagai spot foto yang menarik dan kekinian, selain itu juga tersedianya rest area yang nyaman, toilet yang bersih, tempat ibadah, jangkauan menuju lokasi yang mudah, dan lain sebagainya.

Pariwisata memberikan pengaruh dalam kehidupan perekonomian suatu negara, bangsa, maupun dunia. Keuntungan keuntungan yang diperoleh suatu negara yang mengembangkan industri pariwisata antara lain berupa bertambahnya kesempatan kerja, meningkatnya penerimaan pendapatan nasional yang berarti pula meningkatnya pendapatan perkapita, meningkatnya penghasilan pajak, dan memperkuat posisi neraca pembayaran Iuar negeri (Yoeti, 1980: 21-22).

Tak bisa kita pungkiri bila sektor pariwisata menjadi salah satu potensi daerah yang banyak dikembangkan masyarakat Indonesia. Melimpahnya kekayaan alam Indonesia dan uniknya budaya lokal yang kita miliki, memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik maupun turis mancanegara.

Sehingga tidak heran bila sampai hari ini sektor pariwista nasional yang menjadi penyumbang devisa terbesar kelima ini menjadi salah satu penyumbang dana yang cukup besar bagi pendapatan daerah di seluruh penjuru Nusantara.

Sektor pariwisata juga amatlah penting dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pemerintah daerah untuk membangun dan memelihara infrastruktur sehingga kualitas hidup masyarakat setempat juga meningkat.

Menurut laporan World Trade Organization (WTO), secara akumulatif, sektor pariwisata mampu mempekerjakan sekitar 230 juta lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi ratusan miliar dollar terhadap perekonomian di berbagai negara. Terlebih saat ini telah terjadi pergeseran negara tujuan wisata internasional dari negara maju ke negara-negara di Asia.

Hal ini menjadi peluang besar bagi pengembangan pariwisata Indonesia. Sayangnya daya saing pariwisata Indonesia masih cukup rendah dengan peringkat 74 dari 133 negara dan berada di bawah negara Thailand berdasarkan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF).

Pemberian peringkat didasarkan pada penilaian yang mencakup beberapa faktor yaitu kebijakan dan peraturan negara bersangkutan, pelestarian lingkungan, keselamatan dan keamanan, kesehatan dan kebersihan, dan prioritas pariwisata.

Selain itu, faktor penilaian lainnya adalah infrastruktur transportasi udara, infrastruktur transportasi darat, infrastruktur pariwisata, infrastruktur Informasi dan Teknologi (ICT), daya saing harga, sumber daya manusia, afinitas untuk sektor pariwisata, sumber daya alam dan sumber daya budaya. Dari poin-poin penilaian ini, kita bisa melihat dan menilai sendiri realita pariwisata yang sebenarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut dan menyelamatkan perekonomian bangsa, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah pusat harus lebih berkoordinasi dan lebih intens dalam mengawasi kepariwisataan daerah serta menjalin kerja sama dengan negara-negara lain seperti ASEAN dalam pengembagan kepariwisataan.

Adanya program-program pemerintah seperti Konferensi Pariwisata Nasional dan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diharapkan bisa meminimalisasi kendala-kendala yang menghambat dan menjadi jembatan bagi pusat dan daerah untuk menyamakan perspektif pembangunan pariwisata yang lebih komprehensif.

Pariwisata sebagai industri pelayanan atau jasa pada umumnya bersifat padat karya (labour intensive). Jenis tenaga kerja yang diminta pada dasarnya yang berpendidikan atau bahkan tidak berpendidikan. Suplai tenaga kerja seperti itu berlimpah di sebagian besar negara sedang berkembang atau di wilayah-wilayah yang miskin secara ekonomi.

Dengan demikian, maka dukungan pariwisata dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan atau mengurangi pengangguran menjadi lebih penting. Hanya saja perlu diketahui bahwa banyak jenis pekerjaan di bidang pariwisata yang bersifat musiman atau penggal waktu (part-time), tergantung dari banyak sedikitnya wisatawan yang datang.

Pembangunan pariwisata pada suatu wilayah dapat mengubah pekerjaan seseorang. Kemampuan dalam berbahasa (asing) menjadi penting bagi penduduk setempat dalam memilih jenis pekerjaan yang dapat dilakukan di sektor pariwisata.

Demikian pula harapan akan pekerjaan yang baik posisinya dalam industri pariwisata menumbuhkan minat untuk meningkatkan pendidikannya. Kesempatan kerja yang tersedia di sektor pariwisata mungkin pula dapat menarik seseorang yang bekerja di sektor ekonomi lain untuk beralih pekerjaan, misalnya dari pertanian ker sektor pariwisata (Pearce, 1983: 52).

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya