Milenial Riau, Antara Kenyataan dan Harapan

Jumlah penduduk Provinsi Riau menurut hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020) sebanyak 6,39 juta jiwa. Menurut kelompok umur, penduduk Riau didominasi oleh generasi milenial dengan jumlah mencapai 1,74 juta jiwa atau 27,24 persen.
Hasil Survei Angkatan Kerja (Sakernas) pada Februari 2020 juga menunjukkan bahwa penduduk bekerja di Riau didominasi oleh generasi milenial yang menacapai 1,29 juta orang. Dominasi generasi milenial ini diharapkan menjadi penggerak ekonomi di Riau. Namun, pada kenyataannya generasi milenial ini juga menyumbang pengangguran terbanyak di Riau. Diperlukan strategi agar generasi milenial yang enerjik dan paham teknologi ini mampu terserap di pasar tenaga kerja dan mampu memberikan kontribusi ekonomi yang maksimal, khususnya bagi Riau.
Generasi Milenial adalah penduduk yang lahir pada tahun 1981-1996. Usia mereka saat ini berada pada rentang 25 hingga 39 tahun. Generasi milenial mempunyai banyak kelebihan. Pertama, sebuah laporan penelitian oleh Ericson menyebutkan bahwa teknologi saat ini mengikuti gaya hidup generasi milenial. Tidak heran generasi ini lebih tech-savvy dibandingkan generasi sebelumnya. Smartphone, tablet atau laptop menjadi bagian dari keseharian milenial. Gadget banyak membantu milenial untuk lebih banyak melakukan hal produktif, seperti mencari informasi, menemukan ide, mengikuti online course ataupun berkomunikasi dengan kolega.
Kedua, generasi milenial sangat fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Di era digital saat ini, segala sesuatu berubah dengan cepat. Generasi milenial dianggap lebih fleksibel menghadapi perubahan tersebut.
Ketiga, dan yang paling menonjol dari generasi milenial adalah bekerja bukan hanya untuk uang. Tapi juga untuk pengalaman. Generasi ini lebih menghargai kerja tim yang solid. Kepuasan tidak lagi dari memperoleh uang, tapi juga dengan meng-eksplor tempat baru untuk pengalaman baru. Lebih senang menikmati liburan daripada membeli barang tersier.
Namun, generasi milenial juga bukan tanpa tantangan. Berbeda dengan generasi Z yang umumnya masih menjadi tanggungan orang tua, generasi milenial punya tanggung jawab lebih. Pada umumnya, generasi milenial saat ini sudah menikah. Tantangan generasi milenial saat ini adalah untuk mampu memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun bukan makanan, misalnya tempat tinggal.
Selain menanggung biaya hidup sendiri dan generasi setelahnya (anak), umumnya generasi milenial juga menanggung beban keuangan generasi sebelumnya (orang tua). Kondisi milenial ini hits dengan sebutan sandwich generation. Generasi ini terhimpit tanggungan finansial antara tiga generasi, yaitu diri sendiri dan pasangan, anak, serta orang tua. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat menggambarkan hal ini. Faktanya rasio ketergantungan di Riau semakin menurun.
Pada tahun 2010, rasio ketergantungan sebesar 55,50. Rasio ini tercatat menurun menjadi 43,03 persen pada tahun 2020. Artinya, dari 100 orang penduduk yang berusia kerja (dianggap produktif), mereka menanggung ekonomi 43 orang usia belum produktif dan tidak produktif lagi. Namun, rasio ini merupakan gambaran kasar. Karena walaupun rasio ketergantungan mengecil dibandingkan 10 tahun yang lalu, namun biaya hidup yang dikeluarkan menjadi lebih besar dibanding tahun 2010. Pada generasi ini, bekerja adalah cara untuk mampu memenuhi tuntutan finansial.
Dengan adanya tuntutan seperti itu, ternyata jumlah pengangguran terbanyak juga berasal dari kelompok usia milenial. Masih dari hasil Sakernas, jumlah pengangguran penduduk milenial di Riau pada Februari 2020 tercatat sebesar 44,76 ribu jiwa. Jika dipecah menurut golongan umur angkatan kerja, generasi milenial dapat dipecah menjadi 3 golongan, yaitu 25-29 tahun, 30-34 tahun, dan 35-39 tahun. Pengangguran tertinggi generasi milenial di Riau terdapat pada golongan umur 25-29 tahun, yaitu sebanyak 25,87 ribu pencari kerja. Selama 2018-2020, penggangguran di kelompok umur milenial usia 25-29 tahun ini merupakan yang paling banyak dibandingkan dua kelompok umur milenial lainnya.
Untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan terakhir turut mempengaruhi keberhasilan. Faktanya, terdapat perbedaan yang cukup besar antara tingkat pendidikan milenial di perkotaan dengan di pedesaan. Generasi milenial Riau di pedesaan didominasi oleh yang tidak tamat sekolah dasar (18,87 persen). Sementara untuk generasi milenial di perkotaan, didominasi oleh milenial dengan pendidikan terakhir SLTA (13,77 persen). Menurut status pekerjaannya, sebesar 51,33 persen penduduk milenial yang bekerja di Riau, memiliki status pekerjaan sebagai buruh atau karyawan.
Secara rata-rata, umumnya jumlah angkatan kerja milenial sebesar 40 persen dari jumlah angkatan kerja usia 15-60+ tahun pada periode 2018 hingga 2020. Dengan jumlah penganguran usia milenial rata-rata sebesar 3-5 persen terhadap angkatan kerja usia milenial, maka setidaknya pemerintah perlu menyiapkan penambahan lapangan kerja minimal sebesar 5 persen setiap tahunnya.
Jumlah pengangguran milenial di Riau perlu mendapatkan perlakuan khusus. Hal ini karena generasi milenial merupakan generasi yang sudah cakap teknologi. Penggunaan internet pada generasi milenial bukanlah masalah. Hal ini karena penggunaan internet di Riau, terutama di wilayah perkotaan, meningkat pesat beberapa tahun terakhir.
Baru-baru ini lokadata.id menobatkan ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru sebagai satu dari delapan kota yang paling potensial dalam pengembangan bisnis teknologi komunikasi dan informasi alias information and communication technology (ICT) di Indonesia. Ini bukan tanpa alasan. Alasan pertama adalah bahwa dalam kurun sembilan tahun terakhir, ekonomi Kota Pekanbaru tumbuh di atas rata-rata nasional. Kedua, kategori Informasi dan Komunikasi di Kota Pekanbaru tumbuh di atas rata-rata nasional. Dan yang ketiga, walaupun kategori ini tumbuh di atas rata-rata nasional, namun kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi masih dibawah 3,4 persen. Artinya, penciptaan lapangan kerja oleh milenial di kategori Informasi dan Komunikasi, terutama di Kota Pekanbaru masih sangat terbuka lebar.
Jika ditelaah lebih jauh, milenial saat ini mempunyai karakter yang tidak ingin dibatasi, mereka fleksibel terhadap perubahan, dan menyukai suasana kerja yang kolaboratif. Kondisi seperti ini diyakini bisa membuat milenial mampu berkembang baik secara personal maupun profesional.
Hasil Survei Milenial Deloitte Indonesia 2019: Bekerja Karena Alasan Status, menyimpulkan bahwa sebanyak 52 persen karyawan milenial menginginkan fleksibilitas waktu dalam jam kerja. Sebanyak 70 persen dari mereka mengharapkan perusahaan juga memfasilitasi karyawan untuk belajar hal-hal baru. Kemudian 59 persen karyawan milenial berharap kemudahan komunikasi termasuk penggunaan aplikasi yang mendukung komunikasi dalam bekerja. Suasana ini sangat cocok dengan perusahaan rintisan (startup). Perusahaan startup mengacu pada perusahaan-perusahaan yang layanan atau produknya berbasiskan teknologi.
Bidang yang digeluti pun bisa bervariasi, mulai dari pelayanan pembelian, keuangan, ritel hingga video games. Beberapa contoh perusahaan start-up yang telah besar saat ini adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia, OVO, Bulalapak dan Shopee.
Hal ini bisa menjadi inspirasi. Namun, untuk bisa langsung mendirikan Startup di tengah kondisi pandemi saat ini tentu tidak mudah. Lesunya perekonomian masih menjadi kendala. Pemerintah dapat mulai dari langkah yang sederhana dulu. Salah satunya adalah dengan pengembangan jiwa entrepreneur. Tenaga kerja milenial perlu didorong untuk menjadi entrepreneur yang memanfaatkan teknologi informasi.
Pelatihan wirausaha perlu ditingkatkan kualitasnya, perlu inovasi berbasis teknologi. Untuk tenaga kerja milenial dengan tingkat pendidikan yang rendah, diperlukan pelatihan keterampilan yang mampu meningkatkan skill dalam satu bidang yang diminati, dengan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pekerjaan. Jadi, pada akhirnya, milenial di Riau bukan lagi banyak yang mencari pekerjaan, tapi sudah mencipta lapangan pekerjaan. Mudah-mudahan.
Artikel Lainnya
-
79627/07/2022
-
89415/06/2021
-
57909/12/2023
-
Janus Face Program Pembangunan Eropa di Asia Tenggara
15906/07/2024 -
Nada dan Nalar: Pengaruh Musik dalam Membentuk Pola Pikir Manusia
27021/10/2024 -
98809/08/2021