Menghadapi Quarter Life Crisis
Kamu mungkin pernah dengar istilah quarter life crisis. Belakangan istilah ini banyak digunakan lagi gara-gara viralnya konten tentang “Usia 25 tahun idealnya punya apa?”.
Tapi tau gak sih kamu apa itu quarter life crisis, atau jangan jangan saat ini kamu lagi ada di fase tersebut. Ok, mari kita bahas sama sama. Menurut wikipedia quarter life crisis ini sendiri adalah istilah psikologi yang berkaitan dengan keadaan emosional yang biasanya dialami oleh orang orang yang berusia 20 sampai 30 tahun.
Di fase ini kebanyakan orang mulai mempertanyakan dirinya sendiri. Mulai ragu-ragu dengan jati dirinya. Apakah yang sudah dilakukan ini benar-benar sesuatu yang disukai atau cocok dengan dirinya sendiri? Lalu banyak juga yang mulai bosan dengan apa yang sedang dilakukan saat ini. Kemudian mereka juga dibingungkan dengan apa sebenarnya tujuan hidupnya.
Tidak cukup sampai di situ, parahnya lagi pada fase ini juga akan muncul berbagai kekhawatiran. mulai dari kekhawatiran seputar permasalahan finansial, ketika kamu mulai dibanding-bandingkan dengan teman-teman sekolahmu dulu yang mungkin sekarang sudah kerja di tempat yang lebih bagus atau punya pendapatan yang lebih besar. Sampai dengan masalah asmara, terlebih lagi budaya orang Indonesia yang suka “membully” kaum jomblo atau single yang dianggap punya strata lebih rendah dari pada yang udah nikah lebih dulu.
Hal ini sebenarnya bisa terjadi dan dialami seseorang karena pada usia ini mulai banyak pilihan hidup yang bermunculan dan harus dipilih. Tapi kamu tidak perlu khawatir, karena quarter life crisis ini adalah hal yang wajar dan dialami oleh banyak orang karena fase ini sendiri adalah transisi menuju ke fase kehidupan berikutnya. Atau bisa dibilang peralihan dari masa remaja ke usia dewasa.
Untuk menghadapi quarter life crisis ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Pertama, kenali dirimu lebih dalam. Kamu bisa mulai dengan mencari apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan yang kamu punya. Apa yang kamu suka dan apa yang pingin kamu capai dalam hidupmu nanti. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu nantinya akan memudahkan kamu untuk mengambil keputusan dan menentukan pilihan hidupmu.
Kedua, berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Sebenarnya masalah ini juga yang sering jadi pemicu terjadinya quarter life crisis. Jadi kamu cukup eliminasi saja faktor ini dari dirimu. Kamu bisa yakinkan dirimu sendiri bahwa membandingkan diri dengan orang lain hanya membuang-buang waktu. Kamu tidak harus mengikuti standar yang ditetapkan dalam lingkungan sosial misalnya standar usia menikah, jumlah pendapatan, dan lain-lain. Fokuslah dengan hal-hal yang ingn kamu capai dan yang membuat dirimu bahagia.
Ketiga, buat rencana dan tujuan yang ingin kamu capai. Mulailah pikirkan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ke depan untuk mendapat apa yang diinginkan. Berlatih disiplin dari hal-hal kecil dan pelajari hal-hal baru yang nantinya bisa membantu kamu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut. Dan jangan lupa tuliskan target-target yang pingin kamu capai di sebuah kertas dan tempelkan di tempat yang sering kamu lihat supaya kamu selalu teringat dan tidak mudah kehilangan motivasi.
Sudah pasti tidak akan mudah untuk melalui fase quarter life crisis ini. Akan ada banyak tantangan yang berbeda bagi setiap orang, ketika kamu menghadapi masalah dalam fase ini jangan ragu untuk bertanya dan berdiskusi dengan oran lain yang perduli dan bisa memberikan dukungan dan saran kepada dirimu. Jangan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri. Menyimpan masalah sendiri terlalu lama juga tidak baik untuk kondisi mental dan jiwa kamu. Jadi jangan pernah merasa malu atau ragu untuk berbagi masalah dengan orang yang benar-benar dekat dan kamu percaya.
Artikel Lainnya
-
157804/01/2021
-
54507/04/2024
-
126521/05/2020
-
Menyoal Dibukanya Kembali Izin Tambang Pasir Laut
53324/06/2023 -
Kurikulum AI Menuju Literasi Digital Atau Kemunduran Berpikir Kritis
20020/06/2025 -
109006/06/2021
