Melampaui Nation State Hamas-Israel

Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Andalas
Melampaui Nation State Hamas-Israel 21/04/2024 704 view Politik Cnn Indonesia

Nation state sebutan yang terbagi dari 2 kata yaitu nation adalah wilayah yang berisi sejarah, budaya dan agama, sedangkan state yaitu suatu sistem yang mengatur nation yang berada di dalamnya, sering kita sebut dengan negara. Jadi dapat disimpulkan nation state adalah suatu konsep politik yang berisikan sejarah, budaya, agama yang dihimpun dan diatur oleh negara melalui hukum dan undang-undang atau bisa juga dimaknai dengan wadah berbangsa.

Munculnya negara bangsa sebenarnya tidak terlepas dari dialektika intelelektual yang ingin melepaskan diri dari satu hegemoni tunggal yaitu hegemoni gereja, sehingga menimbulkan kegoncangan dan terbentuknyalah kedaulatan yang berlandaskan teritorial dan kepemilikan negara bangsa yang telah tersebar, kita lihat dan rasakan hingga hari ini.

Negara bangsa tidak terlepas dari gerakan nasionalisme atau cinta bangsa sehingga banyaknya memproduksi teks dan perkataan seperti melindungi kedaulatan, menjaga kedaulatan dan mempertahankan kedaulatan, tapi realitanya tidak hanya sekedar teks dan perkataan, melainkan juga praktek yang mampu kita lihat dari segi pertahanan seperti: tentara, kapal perang, pesawat perang dan juga kekuatan cyber, bahkan banyak negara meningkatkan anggaran pertahanan sebagai upaya gerakan kongret nasionalisme.

Melihat akan hal itu tentunya nasionalisme ibarat mati dan hidup atau bisa merujuk ke tagline Indonesia adalah " NKRI Harga Mati" semenjak adanya konsep tersebut, negara akan cenderung melakukan hal yang sama dengan teks dan perkataan berbeda, namun pemaknaannya yang sama.

Melihat banyak negara melakukan pemaknaan sama di masing-masing negara, maka timbul sikap saling sinisme satu sama lain agar konsep kedaulatan dapat dilanggengkan sebagaimana penulis telah jabarkan di atas (meningkatkan angaran pertahanan).

Melihat realitas semacam itu, tentunya dunia dalam kondisi yang sangat anarki dan potensial chaos satu sama lain, walau jika merujuk kepada teori realisme yaitu balancing of power, mungkin perang secara aktif dapat diminimalisir.

Melampaui Negara Bangsa

Pada tanggal 7 Oktober 2023 Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel, sehingga mengakibatkan manusia tewas mencapai 1.139 orang. Melihat kejadian tersebut Israel merespon dengan genosida serangan Hamas, sehingga menyebabkan kematian 30.800 jiwa di pihak palestina, dengan dalih israel kembali menyerang adalah wujud nasionalisme yang selalu digadang-gadangkan dan munculnya teks (self defense) dari pihak Israel karena adanya dilema kejadian di masa lampau yaitu Halocaust, padahal seharusnya kelompok Hamaslah yang berhak menggunakan kalimat tersebut, melihat kejadian itu musti harus dilihat sebagai tindakan absurd dengan argumentasi Israel yang tidak bisa diterima oleh akal sehat semua orang.

Dengan adanya sistem kedaulatan atau kepemilikan yang sering kita pahami sebagai wujud cinta tanah air dengan menjaga dan mempertahankannya, tentu hal semacam ini sebagai konstruksi positif di dalam pola pikiran negara, namun adanya sikap sinisme dengan negara lain, menyebabkan timbulnya kompetisi, selfish, dan agresif, "Ibarat teman satu kelas dipenuhi siswa ekstrovert dan ada satu yang introvert, namun, setelah ujian berlangsung orang yang introvert tadi mendapatkan juara, tentu semacam ini teman yang lain juga semakin was-was dan agresif kepada siswa yang  introvert tadi, dengan meningkatkan kekuatan juga secara masif, maka yang muncul sikap kompetisi, lambat laun munculnya sikap selfish bahkan kehilangan kendali, sikap kompetisi memang hal yang positif untuk menuntun sebuah kemauan dan tujuan, namun seringkali melanggar etika untuk mencapai tujuan dan kemauan tersebut".

Melihat pada zaman pra sejarah juga melakukan hal sama dan pola yang tidak jauh berbeda pada waktu berburu pengumpul, dengan tradisi chaos komunal yang satu dengan yang lain sana sini dalam bentuk pertahanan pula, kayaknya kalau kita hadapkan pada hari ini adalah bentuk yang lain secara modern dengan kendaraan yang berbeda pula.

Kedaulatan yang sering kita artikan sebagai seni hak dari semua negara yang ekslusif, dengan wujud nasionalisme yang selalu menyinari seluruh negara, mustinya harus dilihat dan dipahami konsep ini merupakan suatu seni pengendalian cinta yang berorientasi kepada ketidakberlebihan, sehingga bisa melihat sudut manapun, secara tidak sadar akan muncul kebijaksanaan dalam mengatur hasrat.

Di dalam buku Human Kind karangan Rutger Bergman ada sebuah bab yang berjudul "Sebuah Realisme Baru" di dalam bab tersebut juga dikutip perkataan Victor Frankl seorang psikiater dan neurolog Austria yang selamat dari korban Halocaust yaitu "Kita harus menjadi idealis dalam suatu cara, karena demikian kita menjadi realis sejati, yang sebenarnya”

Memakai sudut pandang di buku Human Kind dan melihat penjabaran yang penulis uraikan tadi, dengan adanya teks, percakapan, dan gerakan nasionalisme, maka tidak akan pernah lepas dari sikap saling sinisme, agresif, kompetitif, dan selfish, maka respons dari realitas tersebut adalah perlunya kesadaran utuh dan penuh untuk menerapkan landasan hukum salus populi suprema lex esto (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi)

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya