Lakunya Jasa Preman Menjelang Pesta Demokrasi
Demokrasi merupakan salah satu sistem pemerintahan dengan mengutamakan keputusan dan dinamika rakyat sebagai penggerak sistem kenegaraan. Melalui demokrasi masyarakat dengan latar belakang apapun memiliki peluang untuk menentukan nasib negaranya. Salah satu yang menjadi topik perhatian di sistem pemerintahan demokrasi adalah pemilihan umum atau bisa disebut juga pesta demokrasi. Pada pesta demokrasi, berbagai elemen masyarakat akan terlibat langsung tanpa memandang konstruksi kelas yang ada. Namun, dalam dinamika menjelang pesta demokrasi ini konstruksi kelas pada masyarakat dianggap sebagai pasar manifestasi kepentingan bakal calon elite yang berkuasa.
Menjelang pesta demokrasi, calon pemimpin akan menggalang dukungan dengan melakukan pendekatan pada kelas-kelas sosial tertentu. Pendekatan ini dilakukan dengan menargetkan gagasan yang ingin disalurkan. Dalam pendekatan menjelang pesta demokrasi fokus utama yang ingin dicapai calon pemimpin ialah dukungan pada kelas sosial tertentu. Dalam negara demokrasi keberadaan kelas memiliki fungsi utama dalam merepresentasikan penjaringan suara pilihan dan dukungan terhadap calon pemimpin yang kelak menentukan nasib kelas tersebut.
Dalam dunia politik, tinjauan etis merupakan paradigma yang terselip pada kepentingan golongan calon penguasa. Menjelang pesta demokrasi tinjauan etis kerap dilakukan dengan pertimbangan deontologis. Selain itu, berbagai claim etis juga kerap dilakukan untuk menghalalkan langkah strategi taktik politik (stratakpol) di masyarakat. Salah satu topik yang jarang dibicarakan menjelang pesta demokrasi ini ialah keberadaan kelas preman.
Kelas preman merupakan kelas yang paling berpengaruh di dalam masyarakat. Keberadaan preman merupakan hasil perkembangan historis dinamika masyarakat di Indonesia. Preman adalah sekelompok orang atau individu yang memiliki kuasa teritorial non hukum dengan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan ruang hidup. Dengan meninjau aspek historis, keberadaan preman dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang menginginkan kebebasan atas ketertindasan sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan preman pada masa lampau merupakan kelompok masyarakat sipil yang ditindas oleh penjajahan. Pada masa tersebut masyarakat tidak menginginkan hidup dengan membudayakan tindakan kekerasan. Namun, dikarenakan masyarakat mulai semakin resah atas sistem pemerintahan penjajah. Maka, masyarakat pun menghimpun kekuatan dengan melakukan kekerasan untuk memerangi sistem yang ada.
Namun, keberadaan preman di masa sekarang ini sudah mengalami evolusi tapi tetap mempertahankan ciri khasnya. Preman di masa sekarang ini masih memegang marwah kelompok yang menginginkan kebebasan dalam kepentingan hidup. Akan tetapi, mereka juga menggunakan hidup mereka sebagai jasa yang dibisniskan bagi siapapun yang mau memakainya (jasa kekerasan). Dengan demikian, keberadaan preman secara deontologi merupakan kelompok yang diperbolehkan melakukan apapun untuk menunjukan eksistensinya sebagai seseorang yang bebas. Melalui kebebasan tersebut preman juga menyelinap dalam masyarakat sebagai kelompok yang menghimpun kekuatan pada dukungan politik. Sehingga, keberadaan preman menjelang pesta demokrasi ini cukup diperhitungkan.
Relasi Preman dan Penguasa
Keberadaan preman merupakan sebuah ancaman bagi beberapa golongan yang ada di penguasa. Namun, preman juga bisa diperalat oleh penguasa. Adapun cara penguasa memperalat preman ini merupakan bentuk politik subkontrak. Politik subkontrak adalah bentuk strategi politik yang digunakan oleh elite berkepentingan dengan menggunakan jasa orang di luar mereka tanpa adanya keterlibatan langsung. Preman dan penguasa merupakan hubungan dinamika kelas penguasa dan kelas masyarakat bawah. Dalam interaksi kedua belah pihak tersebut, tidak semua pihak mampu menunjukan eksistensinya sebagai kelas yang saling bergantungan di hadapan publik.
Menjelang pesta demokrasi, preman yang merupakan golongan sosial yang perlu mendapatkan perhatian calon pemimpin. Perhatian kepada preman ini merupakan bentuk kampanye yang dinilai paling murah secara ekonomis. Hal ini dikarenakan dalam menggerakan preman, pemimpin tidak perlu membutuhkan alat peraga kampanye yang mahal. Perlunya ada perhatian khusus preman dalam interaksi penguasa dan masyarakat merupakan manifestasi objek sosial pada suatu daerah.
Selain itu, seorang calon pemimpin melakukan kampanye di suatu daerah pasti di sana banyak ancaman. Untuk menanggulangi ancaman tersebut calon pemimpin sebelum terjun ke masyarakat, mereka lebih mengutamakan berkomunikasi dengan premannya terlebih dahulu dari pada pada sosok pemimpin di sana. Dengan adanya komunikasi terhadap preman maka keberadaan kampanye yang ada di lapangan akan terkontrol. Hal ini dapat terjadi dikarenakan seorang preman perlu menunjukkan keberpihakannya pada kegiatan kampanye yang ada di dalam kuasa teritorialnya. Dengan adanya kepentingan kampanye tersebut, calon penguasa bisa mempertimbangkan lokasi kampanye dengan memperhitungkan keuntungan satu sama lain.
Dengan terjalinnya hubungan baik dengan preman maka calon pemimpin ini akan mendapatkan legitimasi keamanan non struktural. Sehingga ketika calon pemimpin ini akan terjun kampanye ke lapangan (daerah teritorial preman), mereka akan mendapatkan jaminan keamanan dan pengawalan. Dengan adanya dua faktor itu, maka masyarakat yang berada di dalam territorial preman tersebut akan merasa aspirasi mereka didukung dengan adanya kampanye yang dilakukan oleh calon pemimpin yang akan memperhatikan nasib mereka di masa yang akan datang.
Selain itu, kegunaan preman ini juga dibutuhkan oleh calon pemimpin yang ingin kampanye di daerah rawan konflik. Dengan adanya daerah yang rawan konflik ini maka masyarakat akan memiliki kecenderungan untuk skeptis dan krisis kepercayaan terhadap calon pemimpin yang akan datang berkampanye.
Dengan mengetahui kondisi sosial tersebut, calon pemimpin yang ingin melakukan kampanye di daerah rawan konflik ini, maka calon pemimpin ini akan mengupayakan pemetaan orang-orang yang bisa diajak bekerja sama. Dalam daerah rawan konflik ini, preman merupakan objek sosial yang paling menjanjikan. Hal ini dikarenakan preman merupakan pelindung dan orang yang ditakuti oleh masyarakat. Calon pemimpin dalam menyuarakan kampanyenya akan menggunakan preman dalam jaringan politiknya untuk mendapatkan dukungan masyarakat di daerah rawan konflik tersebut. Dengan menggunakanya jasa preman ini, masyarakat dinilai akan mudah melunak dikarenakan preman ini mampu menumbuhkan kepercayaan dan dukungan politik secara kultural.
Preman dan Kepentingan Ekonomi
Menurut Ian Douglas Wilson dalam bukunya berjudul "Politik Jatah Preman" dijelaskan bahwasanya, preman adalah segolongan penguasa non struktural pada ruang terkecil dari negara. Adapun ruang yang dimaksud ialah kampung, pasar, pertambangan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, preman merupakan sekelompok orang yang paling berpengaruh tapi tidak memiliki jabatan yang ada dalam struktural masyarakat.
Selain itu, preman biasanya juga disebut dengan kelompok yang dibisniskan sebagai jasa kekerasan dan pengamanan. Dalam kaitanya dengan kepentingan ekonomi, preman kerap digunakan sebagai jasa dalam mengamankan territorial ekonomi dari ancaman persaingan.
Dalam tinjauan etika politik, keberadaan preman merupakan status deontologi yang mengaitkan pada langkah etis yang selayaknya dilakukan tokoh politik tanpa adanya tinjauan keseluruhan, termasuk dalam masa mendekati pesta demokrasi 2024 ini. Preman jasanya akan semakin laku dengan beberapa kepentingan. Lakunya jasa preman ini terjadi karena ada pertimbangan ekonomis pada proyek pemerintah dalam memeratakan ekonomi.
Dalam membangun proyek pemerintah, terkadang preman kerap menghimpun massa dalam menolak pembangunan. Melalui penolakan calon pemimpin merasa akan semakin rugi jika tidak melibatkan jasa preman. Dengan adanya ketakutan itu, calon pemimpin akan membayar preman dengan memberikan jaminan kehidupan baik lingkungan atau pun ekonomi di masa yang akan datang.
Selain itu, dalam konteks masa-masa menjelang pesta demokrasi, preman yang berada khususnya di wilayah target kampanye perlu disokong kehidupannya oleh calon pemimpin. Langkah ini dilakukan untuk menghindari konflik yang akan terjadi dan memiliki peluang berkepanjangan. Dengan adanya, sokongan kebutuhan ekonomi maka preman akan tercukupi ekonominya lalu preman itu akan membalas jasa dengan mencari dukungan suara. Logika yang digunakan dalam menggunakan jasa preman ini ialah untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat atas daerah target kampanye. Dengan adanya, kepercayaan yang tumbuh ini calon pemimpin akan mendapatkan masukan saran propaganda untuk menentukan langkah apa yang layak didapatkan ketika calon pemimpin itu terpilih.
Kemudian, dalam kaitanya ekonomi dan pesta demokrasi preman biasanya mendapatkan jatah sebagai tim sukses. Dengan adanya jatah tersebut maka preman itu akan mendapatkan mata pencaharian. Kebutuhan atas mata pencaharian preman ini cenderung tidak bisa dijelaskan secara umum. Oleh sebab itu, menjelang pemilihan umum ini preman dipekerjakan sebagai tim sukses.
Artikel Lainnya
-
31109/12/2024
-
96028/09/2022
-
67926/01/2024
-
Mendongkrak Literasi Indonesia
103226/04/2021 -
Sebuah Kesialan Berada dalam Realita Serupa Fiksi Distopia
100120/10/2023 -
Resesi Ekonomi Indonesia Saat Digempur Corona
317923/04/2020
