Kuliah dengan Jalur Beasiswa atau Uang Pribadi?

Pegawai
Kuliah dengan Jalur Beasiswa atau Uang Pribadi? 23/08/2022 751 view Pendidikan id.depositpjotos.com

Lebih kurang lima tahun berkutat dengan dunia perbeasiswaan membuat pengalaman saya bertambah begitu pula dengan jaringan pertemanan. Bagi mereka yang selalu haus akan pendidikan, memperoleh beasiswa bisa jadi merupakan pilihan yang menggiurkan. Memperoleh ilmu dan gelar dengan tanpa mengeluarkan sepeserpun rupiah, bahkan bisa menabung dari kelebihan living allowance yang diberikan, pastinya merupakan tawaran yang sayang untuk disia-siakan.

Tapi saya berbicara di sini bukan sebagai alumni, hanya seorang pribadi yang terbiasa memantau pergerakan para penerima beasiswa, kendala yang mereka hadapi, baik dari segi akademik maupun non akademik. Tugas yang menantang sekaligus menyenangkan sebab dijalankan bersama rekan kerja yang sudah seperti keluarga.

Mengapa Harus Beasiswa?

Pertanyaan ini tentu saja akan sangat mudah dijawab, sederhana saja, karena dengan memperoleh beasiswa kita tidak perlu pusing-pusing memikirkan biaya kuliah yang kian hari kian meroket.

Benar, sama sekali tidak salah. Tetapi dibalik itu, ada hal lain yang bisa jadi alasan dan pertimbangan. Setiap pribadi bisa jadi memiliki pemikiran yang berbeda. Lalu, haruskah mengambil beasiswa atau lebih baik kuliah secara mandiri dengan uang pribadi? Bagaimana menurut pendapatmu?

Kuliah, baik di dalam maupun luar negeri tentu saja memiliki tantangannya masing-masing. Pemberi beasiswa pun beragam dan menawarkan berbagai platform yang tak melulu sama. Yang perlu kita perhatikan ketika memilih untuk apply pada suatu program beasiswa adalah biaya apa saja yang ditanggung dan layanan apa saja yang bisa mereka berikan bagi para awardee.

Biaya kuliah? Biasanya ini merupakah hal utama yang ditawarkan oleh para sponsor dan mengambil porsi pembiayaan paling besar, serta paling menarik bagi para calon penerima beasiswa. Tetapi kita juga perlu jeli untuk membaca lebih detail lagi, apakah tuition yang ditanggung tersebut full atau hanya sebagian. Jangan sampai harapan berlebihan hanya menjadi kekecewaan disebabkan kekurangtelitian dalam membaca informasi penawaran beasiswa yang disampaikan oleh sponsor.

Biaya lain-lain yang bisa diterima oleh awardee, antara lain living allowance (biaya hidup) yang besarnya biasa menyesuaikan daerah di mana kampus tempat awardee menimba ilmu berada. Besaran living allowance bisa berbeda antar sponsor. Calon awardee perlu jeli dalam membandingkan living allowance mana yang lebih menguntungkan.

Ada juga pihak sponsor yang menanggung biaya apply kampus sebelum menerima LoA, biaya pengiriman barang, biaya seminar, sampai dengan biaya asuransi. Semua itu dilakukan dengan tujuan supaya para awardee bisa lebih fokus menjalani perkuliahan tanpa perlu memikirkan biaya hidup dan biaya ini itu lainnya.

Terlepas dari sekian banyak keuntungan pembiayaan yang ditawarkan pihak sponsor tersebut, mengapa tidak semua pencari ilmu akan serta merta memilih untuk apply pada suatu program beasiswa tetapi lebih memilih untuk kuliah mandiri?

Yang pertama, tentu saja suatu program beasiswa memiliki keterbatasan kuota. Tidak semua yang mendaftar akan diterima. Dibutuhkan perjuangan yang lebih di bidang akademik dan semangat untuk senantiasa memperluas jaringan sehingga informasi program beasiswa bisa diperoleh.

Hal selanjutnya yang membuat si pencari ilmu lebih memilih untuk kuliah mandiri adalah pertimbangan dari sisi ekonomi. Bagi para pekerja yang ingin melanjutkan kuliahnya, hitung-hitungan pendapatan dari gaji dan tunjangan setelah dipotong karena melakukan tugas belajar (karena memperoleh beasiswa) jauh lebih sedikit dari pada penerimaan yang akan diperoleh dari kemungkinan selisih living allowance dan biaya lainnya yang ditawarkan pihak sponsor. Tidak memungkinkan membawa keluarga (apabila lokasi kampus berbeda dari homebase) pun membuat pengeluaran yang harus dikeluarkanpun membengkak. Ada dua dapur yang harus mengepul asapnya. Belum lagi dampak psikologi harus berpisah jauh dari orang-orang terkasih membuat kuliah dengan program beasiswa menjadi pilihan yang kurang diminati.

Terlepas dari hal tersebut, bagaimanapun juga bisa kuliah dengan memperoleh beasiswa merupakan pilihan yang prestisius. Bagi para pengejar beasiswa, lulus tahap demi tahap dalam seleksi dan bisa apply ke kampus dengan jurusan yang diharapkan merupakan sebuah tantangan tersendiri. Tentu saja menyenangkan apabila kemudian bisa pulang dengan membawa pengalaman berharga sekaligus gelar yang bisa menjadi cerita bagi anak cucu.

Lalu, mengapa harus berlomba-lomba mengejar beasiswa? Karena kamu butuh tahu seberapa jauh kakimu sanggup melangkah.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya