Berhenti Mengglorifikasi Peluncuran Roket Falcon 9 SpaceX!

Pekerja Barang Dagangan dan Menulis di Komunal Nokturnal
Berhenti Mengglorifikasi Peluncuran Roket Falcon 9 SpaceX! 08/06/2020 1454 view Lainnya foxbusiness.com

“Wah keren banget yah SpaceX bisa meluncurkan roket luar angkasa”

Inilah pendapat sebagian besar netizen perihal berita yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di media sosial. Dilansir dari Republika.co.id, perusahaan roket yang didirikan Elon Mus, SpaceX meluncurkan roket Falcon 9 dengan kapsul Crew Dragon sekaligus membawa dua astronaut yaitu Robert L. Behnken dan Douglas G. Hurley.

Berita ini pun menjadi bahan perbincangan netizen di seluruh dunia, termasuk netizen Indonesia. Sebagian besar pastinya mengapresiasi bahkan mengglorifikasi apa yang dilakukan perusahaan SpaceX. Sebabnya karena perusahaan milik Elon Musk ini menjadi bisnis swasta pertama yang berhasil membawa manusia ke luar angkasa, mengingat sebelumnya hanya otoritas negara yang melakukannya.

Tulisan ini bukan berisi penolakan mengapresiasi apa yang dilakukan perusahaan SpaceX, karena bagaimanapun ini adalah kemajuan ilmu pengetahuann khususnya dalam bidang Astronomi. Tetapi tulisan ini berupaya memperlihatkan ada yang janggal ketika para netizen terlalu menggorifiasi keberhasilan perusahaan roket SpaceX , lalu melupakan problem konkrit yang jelas-jelas terjadi di sekitar kita.

Sebelumnya penting membedakan dua jenis pengetahuan berdasarkan keberpihakan pengetahuan disebarluaskan. Pertama, yaitu jenis pengetahuan yang menjawab problem konkrit masyarakat dengan keberpihakan pada rakyat tertindas. Penindasan ekonomi politik akibat sistem kapitalisme yang membuat kemiskinan dan ketimpangan dirasakan orang-orang miskin, adalah salah satu pengetahuan yang bisa masuk kriteria pengetahuan pertama ini.

Termasuk pengetahuan-pengetahuan yang menjawab problem diskiriminisasi identitas diantaranya diskriminal akan orientasi seksual, agama, suku, ras dan diskriminasi identitas lain. Termasuk kasus George Floyd yang akhir-akhir inni juga ramai diperbincangkan netizen.

Kedua, berbanding terbalik dengan yang pertama, pengetahuan jenis kedua berisi pengetahuan yang sama sekali jauh dalam menjawab permasalahan konkrit yang dialami masyarakat, juga punya keberpihakan pada segelintir orang saja yang biasanya punya kekuasaan dan punya modal dan sarana produksi.

Sekarang kita coba melihat informasi yang telah disinggung sebelumnya yaitu tentang peluncuran roket Falcon 9 oleh perusahaan swasta SpaceX. Sebelum menjelaskan apakah informasi ini masuk jenis pengetahuan yang pertama atau kedua, penting diketahui perihal informasi singkat tentang perusahaan dan masalah yang sempat dihadapi perusahaan ini.

Perusahaan dengan nama lengkap Space Exploration Technologies Corporation ini didirikan pada tanggal 7 Mei 2002. Pemiliik perusahaan ini seperti yang telah disinggung sebelumnya adalah seoarang industrialis asal Amerika, Elon Musk. Awalnya perusahaan ini beroperasi di El Segundo tetapi sekarang berpindah wilayah operasi di Hawthorne, California. Di balik kesuksesannya saat ini, dalam perjalanannya SpaceX sempat diisukan dengan kabar miring, yaitu perusahaan yang dianggap melanggar hak-hak pekerja.

Dilansir dari Liputan6.com, ada seoarang mantan teknisi SpaceX dengan nama Stan Saporito yang menuntut kepada SpaceX karena dianggap telah melanggar hak-hak pekerja. Saporito mengungkapkan bahwa pegawai SpaceX tidak pernah diberi upah lembur ataupun istirahat makan siang, bahkan pekerja dipaksa untuk melakukan pekerjaannya lebih lama dari jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Perlu jadi catatan bahwa SpaceX sejak lama dikenal sebagai perusahaan dengan kebiasaan kerja yang sangat berat dan durasi pekerjaan yang lebih lama dibanding pekerjaannya lainnya. Inilah menurut saya yang juga harusnya layak menjadi sorotan untuk teman-teman netizen yang budiman dan baik hati. Jangan hanya terus menerus mengglorifikasi peluncuran roket Falcon 9 tanpa melihat secara mendalam aktor, tujuan dan keberpihakan di dalamnya.

Kembali dengan persoalan peluncuran roket Falcon 9 oleh SpaceX, saya melihat bahwa pengetahuan akan hal itu jauh dari menjawab permasalahan konkrit yang dialami masyarakat saat ini juga tidak berpihak pada masyarakat tertindas.

Kita bisa melihat ketika setelah para netizen mengonsumsi pengetahuan akan berita itu. Bisa terlihat tidak punya dampak-dampak apa-apa, walaupun hanya sekedar refleksi untuk selalu berpihak pada masyarakat tertindas.

Yang hadir hanyalah para netizen yang mengglorifikasi berita itu sangat menyanjung keberhasilan perusahaan SpaceX, juga mengagungkan kapitalis besar, siapa lagi kalau bukan Elen Musk. Tanpa melihat dan berpihak pada pekerja atas permasalahan yang dihadapi.

Beberapa komentar yang mengemuka seperti ini: "Sekarang perusahaan Amerika udah bisa buat roket, perusahaan Indonesia kapan yah bisa gitu?" atau yang lain "Pasti Elen Musk memiliki pengetahuan sangat luas buktinya bisa menerbangkan roket seperti itu ke luar angkasa, dan juga pastinya pekerja di perusahaan SpaceX sangat bangga dengan perusahaan tempat ia bekerja." Itulah beberapa komentar netizen yang menurut hemat saya tidak kritis menanggapi sebuah berita yang tersebar di media-media sosial.

Opini saya ini hanyalah murni subjektif belaka, sekali lagi tulisan ini bukan tidak memberikan apresiasi atas perkembangan pengetahuan termasuk penerbangan roket Falcon 9. Melalui melalui tulisan ini saya menyoriti repson para netizen yang hanya mengglorifikasi berita itu tanpa melihat dengan tinjauan kritis dan mendalam.

Sudah saatnya menurut saya, kita dan seluruh netizen mencoba mengonsumsi dan mengglorifikasi pengetahuan yang bisa menjawab permasalahan yang ada.

Sudah saatnya kita membuka mata di sekeliling kita apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini. Bisa dilihat masih banyak penindasan yang terjadi. Contohnya kasus jutaan pekerja yang di PHK dan problem rasial yang biasanya dialami masyarakat Papua. Yang harus dilakukan ialah memberikan ruang kebebasan bagi apapun identitas yang melekat dalam diri setiap manusia.

Sekali lagi berhenti mengglorifikasi berita peluncuran roket Falcon 9, dan memulai hidup dengan mengonsumsi, memproduksi pengetahuan yang berpihak pada kelas tertindas, juga tak luput melakukan praktis sosial, minimal memberikan makan untuk orang-orang miskin di sekitar kita.

Menutup tulisan ini saya mengutip salah satu tokoh komunis Karl Marx, yang mengatakan “Sejarah dari umat manusia ialah sejarah perjuangan kelas” pastinya yang dimaksud ialah perjuangan kelas pekerja yang tertindas oleh kelas borjuis. Dan penting diketahui salah satu borjuis besar ialah Elon Musk!
 

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya