Virus Corona di Indonesia, Sudah Siapkah Kita?

Virus Corona di Indonesia, Sudah Siapkah Kita? 09/03/2020 1563 view Opini Mingguan pixabay.com

Polemik kebal dan tidaknya Indonesia terhadap virus corona (covid-19) akhirnya terjawab pada Senin, 02/03/2020. Melalui siaran pers yang bertempat di Istana Kepresidenan Jakarta, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 2 WNI yang beralamat di Depok, Jawa Barat terkonfirmasi positif terpapar virus Corona.

Siaran pers ini juga secara tidak langsung membantah teori yang berkembang bahwa virus corona tidak bisa hidup dan bertahan di daerah dengan iklim panas seperti di Indonesia. Namun pada akhirnya, Indonesia menjadi salah satu Negara di Asia yang terpapar virus corona.

Terkonfirmasinya Indonesia sebagai salah satu negara yang terjangkit virus corona hanya dalam beberapa hari saja membawa dampak dan kepanikan yang luar biasa hebat. Misalnya saja harga masker yang meroket serta kepanikan akan ketersediaan bahan pokok makanan (panic buying). Lalu pertanyaannya, sudah siapkah kita berperang melawan corona ?

Total orang yang terinfeksi virus corona sebanyak 98.424 dengan angka kematian mencapai 3.386. Sedangkan 10 Negara teratas dengan jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona adalah China, Korea Selatan, Italia, Iran, Diamond Princess, Jerman, Perancis, Jepang, Spanyol dan Amerika Serikat (Kompas.com, 06/03/2020).

Langkah dan berbagai kebijakakan drastis pun diambil sejumlah Negara demi meredam penyebaran virus corona seperti isolasi kota (china), memberlakukan larangan masuk bagi para pendatang (Korea Selatan), menunda pergelaran kompetisi sepak bola (Italia). Indonesia sendiri pun akhirnya mengambil sikap berupa larangan masuk/berkunjung bagi wisatawan dari beberapa negara seperti China, Korea Selatan, Italia dan Iran.

Pengamanan jalur masuk dan keluar bandara akhirnya diperketat dengan diberlakukan pengecekan suhu tubuh. Ya, pengaruh virus corona ini memang luar biasa hebat sebab pemberitaannya yang massif dilakukan oleh media, penyebarannya yang sangat cepat serta potensi bahaya yang mampu menyebabkan kematian.

Jika kita bandingkan, kondisi geografis Indonesia dengan 10 negara teratas yang terpapar infeksi dan kematian akibat virus corona maka Indonesia harus ekstra hati-hati dan harus mampu mencegah sedini mungkin penyebaran virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Sikap ekstra hati-hati ini perlu diambil sebab, pertama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki pulau-pulau kecil yang berada di posisi terdepan dengan jumlah 92 pulau dimana 67 pulau berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Australia, India, Timor Leste, Filipina dan Papua Nugini. Artinya peluangnya sangat besar untuk seorang (WNI/WNA) dari negara lain masuk ke Indonesia secara bebas tanpa dilakukan pemeriksaan suhu tubuh terlebih dahulu.

Dengan kondisi ini, pemerintah Indonesia harus mengambil sikap dengan memberlakukan penjagaan ketat bukan hanya di jalur masuk udara dan darat tetapi juga di jalur laut. Selain penjagaan ketat di bandara, jalur laut juga harus menjadi prioritas dari sekarang sebab jalur laut Indonesia adalah jalur terfavorit untuk penyelundupan narkoba, illegal fishing, serta mafia migas. Panjang perbatasan laut Indonesia adalah 99.093 Km (bnn.go.id). Mirisnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) sendiri mengakui bahwa panjangnya perbatasan laut Indonesia tersebut tidak akan mampu dijaga oleh petugas perbatasan. Artinya bahwa wabah virus corona sekarang sedang mengintip Indonesia lewat perbatasan jalur laut dan bisa kapan saja masuk ke Indonesia.

Selain itu ada beberapa perbatasan di Indonesia yang terpisah secara administrasi negara tetapi tetap satu dalam konteks budaya maupun keluarga. Misalnya perbatasan antara negara Timor Leste dan Indonesia. Karena Perbatasan Timor Leste-Indonesia basisnya adalah budaya dan kekeluargaan maka aktivitas masyarakat pada daerah perbatasan selalu terjadi kapan saja.

Dengan demikian, kondisi ini juga harus disikapi secara tegas oleh pemerintah Indonesia dengan melarang segala aktivitas apapun yang bisa berpengaruh terhadap penyebaran virus corona. Otoritas perbatasan Timor Leste-Indonesia sudah harus belajar dari penyebaran virus ASF (African Swine Fever Virus) yang menyerang ternak babi milik peternak di pulau Timor baru-baru ini.

Jumlah ternak babi yang mati akibat terserang flu babi Afrika (ASF) telah mencapai 753 ekor (Kompas.com, 02 /03/2020). Hal ini disebabkan karena pulau Timor yang letaknya bersebelahan langsung dengan Timor Leste. Maka dari itu, semua akses perbatasan baik jalur legal dan jalur-jalur illegal (tikus) harus dijaga super ketat oleh otoritas perbatasan setempat agar tidak kecolongan lagi seperti wabah virus ASF.

Kedua, edukasi tentang kebiasaan mencuci tangan harus menjadi tonggak awal langkah pencegahan penyebaran virus corona. Ini penting sebab World Health Organization (WHO) sendiri yang menyarankan langkah perlindungan dasar terhadap virus corona adalah mencuci tangan.

Langkah ini disarankan karena mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh akan membunuh virus yang mungkin ada di tangan. Di Indonesia sendiri, kebiasaan mencuci tangan masih belum merupakan kebiasaan yang mengakar di masyarakat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam catatan terkait profil kesehatan Indonesia Tahun 2018 menemukan bahwa terjadi 10 kali Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare pada tahun 2018 yang tersebar di 8 Provinsi, 8 Kabupaten/Kota dengan jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang. Data ini menunjukan bahwa mencuci tangan belum menjadi hal penting yang mengakar di masyarakat Indonesia sehingga penyakit diare masih saja menghantui kita. Maka dari itu, edukasi tentang kebiasaan mencuci tangan harus menjadi program pencegahan pemerintah terkait penyebaran virus corona dan harus massif dilakukan dari sekarang.

Dari beberapa kondisi di atas, maka kita kembali ke pertanyaan awal. Sudah siapkah kita berperang melawan virus corona? Siap atau tidak siap, pada kenyataannya kita harus siap sebab virus yang berasal dari Wuhan ini sudah masuk ke negara Indonesia dan sedang mengintip dalam setiap aktivitas kita sehari-hari.

Pastinya virus ini bisa mengancam siapapun, kapanpun dan dimanapun. Maka dari itu, tugas kita sekarang adalah menyiapkan pencegahan sedini mungkin untuk menjaga kesehatan dengan tidak melakukan kontak langsung dengan sumber yang terpapar. Selain itu, mulai membiasakan diri dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan pakai sabun dalam setiap aktivitas kita.

Referensi :

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/06/130139623/update-virus-corona-6-maret-90-negara-terinfeksi-55637-orang-sembuh

https://bnn.go.id/menjaga-laut-indonesia-dari-narkoba/

https://regional.kompas.com/read/2020/03/02/12213411/babi-yang-mati-karena-asf-di-kabupaten-belu-ntt-bertambah-jadi-753-ekor

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. 2019. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya