Risalah tentang Cinta

Orang yang terjebak
Risalah tentang Cinta 23/10/2023 148 view Lainnya yakesma.org

Jika ditanya tentang cinta, banyak manusia telah terjatuh ke dalam kolam yang bernama cinta, seperti bunga yang sudah banyak yang memetiknya. Perang, perpecahan, bahkan konflik, kadang terjadi karena cinta yang tidak diterima.

Aneh namun nyata, mengapa banyak orang sangat menyukai cinta namun sulit menerima patah hati dan derita. Jika diibaratkan sebagai mawar, maka cinta adalah bunga dan penderitaan adalah durinya. Jika ingin memetiknya, kamu harus siap terluka. Bahkan banyak pemimpin dunia kesepian setelah ditinggalkan oleh mereka yang dicintainya. Tragis, tapi apa kita harus mengalah? Banyak orang sering berbicara tentang kebahagiaan, kedamaian, hingga keadilan, namun tidak banyak yang membicarakan cinta, mengapa? Itu karena cinta sulit dimengerti dan butuh pemahaman lebih untuk memahaminya.

Namun di satu sisi, cinta cukup sederhana. Seperti yang diungkapkan oleh Sapardi Djoko Damono, cinta sederhana seperti kata yang tidak sempat diucapkan oleh kayu kepada api yang menjadikannya tiada. Cinta juga terkadang seperti perasaan tak bernama yang sulit dijelaskan. Akan tetapi apalah arti sebuah nama jika engkau bisa bahagia ketika merasakannya. Seperti yang ditulis oleh Shakespeare, mawar tetaplah wangi meskipun ia bernama lain.

Ketika aku menulis risalah tentang cinta ini, aku merasa seakan berada di lautan padang rumput yang begitu luas, dipenuhi keindahan dan kedamaian. Cinta dan cinta, hanya itu yang sedang berada di kepalaku sebagai seorang manusia di zaman ini. Peperangan, kebencian, keserakahan yang sedang melanda dunia saat ini,
memunculkan pertanyaan dalam benakku, di mana cinta berada? Apakah ia sudah punah atau hanya dalam berahi taruna yang jatuh hati kepada pemudi? Jika demikian, cinta sudah mendangkalkan dirinya.

Cinta sekali lagi, tentang cinta, membahas cinta sama seperti bercerita tentang permen manis yang aku nikmati di sudut teras sambil ditemani keponakanku yang berumur tiga tahun yang bercerita tentang kegembiraannya berlibur bersama keluarga di taman safari. Sungguh indah, tidak ada kepalsuan di dalamnya. Bahkan orang yang sedang berada dalam kehampaan hidup juga dapat tersentuh karena cinta.

Risalah ini aku tulis bukan karena aku sedang mabuk asmara, melainkan karena dunia kita sudah terlalu suram dan abu-abu karena politik dan kekuasaan yang tidak berlandaskan cinta di dalamnya. Sungguh nikmat cinta tidak dapat didustai apabila cinta dijadikan dasar dari kepemimpinan dan kekuasaan. Tidak akan ada mayoritas-minoritas, agama ini, agama itu, suku ini, suku itu, yang ada hanyalah kemanusiaan yang saling atau berlandaskan cinta.

Mungkin ada baiknya jika kita kembali menjadi seperti anak kecil yang polos dan saling mencintai tanpa memandang siapa orang yang kita cintai. Kehidupan mungkin akan lebih mudah untuk dijalani dan semua kerusakan moral yang terjadi saat ini dapat kita atasi.

Cinta tidak peduli apakah kamu siap atau tidak, karena dia memang hadir di dalam sanubari setiap orang yang ada di dunia. Seperti yang Goenawan Mohamad tulis di dalam sajaknya, "Bukankah surat cinta ini ditulis ke arah siapa saja, seperti hujan yang menyentuh arah siapa saja?" Begitulah cinta yang datang dan melepas gerah bagi setiap orang yang berada dalam kesengsaraan hidup.

Dunia perlu cinta, karena dengan cinta, perdamaian dunia dapat tercipta, dan kita akan menjadi pribadi-pribadi yang saling mengerti serta memahami sesama kita.

Sungguh, surga yang dibawa ke dunia, pernyataan seperti ini juga terkadang menghantuiku. Mengapa kita selalu berusaha mencapai surga setelah kita mati? Mengapa kita tidak menciptakan surga kita di dunia yang penuh kedamaian dan saling menjaga dengan menghadirkan cinta di dalam diri kita masing-masing.

Berbicara tentang politik membuatku lelah, berbicara tentang makna kehidupan membuatku sakit mata. Namun ketika berbicara tentang kedamaian surga di dunia karena cinta, aku dapat bertahan hingga larut malam.

Aku tidak memperdulikan setiap orang yang tidak setuju dengan risalah ini; tugasku sebagai seorang penulis serta orang yang terjebak di dalam dunia hanya mengajak kita semua untuk saling mencintai. Mari mencinta dan menari di dalam kebahagiaan yang tercipta karena kita saling mencinta. Dan inilah dia risalah tentang cinta.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya