Prostitusi: Mulai dari Kemiskinan Sampai Tuntutan Gaya Hidup

Statistisi Ahli
Prostitusi: Mulai dari Kemiskinan Sampai Tuntutan Gaya Hidup 22/07/2020 1661 view Lainnya covesia.com

Kasus prostitusi kembali menjadi trending topic, seorang artis wanita muda Indonesia tertangkap tengah berduaan dalam kamar hotel di kota Medan. Ini bukanlah kasus pertama. Jika kita flash back sedikit, kasus yang sama pernah terjadi beberapa kali dan juga menimpa beberapa artis muda Indonesia. Apakah ini akan menjadi hal yang lumrah untuk masyarakat Indonesia?

Kasus tersebut merupakan bagian kecil dari ribuan kasus prostitusi lainnya di Indonesia baik yang terungkap maupun yang tidak terungkap. Di Indonesia bahkan dunia, ada berbagai macam jenis prostitusi, ada yang dilakukan secara langsung dan perorangan, menggunakan induk semang, berada dalam lokalisasi, berselubung panti pijat, dan yang saat ini sedang marak adalah prostitusi online.

Jika kita telisik lebih dalam, ada berbagai alasan atau latar belakang yang menyebabkan mereka terjerumus dalam lembah hitam tersebut. Mari kita bandingkan dua contoh kasus prostitusi yang terjadi. Kasus pertama, prostitusi dilakukan oleh seorang wanita dengan lima orang anak yang hidup secara pas-pasan akibat ditinggal pergi suaminya yang menikah lagi. Ditambah wanita ini tidak memiliki pekerjaan serta keahlian apapun. Singkat cerita, sang wanita akhirnya harus terlibat dalam prostitusi demi menjaga kelangsungan hidup dirinya dan anak-anaknya.

Kasus kedua, prostitusi dilakukan oleh seorang gadis remaja yang belum berkeluarga dengan profesi sebagai artis dan hidup secara berkecukupan. Karena gaya hidup yang serba waaah, membuat sang gadis hidup dengan kebiasaan menggunakan barang-barang mewah, berpesta, mengikuti trend fashion terbaru, dan menjadi konsumtif. Karena tuntutan gaya hidup yang demikian, akhirnya membuat sang gadis jatuh ke dunia prostitusi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dari kasus tersebut terlihat bahwa keduanya sama-sama terjerumus ke dalam lingkaran prostitusi tetapi dengan alasan dan latar belakang yang berbeda. Di antara beberapa alasan/penyebab seseorang terlibat dalam dunia prostitusi adalah: pertama, kemiskinan. 

Tidak hanya menjadi penyebab prostitusi, kemiskinan juga menjadi penyebab untuk tindak kejahatan lainnya. Di saat perut lapar dan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup ditambah dengan pikiran yang pendek bisa membuat perempuan terjerumus ke dalam prostitusi.

Sebab kedua adalah pendidikan yang rendah, yang menyebabkan wanita tidak dapat memiliki pekerjaan yang layak. Minimnya keahlian dan keterampilan membuat seorang wanita menjadi pasrah dan memilih jalur pintas dengan terjerumus dalam prostitusi.

Di tahun 2019, jika kita bandingkan rata-rata lama sekolah perempuan (7,89 tahun) masih di bawah laki-laki (8,81 tahun). Indikator ini menggambarkan tingkat pencapaian setiap penduduk dalam kegiatan bersekolah. Semakin tinggi angka lamanya bersekolah semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai penduduk (BPS, 2020).

Ketiga, hedonisme. Gaya hidup ini mengarah pada perilaku konsumtif. Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, hedonismeos dengan kata dasar hedone. Kata hedone berarti ‘kesenangan’, sedangkan hedonismeos ialah sebuah cara pandang yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Kesenangan tersebut bisa didapatkan melalui berbagai cara, seperti menikmati hiburan, memiliki harta, kegiatan seksual, dan sebagainya (Alinea.id).

Gaya hidup hedonisme sangat membutuhkan uang yang tidak sedikit, apalagi jika masuk ke dalam kelompok atau pergaulan yang juga terbiasa dengan gaya hidup ini. Di saat kebutuhan hidup bersenang-senang melebihi dari pendapatan yang dterima, maka prostitusi menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan uang yang banyak dan dengan waktu yang tidak terlalu lama.

Selain kemiskinan, pendidikan, dan gaya hidup hedonisme, masih ada beberapa penyebab lainnya yang juga menjadi alasan seorang wanita masuk ke dalam prostitusi. Faktor internal individu, seperti pernah menjadi korban perkosaan atau karena disakiti oleh kekasihnya. Dengan anggapan dirinya sudah kotor, seseorang bisa masuk ke dalam dunia prostitusi.

Ibarat seorang dokter yang akan mengobati pasiennya, tindakan, penanganan atau obat dapat diberikan jika penyebab sakit si pasien diketahui dengan jelas. Begitu juga dengan masalah prostitusi, dengan diketahui penyebab seseorang masuk ke dalam dunia prostitusi, dapat diambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya. 

Pertama, pemerintah harus terus berupaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan perempuan. Wanita yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan sejahtera akan sangat jauh dari dunia prostitusi. Bagaimana dapat hidup sejahtera? Salah satu caranya adalah dengan memberikan kesempatan untuk bekerja.

Kedua, pendidikan menjadi modal dasar bagi wanita untuk menghindar dari prostitusi. Wanita berpendidikan tinggi dan memiliki skill atau keterampilan akan dapat diterima di dunia kerja. Meskipun tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi, tetapi keahlian dan keterampilan akan menjadi modal untuk bisa bertahan dan menghasilkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ketiga, berusaha menghindari gaya hidup hedonis yaitu dengan cara menyusun prioritas kebutuhan mana saja yang akan dipenuhi, menerapkan pola hidup sederhana, berhati-hati dalam memilih pergaulan, membiasakan menabung, dan fokus bekerja (popmama.com).

Keempat, penegakan hukum juga harus diterapkan semua pelaku kejahatan prostitusi. Dengan memberikan sanksi yang tepat dapat membuat orang lain berpikir 1000 kali untuk melakukan kejahatan prostitusi. Selain itu rehabilitasi juga sangat dibutuhkan untuk korban prostitusi terutama anak-anak.

Kelima, upaya pembangunan dan pemberdayaan gender diharapkan dapat meningkatkan peran wanita baik dalam keluarga, masyarakat maupun dalam negara. Nilai pembangunan dan pemberdayaan gender cenderung semakin baik, meskipun demikian tetap saja masih ada ketimpangan antara laki-laki dan wanita di Indonesia. Capaian di tahun 2019 sebesar 91,07 naik 1,65 point dari tahun 2010 yang hanya sebesar 89,42. Begitu juga dengan nilai pemberdayaan gender, selama kurun waktu 10 tahun (2010-2018) naik 14,64 point (BPS, 2020)

Selain kelima tindakan tersebut, ada satu hal yang paling utama dalam mengatasi permasalahan prostitusi, yaitu bekal iman dan pemahaman agama yang cukup. Dengan memahami bahwa prostitusi merupakan tindakan yang tercela dan tidak layak dilakukan, maka wanita yang berada dalam kondisi terjepit baik karena himpitan ekonomi, tuntutan gaya hidup, atau apapun sebab lainnya akan berusaha untuk menjauhi dunia prostitusi.

Diharapkan ke depannya seluruh lapisan masyarakat saling bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan tidak akan lagi terdengar kasus prostitusi online, baik yang dilakukan oleh perempuan biasa, anak-anak, atau artis muda Indonesia. Dan prostitusi tidak akan pernah menjadi hal yang lumrah terjadi di negeri kita tercinta Indonesia.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya