Pembelajaran Diferensiasi dan Potensi Peserta Didik
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia hingga kini cenderung bersifat klasikal massal. Artinya, program pendidikan dilaksanakan untuk melayani sebanyak-banyaknya jumlah peserta didik.
Pola pengajaran tersebut mengikuti pola one-size-fits-all (Tomlinson, 1995a). Kelemahan dari model pengajaran itu adalah peserta didik yang dominan memiliki kemampuan dan bakat tinggi atau istimewa (anak berbakat) menjadi tidak terperhatikan. Padahal, bakat atau kemampuan anak berbakat itu seharusnya dilayani dan dikembangkan secara optimal melalui program pendidikan.
Sekolah sebagai lingkungan sosial harus mampu melakukan pelayanan maksimal kepada peserta didik yang mempunyai perbedaan minat, bakat, maupun kemampuan intelektual berbeda. Bukan mereka yang harus menyesuaikan dengan strategi pembelajaran guru, tetapi guru yang harus mampu memberikan pelayanan sesuai kebutuhan peserta didik. Pembelajaran yang mampu memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan peserta didik inilah dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Sebagai guru, kita perlu menyadari bahwa peserta didik datang ke sekolah dengan beragam latar belakang baik minat, bakat maupun sosial-budaya.
Setiap peserta didik itu unik. Maka sebagai guru, tidaklah menyamakan cara mendidik dan cara menuntun peserta didik. Guru harus mampu memahami kebutuhan murid, minta belajar, kesiapan belajar murid, dan memahami profil belajarnya.
Guru tidak bisa memaksakan peserta didik langsung memahami materi yang diajarkan, mencapai nilai bagus secara instan dengan gaya mengajar yang sama. Maka, sebagai pendidik kita harus membuat keputusan yang masuk akal yang beroreintasi pada kebutuhan murid dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Untuk memulai pembelajaran berdiferensiasi maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memetakan kebutuhan peserta didik yang didasarkan kepada minat, kesiapan belajar atau profil belajar murid. Setiap guru harus mengetahui minat yang dimiliki peserta didik. Hal ini guna mengkorelasikan materi dengan proses atau produk bahkan konten yang akan mereka jalani atau hasilkan selama proses pembelajaran, sehingga secara tidak langsung akan menambah motivasi kepada siswa tersebut.
Sedangkan readiness sangat diperlukan sejauh mana konten akan diberikan kepada peserta didik agar tidak akan terlalu menjadi beban ketika proses pembelajaran berlangsung. Sementara profil belajar murid lebih cenderung ke gaya belajar setiap peserta didik di kelas. Hal ini lebih berpengaruh kepada proses dan produk yang akan mereka jalani di kelas. Diharapkan dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi ini kebutuhan peserta didik terpenuhi, serta dapat meningkatkan motivasi belajar mereka untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan yang mereka sukai.
Pada hakikatnya, pembelajaran berdiferensiasi mempunyai tiga komponen. Pertama, isi, meliputi apa yang dipelajari peserta didik. Isi ini berkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Guru diharapkan dapat memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik.
Kedua, proses, yaitu bagaimana peserta didik mengolah ide dan informasi yang mereka dapat. Bagaimana cara peserta didik berinteraksi dengan materi serta bagaimana interaksi tersebut menjadi bagian yang menentukan pilihan belajar siswa.
Guru harus mengetahui perbedaan-perbedaan gaya dan pilihan belajar yang ditunjukkan oleh siswa. Selanjutnya guru harus bisa memodifikasi kelas sedemikian rupa agar kebutuhan siswa yang berbeda-beda dapat diakomodiasi dengan baik dan tepat.
Ketiga, produk, merupakan bukti nyata dari apa yang sudah mereka pelajari dan pahami. Peserta didik akan mengaplikasikan atau membuat sesuatu dari apa yang sudah dia pelajari dan pahami.
Strategi Mengelola Kelas Berdiferensiasi
Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru diharapkan dapat menerapkan strategi yang baik dan tepat dalam mengelola kelas berdiferensiasi. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, antara lain: mengembangkan profil siswa, memberikan materi dengan format bervariasi dan tingkat kesulitan berbeda, memberikan pilihan dalam kegiatan belajar dan penialaian, membentuk kelompok-kelompok kecil, dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel.
Selain itu, menggunakan kontrak belajar, melakukan pemadatan kurikulum, menggunakan bantuan teman sejawat atau tutor sebaya, mentor, dan ahli, mempertimbangkan gaya belajar dan pilihan siswa, serta mengatur kelas yang berpusat pada minat belajar siswa. Bisa juga menggunakan strategi pembelajaran berkelompok dan pembelajaran berbasis masalah, dan terakhir merancang tugas-tugas berjenjang.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat lebih efektif bagi peserta didik berkemampuan tinggi dan mempunyai kesulitan atau tak berkemampuan. Ketika siswa diberikan pilihan berdasarkan cara mereka belajar, maka mereka akan lebih menunjukkan minat dalam belajar, bertanggung jawab, serta disiplin.
Selanjutnya, pembelajaran berdiferensiasi ini akan mampu membantu siswa mencapai hasil belajar optimal, karena produk yang akan mereka hasilkan sesuai minat mereka. Seperti siswa yang suka berbicara menghasilkan produk sebuah cerita, siswa suka menggambar menghasilkan produk sebuah gambar, sedangkan siswa pendiam bisa menghasilkan produk berupa tulisan. Dengan begitu semua kebutuhan mereka terakomodasi sesuai minat atau profil belajar yang mereka miliki.
Artikel Lainnya
-
176407/05/2020
-
737321/03/2020
-
195109/01/2022
-
Komunisme dan Ritus Bulan September
52424/09/2023 -
Dunia Hiburan: Lahan Subur Berkembangnya Takhayul
102903/05/2021 -
Memandang Otoritas Keagamaan Islam di Masa Kini
40326/11/2024
