Peran Pandit Bola dalam Mencerdaskan Kehidupan Bola Netizen
Tidak berlebihan jika Indonesia disebut negara penggila sepak bola. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Sport, 77 persen penduduk Indonesia memiliki ketertarikan pada olah raga si kulit bundar. Persentase tersebut merupakan yang tertinggi kedua di dunia, artinya Indonesia adalah negara penggila sepak bola nomor dua di dunia, hanya kalah dari Uni Emirat Arab.
Penggemar sepak bola Indonesia ada dimana-dimana, rasanya sulit melewati hari di Indonesia tanpa mendengar percakapan tentang bola, mulai dari kapan tim kesayangan main, berapa skor pertandingan tadi malam, hingga membahas siapa pemain paling bapuk di tim kesayangan kita.
Intensitas percakapan bola sekarang, berkembang mengikuti zaman. Pembahasan bola di generasi sekarang melintasi berbagai medium tempat, dari dunia nyata sampai dunia maya. Mulai dari munculnya akun-akun komunitas fans bola di Twitter, Instagram maupun Facebook hingga Trending Topic Twitter yang berubah-ubah sesuai dengan tim yang sedang berlaga. Begitu pula dengan menjamurnya podcast-podcast bola di Spotify maupun Youtube.
Di masa pandemi tahun 2020-2023, muncul sebuah fenomena baru yakni The Rising of Indonesians Football Pandits, pandit-pandit bola kawakan yang dulunya hanya bisa kita nonton di televisi, mulai mendapat medium baru untuk membahas bola. Tentunya kita netizen bola Indonesia sangat antusias dengan ini, akhirnya pembahasan bola tidak sekadar saling barter celaan antar tim rival. Mulai generasi ini, percakapan bola akhirnya terasa sedikit berkualitas, munculnya akun-akun bola yang bahas tentang taktik dan jurnalisme sepak bola, seperti Pandit Football, Ruang Taktik, Box2Box serta yang menjadi inti topik artikel ini, yaitu muncullah Pandit-pandit bola yang sekarang bahkan memiliki jutaan pendukung setia, seperti pandit-pandit yang ada di Dewan Pundit Indonesia. Beberapa nama tersohor yang ada di DPI seperti Coach Justin, Bang Fuad, Bang Aldi, Bang Bes Mas Panji, Mas Hanif dan Rizal Urgensi.
Istilah "Pandit bola" mengacu pada seseorang yang dianggap memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang sepak bola. Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut orang yang ahli dalam menganalisis pertandingan, strategi tim, pemain, dan tren dalam dunia sepakbola. Seorang pandit bola sering kali memberikan komentar dan analisis dalam acara televisi, radio, atau media online tentang pertandingan sepakbola, baik sebelum maupun setelah pertandingan. Pandit bola umumnya memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mendalam tentang peraturan sepakbola, sejarah klub dan pemain, taktik permainan, serta tren terbaru dalam olahraga ini.
Peran pandit-pandit ini sekarang sangat terasa dalam kehidupan bola netizen Indonesia khusunya di media Twitter dan Youtube. Pandit-pandit ini dengan kata-kata terkenalnya telah membawa percakapan bola ke asas yang lebih tinggi, mulai dari kata-kata pelatih miskin taktik yang akhirnya membawa netizen bola kita, membahas lebih tentang taktik-taktik pelatih dan cara menerapakannya ke tim yang diasuh, kita mulai menerka dan menganalisis bagaimana taktik pelatih dan cara menerapkannya di lapangan. Mulai dari kata pemain skill full but no vision, kita mulai membahas dan menganalisa sendiri pemain-pemain yang punya banyak gaya tapi sedikit impak buat tim.
Tentu dari menonton pandit-pandit ini kita dapat memiliki ilmu dan analisa lebih dalam bercakap bola. Pembahasan bola ini bahkan sekarang tidak hanya berkutat dalam lapangan bola dan waktu 90 menit, percakapan bola menembus itu, sesuai dengan olah raga sepak bola yang sekarang bukan hanya sekadar olah raga mengolah si kulit bundar. Mulai dari isu politik, isu rasial, isu mental, isu gender bahkan isu lingkungan pun melengkapi this beautiful game we called football.
Percakapan bola di media sosial pun lebih beragam dan to the next level convo. Pembahasan bola bahkan sekiranya sudah bisa dibawa ke ranah ilmiah dan saintifik seperti pembahasan matematika dan statistik melalui data pertandingan yang disajikan secara real-time melalui perkiraan peluang yang menjadi gol begitu pula dengan jumlah operan dan penguasaan bola tim. Hal ini tentu adalah peran media massa dan perkembangan zaman serta yang tidak dapat disanggah lagi, pengaruh influencer-influencer bola Indonesia atau yang menyebut diri mereka pandit.
Kita tentu berharap dengan semakin gila bolanya kita, hal ini dapat menimbulkan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Secara sosial, sepakbola telah lama menjadi sarana integrasi dan solidaritas antara individu dan kelompok, mempromosikan persatuan dalam keragaman. Di sisi ekonomi, industri sepak bola memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pariwisata, serta mendukung sektor bisnis terkait seperti periklanan dan penjualan produk.
Begitu pula dalam hal budaya, sepakbola telah menjadi bagian penting dari identitas budaya suatu bangsa, mendorong ekspresi kreatif, memperkaya tradisi dan seni, serta menjadi alat diplomasi internasional. Walaupun tahun ini kita sudah patah hati karena gagal menjadi tuan rumah piala dunia kelompok umur 20 tahun.
Semoga masa depan persepakbolaan tetap cerah, dan hal-hal yang buruk dapat dibenahi oleh semua elemen mulai dari pemain, pelatih, wasit, supporter, pihak klub, media massa dan tentu saja federasi sepakbola kita. Sesuai dengan semakin majunya percakapan bola kita, infrastruktur, kompetisi, sponsor, dan manajemen klub serta pembinaan jangka panjang di negara kita juga semakin maju. Apalagi dengan kepengurusan baru PSSI yang sepertinya membawa secercah harapan baru bagi negeri penggila bola ini. Kita hanya bisa berharap bahwa harapan ini tidak dipermainkan dan dihancurkan hanya karena ini adalah pekerjaan sampingan untuk membawa nama ke panggung politik 2024.
Artikel Lainnya
-
91522/02/2024
-
249001/03/2021
-
302619/02/2021
-
Memerangi Covid-19 Berbasis Keluarga
134518/03/2020 -
Senyum, Etalase Makeup Yang Paling Tulus
88523/04/2022 -
188403/08/2020
