Mengurai Sebab dan Efek Bunuh Diri

Mahasiswa Jurnalistik
Mengurai Sebab dan Efek Bunuh Diri 22/10/2023 562 view Lainnya pxhere.com

Trend bunuh diri saat ini tengah ramai dibincangkan oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan sebuah berita seorang mahasiswi cantik berinisial NJW berusia 20 tahun dari jurusan biologi angkatan 2021 UNNES yang bunuh diri pada tanggal 10 Oktober 2023 sekitar pukul 17.20 WIB. NJW diduga melompat dari lantai 4 Mall Paragon Semarang. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kematian NJW. Polisi juga menganalisis rekaman CCTV yang menunjukan kronologi kejadian. Di dalam tas NJW polisi menemukan surat perpisahan yang ditulis tangan untuk ibunya.

Surat ini viral di media sosial setelah diunggah oleh akun twiter @seantara. Namun pastinya, terdapat tanggapan pro dan kontra dari netizen atas terjadinya peristiwa tersebut. Terdapat beberapa akun tiktok yang mengangkat kasus bunuh diri NJW, lalu akun tersebut dibanjiri oleh beragam komentar pro dan kontra, seperti “Semoga tenang di sana ya kak” “Kenapa ngga ajak aku kak, aku juga cape” “Yang bilang mau ikut ngga perlu sok berani kalau nyebrang masih lihat kanan kiri”. Sangat miris melihat komentar dari banyaknya netizen. Dapat kita lihat di sini ternyata banyak anak muda yang merasa bahwa masalah dalam hidupnya sangatlah berat dan melelahkan.

Pada dasarnya, kita tidak bisa menilai dan beranggapan serta menyalahkan 100 persen orang yang melakukan bunuh diri adalah orang yang salah, tidak beriman, lemah atau bahkan terkadang kita menyebut bahwa orang yang melakukan bunuh diri adalah orang yang tidak waras. Tanpa kita sadari bahwasanya perkataan yang kita ucapkan tanpa tahu dasar masalah dan apa yang sudah ia lewati semakin memperburuk keadaan mental dan psikologis orang tersebut. Kita tidak sadar bahwa perkataan kita terhadap orang lain, merupakan salah satu pemicu seseorang melakukan bunuh diri.

Saya Penyebabnya

Menurut sebuah riset dari artikel “National Geographic Indonesia” terdapat beberapa faktor penyebab bunuh diri. Yang pertama ialah, omongan orang lain berupa kritik, hinaan, hingga pertanyaan yang bersifat pribadi. Tidak semua orang bisa menerima kritik, hinaan dengan sikap yang acuh atau tidak peduli. Dan tidak semua orang nyaman dengan pertanyaan tentang kehidupan pribadi yang tidak ada habisnya. Terkadang banyak orang yang berpikir saya tidak mau tahu hidup kamu dan kamu tidak perlu tahu hidup saya. Seseorang yang sering mendengar omongan orang lain yang tidak menyenangkan bisa mengalami stres, depresi, kecemasan atau trauma. Hal tersebut merupakan pemicu terjadinya seseorang melakukan bunuh diri.

Yang kedua, masalah sosial. Terdapat banyak hal yang berkaitan dengan masalah sosial seperti konflik keluarga, putus cinta, bullying, pelecehan seksual, bahkan diskriminasi. Masalah tersebut dapat membuat seseorang merasa malu, tersiksa, bahkan terisolasi. Orang yang merasakan hal-hal tersebut, pasti merasa bahwa tidak ada seorang pun yang ingin dekat dengannya, bahkan terkadang orang tersebut berpikir bahwa orang lain tidak menginginkan kehadirannya sehingga tak jarang kasus bunuh diri berasal dari masalah sosial.

Masih banyak lagi faktor penyebab seseorang ingin mengakhiri hidupnya yang terkadang tanpa kita sadari kita melakukan faktor tersebut kepada orang lain. Dan ketika orang tersebut sudah lelah dengan beban yang ia tanggung dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, kita terus menyalahkannya lagi atas jalan akhir yang ia pilih tanpa berkaca atas apa yang telah kita lakukan kepadanya.

Dari pendapat yang saya jabarkan di atas, saya beranggapan bahwa bunuh diri bukanlah hal yang 100 persen salah, tetapi saya juga tidak membenarkan dan tidak setuju apabila bunuh diri menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan masalah dengan mengakhiri hidupnya. Di sini, saya tidak akan membahas mengapa bunuh diri itu salah dimata agama dan masyarakat. Namun saya ingin mengajak kalian selaku pembaca berpikir kembali secara logika mengapa bunuh diri itu merupakan hal yang dianggap salah. Apakah kita pernah berpikir bahwa jika efek dari bunuh diri adalah dari diri kita sendiri?

Semakin Runyam

Jika kita pikirkan lebih dalam, logikanya bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah. Mengapa demikian? Karena dengan bunuh diri, akan lebih banyak pihak yang ikut terseret dengan masalah yang kita hadapi. Akan banyak pihak yang diintrogasi dan diminta menjadi saksi oleh polisi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Lebih runyam bukan?

Tak sampai di situ, jika kita berpikir secara logika tujuan bunuh diri adalah untuk mengakhiri hidup atau untuk mati, lalu bagaimana jika aksi percobaan bunuh diri yang dilakukan tidak berhasil? Pastinya akan menjadi masalah sosial baru. Akan ada hinaan, kritikan, diskriminasi, opini serta hal lainnya yang membuat sang pelaku semakin depresi. Itu jika hanya depresi, lalu bagaimana apabila percobaan bunuh diri yang dilakukan malah membuat tubuh kita rusak atau menjadi cacat. Bukankah itu membuat masalah baru dan lebih merepotkan orang lain?

Mari kita menyelesaikan masalah dengan cara bijak dan mengambil keputusan dengan dingin hati dan pikiran sehingga terhindar dari stess dan depresi yang merugikan diri kita sendiri. Semoga bermanfaat!

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya