Mengurai Kesalahpahaman Teori Evolusi #2: “Evolusi Hanyalah Teori yang Belum Terbukti”

Mahasiswa Filsafat
Mengurai Kesalahpahaman Teori Evolusi #2: “Evolusi Hanyalah Teori yang Belum Terbukti” 06/11/2024 527 view Lainnya newscientist.com

Jika sebelumnya kita telah membahas kesalahpahaman tentang anggapan bahwa "manusia berasal dari kera," sekarang kita akan mengulas kesalahpahaman lain yang tak kalah sering muncul, yaitu pandangan bahwa “teori evolusi hanyalah teori yang belum terbukti.” Banyak orang, terutama yang tidak mendalami sains, mengira bahwa karena disebut “teori,” evolusi belum bisa dipastikan kebenarannya—seolah-olah teori evolusi itu hanyalah dugaan atau hipotesis belaka yang bisa saja salah. Pendapat ini sering kali diperkuat oleh tokoh-tokoh publik seperti Dr. Zakir Naik, yang menyatakan bahwa teori evolusi hanya teori, bukan fakta sains. Pandangan seperti ini memperkuat kesalahpahaman di masyarakat, terutama di kalangan yang mungkin tidak memahami konsep dasar sains. Namun, anggapan ini sebenarnya keliru. Untuk memahaminya, kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang sebenarnya dimaksud dengan “teori” dalam konteks ilmiah.

Dalam percakapan sehari-hari, kata “teori” sering kali diartikan sebagai dugaan atau spekulasi yang belum pasti. Misalnya, jika seseorang mengatakan, “Ah, itu kan cuma teori,” kita biasanya menganggapnya sebagai sesuatu yang belum terbukti atau hanya tebakan. Namun, dalam ilmu pengetahuan, kata “teori” memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Teori dalam sains adalah penjelasan yang sudah diuji berulang kali dan didukung oleh banyak bukti kuat. Jadi, saat kita mengatakan “teori” dalam sains, kita tidak sedang berbicara tentang dugaan, melainkan tentang penjelasan yang sudah terbukti mampu menjelaskan berbagai fakta yang ditemukan.

Contoh lain dari teori yang sudah diterima luas adalah teori gravitasi. Meskipun disebut teori, kita tidak pernah meragukan keberadaan gravitasi. Setiap kali kita menjatuhkan benda, benda itu selalu jatuh ke bawah karena gravitasi. Begitu pula dengan teori evolusi. Meski disebut teori, evolusi telah didukung oleh berbagai bukti ilmiah dari berbagai cabang ilmu, seperti paleontologi, genetika, dan biogeografi. Bukti-bukti ini sangat konsisten dan saling melengkapi sehingga menjadikan evolusi sebagai penjelasan ilmiah paling kuat tentang bagaimana makhluk hidup di bumi bisa berkembang menjadi beragam spesies yang kita kenal sekarang.

Salah satu bukti kuat dari teori evolusi datang dari fosil. Dalam penelitian fosil, ilmuwan menemukan jejak perubahan bertahap pada makhluk hidup sepanjang waktu. Ada fosil-fosil transisi yang menunjukkan bentuk-bentuk antara dari spesies yang berbeda, yang menjadi petunjuk bahwa ada proses perubahan bertahap dari satu spesies ke spesies lain. Contohnya adalah fosil Archaeopteryx, yang memiliki karakteristik campuran antara dinosaurus dan burung. Temuan fosil ini menunjukkan bagaimana burung kemungkinan besar berevolusi dari sekelompok dinosaurus tertentu. Jika evolusi hanyalah dugaan, maka kita tidak akan menemukan bukti-bukti fosil yang konsisten menunjukkan perubahan ini di berbagai wilayah di dunia.

Selain fosil, genetika juga memberikan bukti kuat tentang evolusi. Dengan kemajuan teknologi, ilmuwan kini dapat mempelajari DNA berbagai spesies dan menemukan bahwa spesies yang berbeda memiliki banyak kesamaan genetik. Misalnya, manusia dan simpanse memiliki kesamaan DNA lebih dari 98%. Kesamaan ini menunjukkan bahwa manusia dan simpanse kemungkinan besar memiliki nenek moyang yang sama di masa lalu. Inilah yang disebut sebagai “garis keturunan bersama.” Teori evolusi memprediksi bahwa spesies yang berkerabat dekat akan memiliki kesamaan genetik, dan bukti genetik ini telah membuktikan prediksi tersebut. Jika teori evolusi salah, maka kita tidak akan melihat pola kesamaan genetik yang begitu konsisten ini.

Namun, walaupun bukti evolusi sudah sangat kuat dan diterima luas dalam dunia sains, kesalahpahaman masih terus terjadi. Salah satunya karena kesalahpahaman tentang perbedaan antara teori dan fakta. Sering kali, orang menganggap bahwa teori itu belum terbukti, sedangkan fakta adalah sesuatu yang pasti benar. Padahal, dalam sains, teori dan fakta bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Fakta adalah pengamatan langsung yang bisa kita lihat dan ukur, sedangkan teori adalah penjelasan komprehensif yang menggabungkan berbagai fakta untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Dengan kata lain, fakta adalah bukti yang mendukung teori, sementara teori adalah penjelasan yang mengaitkan berbagai fakta menjadi satu pemahaman yang utuh. Jadi, teori evolusi adalah penjelasan yang menggabungkan berbagai fakta tentang perubahan makhluk hidup sepanjang waktu.

Kesalahpahaman bahwa evolusi adalah teori yang belum terbukti juga muncul karena proses evolusi memerlukan waktu yang sangat lama, jutaan tahun, sehingga sulit untuk kita bayangkan. Tidak seperti fenomena lain yang bisa kita lihat secara langsung, evolusi berlangsung secara bertahap dan membutuhkan waktu yang panjang. Akibatnya, bagi sebagian orang, sulit untuk menerima sesuatu yang tidak bisa dilihat langsung dalam satu generasi atau dua generasi. Namun, meskipun evolusi tidak bisa kita saksikan dalam waktu singkat, bukti-bukti yang ada menunjukkan pola perubahan yang konsisten dalam jangka waktu yang sangat panjang.

Ada pula yang salah paham dengan mengira bahwa jika evolusi benar, maka seharusnya semua spesies terus berubah menjadi spesies baru. Padahal, evolusi tidak berarti semua makhluk hidup akan terus berubah sepanjang waktu. Perubahan dalam evolusi terjadi ketika ada tekanan lingkungan yang menuntut spesies untuk beradaptasi. Jika suatu spesies sudah cocok dengan lingkungannya dan tidak ada perubahan lingkungan yang besar, maka spesies itu bisa tetap sama selama waktu yang sangat lama. Misalnya, buaya sudah ada sejak zaman dinosaurus dan bentuknya tidak banyak berubah karena mereka sudah sangat cocok dengan lingkungannya. Namun, ketika lingkungan berubah drastis, spesies akan beradaptasi atau punah, dan itulah yang mendorong perubahan evolusi.

Dari penjelasan ini, kita bisa melihat bahwa teori evolusi adalah hasil dari penelitian ilmiah yang mendalam, bukti-bukti kuat, dan analisis yang cermat. Menyebut evolusi sebagai “teori yang belum terbukti” menunjukkan ketidakpahaman akan bagaimana sains bekerja. Di dalam sains, teori yang sudah diterima luas seperti teori evolusi bukanlah sekadar spekulasi. Teori ini adalah penjelasan yang didukung oleh banyak bukti kuat dan telah diakui oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Dengan memahami teori evolusi sebagai teori ilmiah yang telah terbukti dan sangat bisa diandalkan, kita bisa menghindari kesalahpahaman bahwa evolusi adalah sekadar dugaan atau spekulasi.

Pemahaman yang benar tentang teori evolusi dapat membantu kita menghargai keindahan dan kompleksitas kehidupan di bumi. Teori evolusi tidak hanya memberikan kita penjelasan tentang bagaimana makhluk hidup berubah dan berkembang, tetapi juga membantu kita memahami posisi manusia dalam jaringan kehidupan yang luas. Memahami evolusi dengan benar bukan hanya membantu menghindari kesalahpahaman, tetapi juga memungkinkan kita untuk menghargai bagaimana sains memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan di dunia ini.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya