Menggali Pemikiran René Descartes

Mahasiswa AFI Uinsa
Menggali Pemikiran René Descartes 24/10/2023 4089 view Lainnya wikimedia.org

René Descartes merupakan seorang filsuf Perancis abad ke-17 yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pemikiran filsafat. Ia memainkan peran sentral dalam perkembangan epistemologi modern dengan metodenya yang berfokus pada pemikiran rasional dan skeptisisme metodologis. Dalam artikel ini, kita akan menggali pemikiran Descartes yang terkenal "Cogito, ergo sum" (aku berpikir, maka aku ada), serta dampak signifikan yang ia miliki dalam sejarah filsafat.

Descartes memulai perjalanan pemikirannya dengan skeptisisme metodologis, yaitu keraguan ekstrem terhadap semua keyakinan yang dapat diragukan. Tujuan utamanya adalah mencapai pengetahuan yang pasti dan tak terbantahkan. Descartes menyadari bahwa banyak pengetahuan yang dimilikinya sebelumnya bersumber dari otoritas, dan ia merasa perlu untuk memulai dari awal dan membangun fondasi pengetahuannya sendiri.

Metode Descartes untuk mencapai pengetahuan yang pasti adalah dengan mempertanyakan segala sesuatu, bahkan yang paling mendasar sekalipun, dan hanya menerima apa yang tidak dapat diragukan. Ini mengarah pada pemikirannya yang terkenal "Cogito, ergo sum," yang berarti "Saya berpikir, maka saya ada." Dalam pengertian ini, ia menemukan satu hal yang pasti yaitu keberadaannya sebagai pemikir. Ia meyakini bahwa pikiran adalah karakteristik esensial manusia, dan oleh karena itu, keberadaannya sebagai pemikir adalah hal yang tak terbantahkan.

Namun, pemikirannya tidak berhenti di sini. Descartes kemudian menggunakan pemikirannya yang tak terbantahkan tentang eksistensinya sebagai titik awal untuk membangun kembali seluruh sistem pengetahuannya. Ia mengembangkan pandangan dualisme antara tubuh dan pikiran. Bagi Descartes, tubuh adalah benda yang terbatas dan eksternal, sementara pikiran adalah substansi yang tak terbatas dan non-material. Dalam kerangka ini, ia meyakini bahwa pikiran adalah yang paling mendasar dan pasti, sedangkan tubuh dan materi adalah sumber keraguan.

Salah satu konsep sentral dalam pemikiran Descartes adalah "Ideas." Menurutnya, ide adalah representasi mental dari objek atau konsep. Descartes membedakan tiga jenis ide: ide adventisia, ide faktual, dan ide inkonsius. Ide adventisia adalah ide yang berasal dari pengalaman indera, ide faktual adalah ide yang muncul dari pikiran, dan ide inkonsius adalah ide yang ada di bawah sadar dan datang dari Tuhan. Ini menandakan kepercayaan Descartes akan sumber eksternal dan internal pengetahuan.

Selanjutnya, Descartes mengembangkan ide tentang kepastian pengetahuan matematika sebagai model untuk mencapai pengetahuan pasti. Baginya, matematika adalah contoh pengetahuan yang tidak bisa diragukan, karena hal ini bergantung pada pemikiran rasional yang jelas dan distink. Dengan demikian, ia mengusulkan bahwa semua pengetahuan harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang sama seperti dalam matematika.

Namun, pendekatan Descartes ini juga menghadapi kritik. Salah satu kritik utama datang dari tokoh-tokoh seperti John Locke dan David Hume, yang menekankan peran pengalaman dalam pembentukan pengetahuan manusia. Mereka mempertanyakan kemampuan manusia untuk mencapai pengetahuan pasti melalui pemikiran rasional saja, dan mereka menunjukkan bahwa pengalaman dan indra memainkan peran penting dalam pembentukan pengetahuan.

Meskipun pemikiran Descartes memiliki kritik dan kontroversi, tidak dapat disangkal bahwa ia memiliki dampak yang sangat besar dalam sejarah filsafat. Pemikirannya yang menekankan peran pemikiran rasional dan skeptisisme metodologis menjadi landasan bagi perkembangan epistemologi modern. Ia membantu membentuk pemahaman kita tentang sifat pengetahuan, pikiran, dan eksistensi.

Selain itu, pemikiran Descartes juga memiliki dampak dalam bidang ilmu pengetahuan. Metodenya yang menekankan pemikiran rasional dan penggunaan metode ilmiah telah menjadi panduan bagi para ilmuwan dalam pengembangan pengetahuan dan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, pemikiran Descartes tidak hanya relevan dalam konteks filsafat, tetapi juga dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern.

Pemikiran filsafat René Descartes, khususnya konsep "Cogito, ergo sum" dan metodenya yang menekankan pemikiran rasional, telah memainkan peran sentral dalam perkembangan epistemologi modern. Meskipun pemikirannya telah menghadapi kritik dan kontroversi, pengaruhnya dalam sejarah filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat diabaikan.

Pemikiran Descartes tentang pikiran sebagai substansi yang tak terbatas telah mempengaruhi perkembangan ilmu kognitif. Studi tentang proses berpikir, persepsi, dan kesadaran manusia seringkali menggunakan kerangka kerja yang mirip dengan pemisahan Descartes antara tubuh dan pikiran. Dengan begini dapat dikatakan bahwa Descartes adalah salah satu tokoh penting yang membentuk cara kita memahami pengetahuan, pikiran, dan eksistensi.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya