Memahami Konstruksi Gerak Aksi Massa
Gerakan yang besar, terbangun atas dasar kesadaran individu akan situasi dan kondisi yang dianggap tidak sesuai serta adanya kesamaan harapan dari dua atau lebih individu akan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
Histori reformasi 1998 merupakan bukti bahwa kesadaran individu dan adanya kesamaan harapan yang dikoordinir menjadi satu dalam sebuah gerakan massa dapat memberikan perubahan yang diinginkan melalui sebuah aksi.
Secara epistimologi, aksi massa berasal dari dua suku kata yakni “aksi” yang artinya gerakan/tindakan/sikap, sedangkan massa dalam bentuk jamak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jumlah yang banyak sekali/sekumpulan orang yang banyak sekali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aksi massa adalah gerakan atau tindakan yang melibatkan sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Dalam sebuah gerakan aksi yang melibatkan banyak orang yang biasa kita kenal dengan aksi massa, sangat erat kaitannya dengan kelompok mahasiswa. Namun yang harus dipahami bahwa aksi massa bukan hanya dapat dilakukan oleh kelompok mahasiswa saja, melainkan oleh kelompok-kelompok sosial terorganisir lainnya. Gerakan massa yang seringkali dilakukan di Indonesia dilindungi dan dijamin oleh Konstitusi (UUD 1945) dan UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Dewasa ini, aksi massa dikenal sebagai alternatif bagi kelompok mahasiswa, kelompok buruh, kelompok usaha kecil, kelompok nelayan, kelompok tani, maupun kelompok terorganisir lainnya untuk menyampaikan pendapat dengan tujuan untuk mempengaruhi sebuah kebijakan yang dianggap tidak sesuai atau tidak menguntungkan masyarakat pada umumnya. Namun tidak jarang juga gerakan massa yang dibangun oleh kelompok mahasiswa maupun kelompok sosial lainnya sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah atas sebuah kebijakan yang dianggap menguntungkan masyarakat.
Aksi massa dipercaya sebagai alat yang cukup efektif dalam menyalurkan aspirasi masyarakat, terlepas dari apakah aspirasi itu ditindaklanjuti ataukah tidak. Salah satu kelompok yang sangat identik dengan gerakan/aksi adalah kelompok mahasiswa.
Aksi bagi mahasiswa dianggap sebagai tanggung jawab sosial untuk menghubungkan antara masyarakat dengan pemerintah. Yang harus dipahami adalah bahwa aksi massa bukanlah wadah untuk mencari eksistensi organisasi maupun individu, bukan juga alternatif untuk membangun relasi baik relasi antar individu maupun relasi dengan pemerintah. Aksi massa juga bukan alternatif taktis untuk menggulingkan pemerintahan yang sah, melainkan wadah untuk menyampaikan pendapat sebagaimana dijamin oleh undang-undang. Namun disisi lain, pemahaman terkait konstruksi aksi massa perlu dipahami terlebih dahulu lebih khusus oleh kelompok mahasiswa untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di lapangan.
Secara umum, ada beberapa tahapan penting yang harus dipahami terlebih dahulu dan dilakukan oleh massa dalam sebuah aksi yakni tahapan analisis, tahapan konsolidasi dan tahapan aksi.
Tahapan Analisis, tahapan Ini merupakan tahapan awal sekaligus landasan individu yang akan tergabung atau melebur dalam satu kelompok massa. Pada tahapan ini, tiap-tiap individu akan melalui proses analisis atau pengamatan terhadap fenomena yang terjadi sampai akhirnya menemukan apa masalah yang terjadi.
Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan sumber-sumber sampai menjadi informasi yang akurat oleh individu. Dalam kontek aksi massa dalam mempertanyakan maupun menolak kebijakan yang diambil oleh pemerintah, tahapan analisis ini menjadi penting dengan menganalisa dampak maupun respon yang timbul dari masyarakat terhadap kebijakan tersebut.
Hasil dari analisis inilah yang kemudian bermuara pada kesepahaman dari beberapa individu dan keinginan untuk membangun sebuah gerakan. Hasil dari analisis ini juga yang akan menentukan apakah antar individu dengan individu lainnya memiliki tujuan yang sama ataukah tidak. Hal ini sangatlah penting, mengingat dalam beberapa kesempatan, bahkan tidak jarang adanya perbedaan pemahaman dan tujuan dari individu-individu yang tergabung dalam aksi massa.
Tahapan Konsolidasi, ada tahapan konsolidasi ini, tiap-tiap individu yang memiliki kesepahaman dan tujuan yang sama akan dilebur menjadi satu. Ide tiap individu untuk menjawab kegelisahan akan keadaan yang dianggap tidak sesuai akan disampakain dalam forum konsolidasi. Selain untuk menyatukan individu-individu dengan tujuan yang sama, tahapan konsolidasi juga bertujuan untuk merumuskan gerakan yang terstruktur serta menghasilkan produk-produk yang nantinya dijadikan sebagai tuntutan. Konsolidasi juga bertujuan untuk menentukan siapa objek dari aksi yang akan dibangun.
Tahapan konsolidasi ini sangatlah penting, karena berkaitan dengan hal-hal teknis di lapangan serta untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Terorganisir atau tidaknya gerakan massa di lapangan tergantung pada hasil dari konsolidasi yang dilakukan.
Tahapan Aksi, tahapan ini merupakan tahapan akhir berupa tindakan nyata yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan mempengaruhi sasaran dari aksi tersebut. Aksi dalam konteks gerakan massa adalah tahapan akhir dimana apa yang sudah dirumuskan harus tersampaikan, bukan hanya untuk memuaskan keinginan massa, melainkan lebih dari pada itu untuk merubah suatu keadaan yang dianggap tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Dalam hal aksi massa di lapangan, tidak jarang banyak hal yang terjadi di luar dari apa yang direncanakan entah bentrokan yang berupa fisik, non fisik, maupun tidak terpenuhinya tuntutan dari aksi massa. Namun hal ini dipahami sebagai suatu hal yang wajar mengingat individu-individu yang tergabung dalam aksi massa memiliki latar belakang, pengetahuan serta keteraturan mental yang berbeda-beda dan selama masih dalam koridor hukum.
Setidaknya tiga hal ini yang harus dipahami terlebih dahulu oleh massa sebelum terjun melakukan aksi, karena setiap manusia dikaruniai akal yang membedakan manusia dengan makluk hidup lainnya maka landasan dalam melakukan aksi haruslah dimiliki oleh kelompok massa, sehingga yang harus dipahami bahwa aksi tanpa analisis tidak lain hanya sekedar mencari eksistensi, dan aksi tanpa konsolidasi tidak lain adalah tindakan bar-bar. Harapan besar semoga tahapan dasar ini dapat dijadikan konstruk gerakan oleh kelompok massa sebelum melakukan aksi, lebih khususnya oleh kelompok mahasiswa.
Artikel Lainnya
-
20316/06/2024
-
152114/07/2020
-
238402/05/2021
-
Membangun Keteladanan Guru Penggerak
27429/03/2024 -
Mengubah Ketakutan Anak Didik Pemasyarakatan dalam Melihat Masa Depan
99022/09/2021 -
Terorisme dan Gelora Ephitumia
209418/11/2019