Membunuh Moralitas dan Menjadi Gila Bersama

Orang yang terjebak
Membunuh Moralitas dan Menjadi Gila Bersama 29/04/2024 256 view Lainnya twitter.com

Siapa yang dapat dipercaya lagi di dunia ini. Pemimpin agama, pemerintah, sahabat, saudara, bahkan keluarga semuanya tidak ada yang bisa atau dapat dipercaya. Semua yang ada senantiasa memiliki kepentingan untuk selalu berada di samping kita. Jika kita bermanfaat atau menguntungkan bagi mereka maka mereka akan mendekat, berbuat baik dan sebagainya. Dan jika kita sudah tidak lagi berguna maka kita akan dibuang begitu saja.

Kedengarannya memang kejam namun itulah kenyataannya jika kita tidak memiliki kegunaan bagi kepentingan individu maupun kelompok kita tentu akan dibuang. Dunia ini penuh dengan kegilaan semacam itu, karenanya jangan pernah menjadi waras seutuhnya namun berpura-puralah seakan engkau juga gila seperti mereka supaya engkau tidak dibinasakan karena dianggap berbeda.

Semua orang sudah menjadi gila. Tidak ada yang peduli dengan kemanusiaan yang mereka pedulikan hanya ke-aku-an mereka saja. Semuanya sudah menjadi gila, untuk itu tidak heran jika perang terjadi dimana-mana, moralitas sebagai sampah dan lain sebagainya karena pada dasarnya seperti itulah orang gila.

Kita perlahan-lahan mulai mundur kebelakang, mundur kepada pemikiran dan hukum rimba di mana yang kuatlah yang bertahan dan yang lemah akan punah karena seleksi alam. Memang kejam tetapi seperti itulah hukum di dunia yang penuh dengan kegilaan dan orang gila. Hal ini terjadi karena semua sistem nilai dimutlakan dan digunakan sebagai alat untuk menguasai orang lain.

Setelah semua sistem nilai atau moralitas yang dimutlakan dan digunakan sebagai senjata untuk menguasai dan mengekang sesama. Semua subjek mulai kehilangan kebebasan, subjek mulai dijebak ke dalam suatu penjara yang disebut sebagai agama. Moralitas dan agama ternyata menjadi kekang yang digunakan oleh para penguasa dan pemerintah untuk melanggengkan hegemoni mereka di atas manusia yang lainnya.

Untuk itu, mari kita tiadakan semua yang mengekang, semua moralitas palsu yang mengekang kebebasan kita, mari kita bunuh moralitas dan menjadi gila bersama.

Setelah semuanya kita hancurkan, kita akhirnya sampai pada hakikat hidup yang sejati yaitu nihilism. Hidup itu pada dasarnya adalah kenihilan kebaikan, keburukan, keindahan, dan lain-lain. Semuanya itu adalah perspektif masing-masing. Karena semuanya hanya berdasarkan perspektif untuk itu kebenaran tidak ada yang mutlak. Hal ini disebabkan oleh segala yang baik pada hari ini bisa saja di hari berikutnya menjadi jahat. Untuk itu kemutlakan kebenaran harus ditolak. Mengapa kebenaran mutlak harus ditolak?

Jawabannya tidak lain adalah karena semua pembenaran dan lain sebagainya berdasarkan perspektif dari tiap subjek itu sendiri. Selain itu, alasan mendasar dari penolakan itu sudah pasti karena pembenaran mutlak itulah yang sering kali digunakan oleh penguasa untuk menindas sesama.

Dunia sudah tidak waras, dan manusia sudah menjadi gila. Ada yang gila dengan kekuasaan, gila agama, gila karena kecurigaannya sendiri, dan ada yang gila karena dirinya sendiri. Dengan kegilaan yang sudah merajalela di tengah dunia, untuk apa lagi kita menjadi munafik untuk bertahan hidup. Mari kita bunuh moralitas sampah itu, dan mari kita menari bertelanjang bebas-sebebasnya. Karena pada dasarnya kejujuran adalah pemberontakan dan kebenaran adalah sesuatu yang menyakitkan. Untuk itu, hancurkan semua tali kekang yang mengikat kita mari memberontak, dan bersama-sama kita tumpas penindasan yang ada di dunia yang penuh kegilaan ini.

Risalah ini mungkin terdengar sarkas, dan mengawang-ngawang bagi sebagian orang. Namun untuk semua kemunafikan yang ada perlu keterlanjangan untuk melawannya. Sudah saatnya kita berbicara lantang dan tegas karena terkadang jika berbicara dengan kiasan agaknya cukup sulit dimengerti dan sering kali disalahpahami. Dengan demikian saudara-saudaraku memberontak Allah dan bersama-sama kita membunuh pembenaran diri yang mutlak dan moralitas palsu yang seringkali digunakan oleh para penipu untuk mengekang dan menguasai kita.

Sudahi sikap naif yang selama ini kita dengar dari berbagai ajaran agama yang seringkali di belokan dari yang semestinya. Sudahi semua rasa sakit yang selama ini kita alami. Tidak ada cara lain selain melawan dan menghantam segala ajaran palsu yang mereka gunakan untuk membius kita. Mari memberontaklah demi kebebasan.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya