Kerapuhan Dunia Digital

Kemudahan dan praktis merupakan dua kata yang dapat menggambarkan kehidupan di era sekarang. Era digital terkenal akan kemajuan teknologi informasi yang pesat dan tentunya memanjakan kehidupan manusia. Gaya hidup konsumtif seringkali menjadi salah satu permasalahan di era digital. Solusi singkatnya apabila tidak dapat memenuhi hasratnya adalah pinjaman online yang tentunya berasal dari dunia digital pula. Bukannya menyelesaikan permasalahan, justru hal tersebut menjadi benih permasalahan yang menumbuhkan berbagai buah petaka.
Terdapat beberapa permasalahan lain dalam dunia digital seperti keamanan digital, permasalahan privasi, bahkan validitas informasi yang bebas berselancar ria. Semua problematika tersebut merupakan sebagian permasalahan yang ada di samping dimensi positif yang dimilikinya. Apabila dilihat lebih lanjut, kebenaran informasi merupakan salah satu akar utama yang menyumbang nutrisi kejahatan digital lainnya. Tentunya hal ini tidak terlepas dari adanya globalisasi.
Pippa Norris menjabarkan globalisasi sebagai sesuatu yang menembus batas fisik dan terwujudnya integrasi baik dari segi sosial, budaya dan semacamnya. Dalam hal ini, era digital menjadi sesuatu yang dapat dikatakan metafisik atau di luar fisik. Hal ini disebabkan fleksibilitas dan kemampuannya dalam melewati batas fisik antar wilayah. Seseorang dapat berbicara dengan orang yang berada di tempat yang jauh darinya cukup dengan telepon. Bukankah batas fisik dalam konteks ini telah terlewati?
Kemajuan teknologi merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam era digital. Semua aspek telah terpengaruhi oleh kemudahan yang mana menjadi dasar dari hakikat adanya teknologi itu sendiri. Semua aspek telah terkena dampaknya, bahkan dalam penunaian ibadah sekalipun. Misalnya, permasalahan omnipresence atau kehadiran Tuhan dalam pembahasan beberapa agama di era sekarang. Kenyataan atau realita yang ada mendorong manusia untuk lebih bijak dalam memandang digitalisasi. Tidak sepatutnya manusia dibutakan oleh realitas internet yang dapat dibilang buram ataupun semu.
Sekurang-kurangnya terdapat tiga tipe realitas yang ada di dunia digital. Pertama disebut dengan augmented reality dimana kenyataan di dunia digital merupakan kepanjangan dari dunia nyata. Mudahnya AR merupakan realitas yang ditambahakan pada dunia nyata dan tidak menggantikan sepenuhnya akan keberadaan dunia fisik. Contohnya permainan Pokemon Go yang menampilkan Pokemon di dunia nyata tanpa mempengaruhi realitas yang nyata.
Kedua adalah virtual reality atau realitas virtual yang sepenuhnya membuat dunia tersendiri yang betul-betul terlepas dari dunia nyata. Singkatnya teknologi VR membuat penggunanya terisolasi dalam dunia hasil kreasi realitas tersebut. Beberapa perangkat yang digunakan dalam permainan berbasis vrtual reality merupakan contonya.
Ketiga adalah mixed reality atau realitas campuran. Realitas yang terakhir ini merupakan realitas yang menggabungkan dua tipe sebelumnya. Dunia virtual yang sebelumnya terisolasi menjadi lebih interaktif dan dapat beradaptasi secara real time dengan dunia fisik. Interaksi yang dihasilkan pun dinamis dan tidak terpaku seperti AR. Realitas yang seperti ini merupakan bentuk realitas yang diidamkan umat manusia. Kedua sisi positif realitas dapat dipadukan menjadi suatu kenyataan yang lebih baik.
Dari ketiga realitas tersebut, validitas informasi merupakan sesuatu yang selayaknya terus dipertanyakan dan diselediki. Sebab tidak ada jaminan – baik dalam realitas apapun – sebuah kebenaran akan konsisten menyertainya. Informasi palsu merupakan hal yang tidak dapat dihindari baik dalam bentuk yang sengaja maupun ketidaksengajaan.
Kevalidan informasi di era digital dapat diperoleh dengan peningkatan literasi dan berpikir kritis. Dengan memperbanyak membaca, sesorang akan memperoleh informasi yang beragam sehingga memiliki bahan untuk diolah dalam pemikiran kritis yang ia miliki. Dengan pimikiran kritis, maka seseorang akan bersikap skeptis secukupnya sehingga dapat mengelola informasi dengan lebih baik.
Informasi sekecil apapun itu jangan seenaknya dianggap remeh. Sebab efek domino yang timbul darinya dapat menjadi besar terutama dalam realitas digital yang rapuh, cepat serta praktis. Pemberantasan informasi yang menyesatkan dapat dimulai dari hal-hal yang kecil di lingkungan sekitar pembaca. Dengan pembenahan tersebut – sekecil apapun itu – tentu dapat melahirkan sebuah realitas yang sejati. Sebuah realitas di mana keberadaan digital yang metafisik sekalipun tidak bersifat manipulatif, palsu dan rapuh dalam mempertahankan kandungan kebenaran di dalamnya.
Realitas yang sejati sungguh sebuah kenyataan. Hal tersebut tidaklah sebuah ide yang tidak dapat diwujudkan. Dalam bentuk teknologi apapun, realitas yang sejati merupakan ide utama yang hendaknya dikejar. Pemikiran kritis dan pengayaan literasi – sekali lagi – menjadi kunci akan keberhasilan dalam menyongsong terbentuknya keberadaan yang sebenarnya.
Artikel Lainnya
-
80726/07/2022
-
259215/06/2020
-
108715/11/2020
-
Tenggelamnya Kapal Pengangkut TKI Ilegal
106628/01/2020 -
Anwar Usman dan Persoalan Integritas MK
103313/04/2022 -
190915/02/2020