Kampung KB yang Utopis

Kampung KB yang Utopis 24/06/2021 3144 view Pendidikan media.kbjatim.info

5 tahun lalu tepatnya awal 2016 saya menghadiri pencanangan Kampung KB. Luar biasa gebyarnya, meriah bahkan fantastis karena Bupati pun hadir. Semua instansi dipastikan hadir pula karena Kampung KB adalah Program Nasional di mana terintegrasi semua program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Lantas bagaimana kabarnya sekarang?

Pemerintah berharap pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKPBK) dan program-program pembangunan lainnya dapat berjalan secara terpadu dan bersamaan. Apakah harapan itu terwujud?

Kampung KB dirancang sebagai upaya menggaungkan, mengangkat kembali dan merevitalisasi program KKBPK guna mendekatkan akses pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam upaya mengaktualisasikan dan mengaplikasikan fungsi-fungsi keluarga secara utuh dalam masyarakat. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan di Kampung KB tidak hanya identik dengan penggunaan dan pemasangan alat kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya.
Kenyataan yang terjadi di lapangan sangat beragam. Ada yang berasumsi Kampung KB sukses ada yang asumsi belum berhasil. Saya pribadi menilai Kampung KB yang berjalan 5 tahun ini belum optimal. Mengapa belum optimal?

Pertama, Koordinasi lintas sektoral memegang peran utama dalam keberhasilan Program Kampung KB, karena kampung KB bukan milik KB tetapi Program nasional yang harus disukseskan semua Dinas yang mempunyai tanggung jawab di dalamnya. Semua dinas punya program untuk pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kenyataannya pemahaman tentang Program Kampung KB belum dimiliki semua dinas..

Idealnya ada forum yang beranggotakan semua instansi yang berkepentingan dengan Kampung KB. Ada koordinasi rutin dalam rentang waktu tertentu untuk memantau progress kampung KB. Evaluasi setiap akhir tahun juga harus diadakan untuk mengetahui sejauh mana program Kampung KB berjalan. Forum Instansi ini juga perlu meyusun RTL yang harus ditindaklanjuti bukan hanya sebatas catatan tanpa arti. Forum ini benar-benar menjadi media koordinasi yang mendatang manfaat bagi Kampung KB.

Kedua, dinas di luar Dinas KB masih menganggap bahwa Kampung KB tidak penting karena bukan program prioritas dari dinas mereka. Hal ini tentu saja menjadi penghambat karena tingkat kepedulian yang rendah. Anggapan bahwa Program Kampung KB adalah milik BKKBN masih mendominasi hampir semua dinas. Dinas akan memprioritaskan program dari dinasnya yang tentunya jika program tersebut sukses akan menjadi prestasi bagi dinasnya. Sukses kampung KB tidak akan memberikan dampak bagi instansi meraka. Inilah yang terjadi ketika ego sektoral atau kepentingan dinas atau instansi sendiri di atas kepentingan nasional yang dirasa tidak ada korelasi dengan dinasnya akan diabaikan. Begitu kuat ego dari setiap dinas sehingga hal ini bisa mengorbankan program pemerintah yang seharusnya disokong banyak instansi.

Ketiga, Kampung KB yang seharusnya menjadi program nasional nyatanya masih belum dipahami oleh seluruh dinas. Dinas lain hanya memahami bahwa Kampung KB hanya sebatas sebuah kampung yang difokuskan untuk pelayanan kontrasepsi. Untuk itu perlu dipahamkan bahwa kegiatan yang ada di Kampung KB bukan sebatas pelayanan kontrasespsi tetapi banyak program lain dari semua instansi yang bertujuan untuk meningkatakn kesejahteraan keluarga. Mengingat Kampung KB ini miniature dari sebuah wadah dimana seluruh Program KKBPK terimplementasikan dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Terakhir, Keberadaan Kampung KB hanya sebatas seremonial saja. Sehingga gebyar yang luar biasa di saat pencanangan tidak sebanding dengan tindak lanjut dalam perjalanan ke depan. Kalau boleh dibilang seperti menuntaskan hajat semata. Tentu hal ini sangat ironis karena terus berulang setiap ada monitoring dan evaluasi. Dengan segala daya upaya semua administrasi terpenuhi, yang belum adapun di ada-adakan. Biaya yang sangat besar tetapi hanya untuk seremonial semata. Padahal seharusnya progress kampung KB bisa dirasakan dari waktu ke waktu mengalami peningkatan khususnya manfaat bagi warga di Kampung KB.

Secara keseluruhan, saya berpendapat 5 tahun perjalanan kampung KB belum bisa dianggap berhasil. Masih banyak kekurangan yang menjadi PR tentunya menuntut untuk dituntaskan. Harapan ke depan Kampung KB terus berbenah diri khususnya bagi pemangku kebijakan dalam hal ini adalah Dinas KB, sedangkan lebih luas lagi Kampung KB mampu berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat khusunya dalam peningkatan kesehteraan keluarga. Semoga.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya