Catatan Redaksi: Lonjakan Kasus Corona di Era New Nomal

Admin The Columnist
Catatan Redaksi: Lonjakan Kasus Corona di Era New Nomal 27/06/2020 1160 view Catatan Redaksi Cambridgesupport.com

Setiap pekan The Columnist menyajikan tulisan dari meja redaksi dengan mengangkat isu publik yang tengah berkembang dan patut diperbincangkan.

Kali ini catatan redaksi ditulis oleh Bung Supriyadi mengangkat isu lonjakan kasus Corona ditengah penerapan New Normal, khususnya yang terjadi di wilayah Provinsi Riau. Disampaikan secara ringan, namun membawa pesan penting khususnya bagi para milenial di manapun berada.

Selamat membaca!

Akankah kita menang melawan Covid-19? Tentu kita semua berharap demikian. Namun melihat fakta dan realita yang berkembang sekarang ini, sepertinya kata menang masih jauh dari harapan. Hari ini kita masih dalam taraf berjuang untuk menang melawan virus yang mematikan ini.

Angka yang fluktuatif terus dimunculkan di beberapa daerah, termasuk di Provinsi Riau. Di beberapa Kabupaten/Kota dalam beberapa minggu terakhir termasuk di Kota Pekanbaru sendiri sebagai Ibu Kota Provinsi Riau yang telah memiliki kasus stagnan atau tidak mengalami peningkatan bahkan terjadi penurunan kasus, namun dalam beberapa hari terakhir ini kasus baru bermunculan dan angkanya juga naik secara signifikan.

Di Kota Pekanbaru sendiri, ada beberapa titik lokasi yang disinyalir menjadi kluster baru episentrum penularan kasus corona, dan titik-titik lokasi itu pun kini sudah ditutup dan dilakukan sterilisasi atau pembersihan. Pemerintah Kota Pekanbaru pun sudah melakukan langkah dengan memberlakukan kembali Work From Home (WFH) bagi para ASN-nya setelah beberapa hari masuk seperti biasa di era New Normal.

Pemberlakukan Work From Home (WFH) buat para ASN-nya juga karena ditemukannya enam orang ASN di Pemerintahan Kota Pekanbaru yang positif corona (Riau Pos.co, diakses 26 Juni 2020)

Gubernur Riau pun tak tinggal diam. Beliau mengintruksikan dan menghimbau perusahaan-perusahaan yang ada di Riau untuk melakukan pencegahan dan screning awal terhadap virus corona dengan melakukan rapid tes terhadap karyawannya dengan menggunakan biaya mandiri dari perusahaan. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dalam rangka mengendalikan dan memutus mata rantai penularan virus corona di bumi lancang kuning ini. Sekaligus juga mengajak perusahaan-perusahaan di Riau untuk berperan, berpartisipasi dan bergandengan tangan mengatasi wabah corona ini secara bersama-sama.

Ketidakdisiplinan warga dalam mentaati setiap protokol kesehatan yang telah ditentukan dijadikan sebagai salah satu alasan kenapa kasus corona di Provinsi Riau ini kemudian melonjak kembali. Kota Pekanbaru yang awalnya berstatus sebagai zona kuning dalam beberapa minggu kembali ke zona merah. Ini menunjukkan bahwa di era New Normal meskipun satu daerah sudah dinyatakan zona hijau atau kuning namun jika masyarakatnya tidak disiplin untuk mentaati peraturan protokol kesehatan maka daerah yang sudah memiliki status zona hijau hijau atau kuning tersebut bisa kembali menjadi merah.

Tidak mudah mengedukasi masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan di era New Normal di tengah himpitan ekonomi di era pandemi ini. Setelah beberapa bulan aktivitas sebagian besar masyarakat di Kota Pekanbaru terkekang atau lumpuh oleh corona dan juga adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan, banyak masyarakat terutama masyarakat ekonomi rendah yang terdampak. Mereka tak bisa bekerja mencari nafkah padahal mereka sangat butuh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, walaupun itu hanya sekedar kebutuhan dasar seperti makan.

Maka begitu Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB) tidak lagi diberlakukan, dan kemudian diterapkan era New Normal, sebagian masyarakat menyambutnya dengan gembira walaupun ada sebagian yang lain menyambutnya dengan rasa was-was.

Bagi mereka yang menyambut dengan gembira, karena mengganggap bahwa era New Normal ini adalah era baru dengan kebebasan melakukan aktivitas di luar rumah, termasuk melakukan aktivitas ekonomi. Bagi yang memiliki kesadaran, masyarakat akan menyambut era New Normal ini dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan sesering mungkin dan juga tetap menjaga jarak dan tidak berkerumun.

Namun demikian, bagi yang memiliki kesadaran serba nanggung, setengah-setengah maka di Era New Normal ini mereka mentaati protokol kesehatan dengan setengah setengah pula.

Sebagai contoh, jika pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar, di sepanjang jalan Subrantas Kota Pekanbaru (Panam) banyak pertokoan yang ditutup, banyak para pedagang kaki lima yang tutup atau pun kalau buka tetap memakai protokol kesehatan yang telah ditentukan dan daerah tersebut pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terasa sepi namun ketika New Normal diberlukan kemudian sangat padat dan ramai kembali.

Aktivitas pedagang kaki lima yang memenuhi trotoar baik di sisi kiri maupun kanan di Jalan Subrantas (Panam) tersbut banyak yang kemudian tidak mematuhi protokol kesehatan. Baik para pedagang maupun pembeli banyak yang tidak memakai masker, tidak menjadi jarak dan juga bekerumun.

Pun demikian di warung-warung kopi, tempat makan yang sudah mulai buka terasa bahwa protokol kesehatan mulai dikendorkan. Demikian juga di tempat fasilitasi umum seperti di sekitar stadion utama yang terletak di dekat Universitas Riau, banyak warga yang melakukan aktivitas secara berkerumun, tidak jaga jarak, pakai masker dan juga mentaati seluruh protokol kesehatan yang dianjurkan.

Kita menyadari bersama bahwa kebijakan penerapan di era New Normal ini lebih mengutamakan paradigma ekonomi agar roda perekonomian tetap berjalan di era pendemi ini. Untuk itu disiplin dari warga agar mentaati setiap protokol kesehatan yang telah ditentukan harus tetap dijalankan agar penularan mata rantai kasus corona ini bisa kita putus.

Kedisiplinan masyarakat yang juga disertai kebijakan pemerintah yang tepat dan memihak terutama pada masyarakat yang benar-benar terdampak corona diharapkan akan mampu mengurangi peningkatan kasus corona di era New Normal ini. Tanpa sinergi kita semua, baik masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan semua elemen yang ada maka perang melawan corona masih jauh dari menang.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya