Ancaman Corona dan Tumpulnya Nurani Pemimpin

Guru SMPN 3 Wulanggitang, Flores Timur
Ancaman Corona dan Tumpulnya Nurani Pemimpin 25/03/2020 1749 view Politik Pixabay.com

Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) terus menghantui manusia. Virus ini menjangkit hampir seluruh dunia. Penyebaran terus meluas kemana saja tanpa bisa dibendung. Nyaris tidak ada negara yang luput dari ancama virus corona. Covid-19 menyerang siapa saja tanpa peduli strata sosial dan kedudukan orang. Entah masyarakat biasa, atau pejabat negara. Orang kaya atau orang miskin. Di hadapan virus corona manusia adalah makhluk tak berdaya.

Covid-19 pertama kali muncul di China. Kota Wuhan, Propinsi Hubei menjadi pusat wabah. Sejak kemunculannya pada Desember 2019, Covid-19 telah menyebar ke belahan lain dunia. Presiden Jokowi mengatakan bahwa 189 negara yang terpapar corona. Pusat wabah corona sekarang sudah berpindah dari China ke Eropa. Italia, Spanyol, Inggris merupakan negara di Eropa dengan korban terbanyak. Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand adalah negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di Asia. Negara-negara di benua Amerika, Australia dan Afrika juga tidak luput dari serangan virus corona.

Indonesia tidak bisa terhindar dari amukan virus corona. Kasus pertama terkonfirmasi tanggal 02 Maret 2020 di Bekasi. Sejak saat itu kasus-kasus baru terus terjadi setiap hari. Penyebarannya pun semakin meluas. Menyebar ke sebagian besar wilayah di Indonesia. Jumlah korban pun terus bertambah. Syukur karena yang dinyatakan sembuh juga ada. Laporan tertanggal 24 Maret 2020, pkl.15.45 WIB, jumlah kasus positif 686, meninggal dunia 55 orang dan sembuh 30 orang (detik.com).

Saat kasus positif pertama di Indonesia diumumkan, muncul panic buying dari masyarakat. Orang ramai-ramai memborong bahan makanan. Persediaan barang di pasar tiba-tiba menjadi langka. Masker, cairan disinfektan untuk membersihkan tangan semakin sulit didapat. Ada indikasi barang-barang tersebut ditimbun untuk dijual kembali dengan harga yang mahal. Di beberapa tempat, dalam razia polisi menemukan beberapa tempat penimbunan bahan maupun masker dan cairan pencuci tangan tersebut.

Secara global, dampak yang timbul dari pandemik Covid-19 semakin besar. Penyebaran corona tidak hanya beriko terhadap kesehatan tetapi juga berimplikasi pada ekonomi. Banyak masyarakat terserang virus hingga meregang nyawa. Perekonomian dunia terpukul dan roda ekonomi masyarakat menjadi lumpuh.

Melihat penyebaran dan dampak yang semakin mengerikan, WHO menaikkan status Covid-19 dari semula adalah wabah menjadi menjadi pandemik global. Dengan perubahan status ini, organisasi kesehatan dunia ini mendesak pemerintah di setiap negara untuk menangani ancaman virus corona secara serius.

Setiap negara memberlakukan kebijakan yang berbeda-beda dalam menghadapi ancaman covid-19. China, misalnya, ketika pertama kali virus ini muncul, langsung melakukan lock down terhadap kota Wuhan. Hasilnya negeri Tirai Bambu itu mampu membatasi persebaran virus ini ke daerah lain di negeranya. Korea Selatan memberlakukan social distancing. Covid 19 pun berhasil diredam laju penyebarannya di negeri Ginseng tersebut.

Di tengah eskalasi penyebaran corona yang terus meluas, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan social distancing. Panduan dalam melakukan social distancing dikeluarkan pemerintah seperti menjaga jarak dengan orang lain, menghindari kerumunan, mengisolasi diri di rumah dan tidak bepergian kemana-mana, menjaga kesehatan dengan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas, beristirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur agar ketahanan tubuh bisa terjaga.

Di tengah pandemik Covid-19 yang terus menggila, kepatuhan pada kebijakan pemerintah penting dijalankan demi keselamatan bersama. Namun di negeri Pancasila ini, kesadaran masyarakat belum sempurna. Imbauan melakukan social distancing demi mencegah penyebaran Covid-19 tidak diikuti secara serius. Masih ada pihak yang membandel dengan macam-macam dalil. Aktivitas yang melibatkan banyak orang masih digelar. Larangan untuk mengisolasi diri di rumah juga tidak diindahkan. Orang masih dengan seenaknya jalan-jalan.

Beberapa sikap “melawan arus” antara lain diperlihatkan anggota DPR, Krisdayanti yang pelesiran ke luar negeri. Di tengah imbauan agar stay at home, anggota DPR PDIP ini malah jalan-jalan ke Swiss bersama keluarganya (kompas.com, 19/03/20). Sikap kepala batu lainnya adalah anggota DPRD kabupaten Blora yang ngotot melakukan study banding ke Lombok saat Covid-19 mewabah.

Konyolnya, ketika pulang dari kunker, anggota dewan tersebut mempertontonkan arogansi mereka memarahi petugas medis yang hendak mengecek kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (kompas.com, 21/03/20).

Di Manggarai Barat, Maria Geong salah satu bakal calon bupati malah melakukan sosiaslisasi diri terkait keikutsertaannya dalam kontestasi politik yang akan dihelat di daerah tersebut. Bacabup yang juga menjabat Wakil Bupati ini menggelar sosialisasi di desa Munting, kecamatan Lembor Selatan (floresa.co, 22/03/20).

Masih di wilayah Manggarai, anggota DPRD NTT dari PAN, Yeni Veronika melaksanakan kegiatan reses di desa Sambi, kecamatan Reo, kabupaten Manggarai pada Senin malam, 23 Maret 2020 (floresa.co, 24/03/20).

Selain kebijakan social distancing, Presiden Jokowi juga menginstruksikan agar dilakukan pemangkasan terhadap anggaran negara dan daerah yang sifatnya bukan prioritas guna memerangi pandemik Covid-19. Namun di tengah pandemik Covid-19 yang menuntut perhatian serius dan dukungan semua pihak. DPRD Lembata malah membeli mobil untuk Ketua dan Wakil Ketua (FP, 20/03/20).

Melihat peristiwa tersebut di atas, tergambar sikap “membangkang” terhadap imbauan pemerintah justru dilakukan oleh pemimpin kita. Tindakan yang sangat disayangkan dan patut disesalkan. Pemimpin seharusnya memberi contoh menaati hukum/aturan yang ditetapkan, bukan malah melanggarnya.

Tanggungjawab seorang pemimpin adalah menginspirasi orang lain untuk melakukan yang terbaik. Untuk itu, pemimpin harus menunjukkan teladan kepada masyarakat dengan cara melibatkan diri – memimpin dengan contoh (leadership by example). Ketika seorang pemimpin memimpin dengan teladan, itu menunjukkan kepada rakyat bahwa pemimpin mereka tidak hanya duduk dan memberi perintah tetapi ikut terlibat di dalamnya.

Walaupun memimpin artinya memberi perintah, seorang pemimpin tidak hanya mengeluarkan komando. Tetapi lebih dari itu terlibat langsung dalam melakukan apa yang diperintahkan. Ketika seorang pemimpin menjalankan tugas memimpin dengan teladan, bawahannya akan menunjukkan komitmen untuk mengikuti sang pemimpin. Pemimpin yang memimpin dengan contoh menempatkan dirinya sebagai orang yang layak dipercaya, ditiru dan diikuti.

Pemimpin yang baik harus memimpin dengan contoh. Dengan menjalankan apa yang dikatakan, pemimpin akan menjadi orang yang bisa diikuti orang lain. Ketika pemimpin mengatakan lain dan melakukan lain lagi, mereka mengikis kepercayaan dalam kepemimpinan yang dijalankan.

Sikap pemimpin yang ngotot melakukan sosialisasi diri, atau reses, dan nafsu memiliki fasilitas mobil mewah di tengah masyarakat yang lagi diterpa bencana menggambarkan tumpulnya nurani dan hilangnya sense of crisis dalam diri pemimpin.

Dalam situasi genting akibat pandemik Covid-19 sekarang, seorang pemimpin di bidang apapun dan level manapun harus mengutamakan keselamatan rakyat. Keselamatan rakyat mesti ditempatkan di atas segalanya. Atau dalam bahasa Cicero, salus populi suprema lex yaitu semua produk hukum yang dibuat dan diberlakukan demi kesejahteraan (keselamatan) rakyat atau masyarakat (Pandor, 2010:157).

Konkretnya, pemimpin harus menjadi garda terdepan, memberi teladan bagi masyarakat. Pemimpin mesti hadir di tengah masayarakat memastikan rakyat mematuhi semua aturan. Pemimpin harus berada di belakang warga, mendorong mereka menjalankan semua aturan demi menghadapi Covid-19. Pemimpin harus menanggalkan ego dan nafsu memburu kekuasaan dan menempatkan keselamatan warga harus di atas segala-galanya.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya