Pertarungan Keras Pemilu 2024: King Maker vs King Maker

Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Jambi
Pertarungan Keras Pemilu 2024: King Maker vs King Maker 08/10/2022 652 view Politik pixabay.com

Tahapan pemilihan presiden 2024 telah masuk babak baru, Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini sedang melakukan verifikasi administrasi bagi partai politik peserta pemilu. Pada tahap ini hasilnya nanti akan memberi gambaran partai politik mana yang memiliki kapasitas untuk menjadi petarung di 2024. Verifikasi administrasi dilakukan KPU dari tanggal 16 Agustus 2022 sampai dengan 11 Oktober 2022. Partai politik yang mendaftarkan ke KPU yakni sebanyak 24, dengan hasil awal verifikasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi yang pertama lolos. Hal ini karena hasil penilaian KPU, PKB telah melengkapi semua persyaratan sesuai dengan ketentuan UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu pasal 173 ayat 2.

Secara formal tahapan ini lah yang sedang diikuti oleh para calon peserta pemilu hari ini, namun secara politis sudah berjalan sangat dinamis. Atmosfir pertarungan sudah sangat terasa di ruang publik. Para elite partai politik berlomba-lomba memberikan psywarnya masing-masing. Terbaru adalah pidato dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam acara HUT Partai Demokrat yang sedikit kontroversial. Hal ini karena isi pidatonya yang menyinggung kinerja dari presiden Joko Widodo yang hanya melanjutkan hasil kerja dari presiden sebelumnya yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene ayah kandungnya sendiri.

Pandangan dari kaca mata politis bahwa pidato AHY ini merupakan bentuk serangan-serangan awal dari partai Demokrat kepada partai yang dinaungi presiden Joko Widodo dalam hal ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Alasan logisnya adalah karena PDIP merupakan partai pemenang pemilu selama dua kali, sehingga menjadi salah satu ancaman bagi Partai Demokrat di pemilu 2024.

Pertarungan dibalik Layar Para Tokoh Politik

Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoono (SBY) menyatakan siap turun gunung untuk turut bertarung di pemilu 2024. Kemudian, Surya Paloh sebagai ketua umum Partai Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan menjadi bakal calon Presiden di tahun 2024. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan pertanda awal bahwa pemilu 2024 nantinya akan menjadi ajang para tokoh politik besar Indonesia kembali ke arena untuk bertarung. Kembali ke arena secara jelas dapat dipahami bahwa para tokoh politik tersebut bukan langsung menjadi petarung, namun mengambil peran intelektual di balik layar atau yang sering di sebut dengan “king maker” dalam mempersiapkan orang yang akan menjadi petarung di 2024. Nama-nama lain yang juga memiliki pengaruh kuat, dan memiliki amunisi untuk menjadi king maker adalah Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri dan bahkan Presiden Joko Widodo.

Secara nyata dapat diperhatikan nama-nama seperti Jusuf Kalla merupakan tokoh yang memiliki pengaruh dan jaringan kuat secara politik, meskipun tidak memiliki partai. Namun tidak melunturkan bahwa beliau memiliki pengalaman yang banyak dalam kancah perpolitikan Indonesia. Begitu juga dengan Presiden Joko Widodo yang notabene nantinya akan berposisi sebagai seseorang yang selesai dalam masa jabatan Presidennya. Sehingga secara langsung memiliki kekuatan dalam membangun seseorang untuk dijadikan sebagai pertarung. Lebih lanjut, Megawati Soekarnoputri menjadi sangat jelas akan menjadi king maker yang sangat diperhitungkan. Hal ini karena secara politik, beliau memiliki kendaraan yang besar untuk dapat di tumpangi pada kontestasi 2024.

Secara jelas dapat dipikirkan bahwa kontestasi politik itu memiliki dua muka, yakni yang tampak di depan maupun di belakang. Tampak depan secara normatif memperlihatkan gasak-gusuk elite politik dalam mengikuti kontestasi elektoral. Namun sebetulnya yang tidak kalah pentingnya, atau bahkan dapat dikatakan menjadi proses paling penting dalam politik elektoral adalah pada panggung belakang. Kenapa penting, karena keputusan-keputusan penting biasanya terjadi dalam ranah belakang panggung. Para elite politik secara dinamis melakukan lobi-lobi kepada seluruh elemen untuk mendapatkan atau melanggengkan kepentingnya. Maka dari pada itu, king maker menjadi salah satu bentuk kasak-kusuk di belakang panggung politik dalam menentukan calon yang akan di tampilkan menjadi petarung.

Lebih lanjut, menarik sebetulnya melihat kiprah para king maker pada pemilu 2024. Hal ini karena para tokoh politik yang menjadi king maker tersebut memiliki pengalaman yang sangat banyak di panggung kontestasi elektoral Indonesia. Benturan antara para king maker akan membuat bumbu pemilu 2024 menjadi sangat beragam. Jadi, dapat dikatakan bahwa pada pemilu 2024, masyarakat disajikan petarungan sengit nan keras para tokoh politik besar Indonesia. Bukan dalam arena gelanggang secara langsung, namun melalui para petarung yang diciptakannya.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya