Logical Fallacy: Kanker Kemajuan Indonesia

Mahasiswa Aqidah & Filsafat Islam UIN Sunan Ampel
Logical Fallacy: Kanker Kemajuan Indonesia 19/08/2024 565 view Pendidikan pxhere.com

Logika, seperangkat metode berfikir yang memiliki posisi vital dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Tanpa adanya logika, tidak ada indikator yang menilai benar ataupun salahnya pemikiran tersebut. Tentu, kesesatan dalam berpikir menjadi salah satu kemungkinan yang akan dicapai.

Perumpamannya adalah indra yang dimiliki oleh manusia sebagai alat untuk menangkap suatu citra. Mata tentu bisa menilai bahwa pensil lebih pendek dibandingkan Menara Eiffel. Namun, apabila pensil tersebut diletakkan di sebelah mata dan menara tersebut berada jauh sehingga nampak berukuran kecil, mata menganggap pensillah objek yang lebih tinggi. Dalam kasus demikian, otak lantas mengoreksi bahwasannya menara lebih tinggi dibandingkan pensil tersebut. Arguman tersebut didapatkan atas perbedaan jarak objek dengan mata yang membuat kesan bahwa pensil jauh lebih tinggi.

Lantas, siapa yang menghakimi akal? Adakah sesuatu yang mengoreksi cara kerja akal itu sendiri? Maka logika hadir untuk mengamati kerja akal melalui rumusan-rumusan yang ada dalam ilmu logika. Sesuatu yang menyalahi cara kerja logika, maka dinyatakan sebagai kecacatan logika. Kecacatan Logika jika dialihbahasakan ke dalam Bahasa Inggris, maka menjadi Logical Fallacy.

Logical Fallacy merupakan hal yang kerap terjadi dalam interaksi sosial di Indonesia. Mengikutsertakan perihal sentimen individu dalam suatu masalah (Ad Hominem), menyamaratakan suatu hal tanpa pandang bulu (Generalisasi), menarik kesimpulan secara sembrono (Straw-man fallacy) merupakan macam-macam kesesatan logika yang kerap terjadi. Parahnya, bagi beberapa orang terutama yang tidak paham logika, hal tersebut terlihat normal dan sah-sah saja. Berikut dipaparkan beberapa contoh kecil mengenai kesesatan logika.

Pada saat Rocky Gerung menghadiri sidang kasus pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan oleh Hariz Azhar dan Fatia Maulidiyanti, Rocky menjabarkan bahwa seseorang menyebutnya sebagai orang yang kasar tutur katanya sebab jarang bercinta. Dalam kasus ini sungguh nampak bahwa bercinta seolah menjadi tolok ukur halus kasarnya ucapan seseorang. Nyatanya, apakah orang yang memiliki cinta ataupun sering bercinta merupakan seseorang yang halus ucapannya? Seseorang yang kasar bisa saja merupakan orang yang memiliki cinta yang besar, seperti orang tua yang mendidik anaknya dengan keras.

Mengutip laman Transparency International Indonesia, indeks persepsi korupsi di Indonesia pada tahun 2023 nilainya menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan aktifitas korupsi di Indonesia yang kian meningkat. Beberapa oknum pejabat tentu menjadi sorotan disebabkan kasus korupsi. Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia menggeneralisir bahwa semua pejabat tidak ada yang bersih, alias semuanya korup.

Hal ini tentu tidak benar secara mutlak. Tidak ada data pasti yang menunjukkan bahwa semua pejabat secara terkecuali melakukan tindak pidana korupsi. Hal ini tentu membawa konsekuensi bahwasannya tidak mungkin fasilitas di Indonesia dapat tersedia bila seluruhnya dikorupsi. Korupsi tentu merupakan hal yang dilakukan oleh oknum pejabat negara. Tidak pula benar apabila semua pejabat dipukul rata melakukan rasuah.

Contoh terakhir adalah, yaps, pembaca sekalian. Di antara kalian tentu ada saja yang mengklaim saya sebagai pendukung Rocky Gerung dan pembenci Rhenald Kasali apabila menyimpulkan dari contoh pertama. Sebagian yang lain mengira bahwa penulis merupakan antek-antek pemerintah yang mendukung menjamurnya praktik korupsi. Kedua asumsi tersebut tidaklah benar.

Diibaratkan seseorang yang meminta upah atas gaji/bisyaroh mengajar membaca Al-Qur’an di TPQ tidak dapat dipastikan sebagai orang yang fanatik terhadap hal keduniawian. Sebab orang tersebut hanya meminta sesuatu yang menjadi haknya. Apabila orang tersebut selalu membahas soal bayaran yang ia dapatkan dengan sistem pengajaran yang sesuka hatinya, barulah orang tersebut dapat dikatakan memiliki sifat yang cenderung pada duniawi. Kesimpulan sifat keduniawian tersebut merupakan kesimpulan yang mengada-ada dan berlebihan daripada yang seharusnya.

Sebagai negara yang ingin menjadi negara maju yang diimpikan oleh Rakyat Indonesia, memahami kesesatan logika merupakan hal yang penting. Urgensi tersebut berasal dari kemampuan masyarakat Indonesia dalam berfikir kritis yang kurang dalam beberapa kelompok. Berfikir kritis tentu tidak lepas dari minat literasi dan kemampuan dalam menganalisa sesuatu. Minat literasi tentu tidak terlepas pada tulisan. Membaca suatu fenomena dalam kacamata pengetahuan, membaca keindahan pengetahuan dalam agama yang dianut dan membaca situasi yang terjadi di sekitar kita merupakan penjabaran luas akan makna literasi.

Pengayaan literasi serta pemikiran kritis semestinya diasah sejak mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Jangan halangi siswa-siswi bertanya tentang pelajaran mereka. Pengajar bukanlah papan informasi di mana para murid hanya dapat membaca tanpa bertanya. Menjawab pertanyaan dan mengarahkannya dengan baik merupakan salah satu tugas penting bagi pendidik. Sehingga, sistem pembelajaran yang monoton tidak lagi searah, melainkan dua arah sebagaimana lingkup diskusi ilmiah yang kritis.

Baca! Bacalah apapun yang membawa dampak positif sebagai hal yang dapat dilakukan. Bacalah hal yang bersifat negatif agar terhindar darinya. Bacalah suatu hal menggunakan logika, maka hal tersebut tentu selamat dari kecacatan logika. Dengan selamat dari cacat logika, tentu seseorang tidak akan mengatakan ilmu logika merupakan kunci menjadi atheis. Sebab, agama tersedia bagi orang yang berfikir.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya