Denis Thatcher: Romantisme di Balik Keteguhan Iron Lady

Seorang politikus dari Britania Raya, tepatnya Inggris, yang terkenal akan ketegasannya dalam mengambil langkah politik dan tentu saja kontroversi yang menyelimutinya tidak lain dan tidak bukan adalah Margaret Thatcher. Salah satu tokoh penting yang mendamaikan perang dingin, mengeluarkan kebijakan penghematan anggaran negara dan kebijakan pajak rumah tangga merupakan beberapa hal yang dilakukannya ketika ia berkecimpung di dunia politik. Bahkan, semenjak Thatcher menjabat sebagai Menteri Pendidikan, ia dijuluki ‘The Milk Snathcer’ dikarenakan penghapusan program pemberian susu gratis di sekolah dasar yang tentu menuai kritikan dari masyarakat yang bergantung pada subsidi tersebut.
Akan tetapi, terdapat dimensi romantis yang menarik untuk diulik lebih lanjut di balik ketegasannya. Kisah rumah tangganya dengan Denis Thatcher merupakan hal yang sepatutunya tidak dilewatkan ketika memperbincangkan kehidupan Thatcher. Dennis Thatcer rupanya memiliki peran penting dalam karir politik istrinya. Baik semenjak Margaret Thathcer mengawali langkah dalam mewujudkan ambisi besarnya maupun setelah 50 tahun lebih pernikahan mereka berjalan, Denis senantiasa berdiri di samping Sang ‘Iron Lady’.
Awal Rumah Tangga Margaret Roberts
Keduanya bertemu pada akhir 1940-an. Menariknya Margaret menyebutkan bahwa pertemuan mereka “bukanlah cinta pada pandangan pertama”. Dalam autobiografinya, Margaret Roberts menggambarkan Denis sebagai sosok yang tidak terlalu menarik, sangat pendiam, dan cukup baik. Di sisi lain, Denis berusaha keras merebut hati gadis pujaannya. Denis melanjutkan hubungan dengan perlahan namun pasti.
Pada akhirnya, keduanya menikah pada Desember 1951 di London. Mereka dikaruniai sepasang anak kembar, Mark dan Carol, yang lahir pada tahun 1953 melalui operasi caesar. Uniknya The Telegraph melaporkan bahwasannya Denis sedang menonton pertandingan kriket di saat kelahiran buah hatinya. Kemungkinan perihal ini merupakan gambaran dimensi pragmatis dan santai yang menjadi ciri khas Denis.
Terkait latar belakang Denis, ia merupakan pengusaha sukses sebelum menikah dengan Margaret Thatcher. Keberhasilan finansialnya merupakan kunci kesuksesan di awal karier politik Margaret. Walaupun hal tersebut terkadang diceritakan dengan konotasi negatif, kenyataannya Denis tidak sedikitpun merasa malu dan bersyukur atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Peran Denis tidak sebatas urusan finansial. Stabilitas kehidupan keluarga yang bersih memungkinkan Margaret fokus mengejar ambisi politiknya.
Dinamika Kehidupan Rumah Tanga dan Dunia Politik
Ketabahan Denis dalam urusan rumah tangga dan mengikuti arus politik istrinya tidak serta merta berjalan mulus tanpa rintangan. Pada tahun 1964, ia mengalami gangguan saraf dan pergi ke Afrika Selatan selama dua bulan untuk memulihkan diri. Tekanan berat dalam urusan bisnis dan urusan politik istrinya dikabarkan menjadi sebabnya. Bahkan, The Telegraph menyatakan adanya kemungkinan pertimbangan perceraian dalam bahtera rumah tangga Thatcer. Dapat dikatakan hal ini merupakan salah satu cobaan terberat dalam kehidupan mereka.
Dalam kacamata media, Denis dikenal sebagai sosok yang tidak pernah mengeluh secara terbuka tentang tekanan yang ia hadapi. Ia hampir tidak pernah memberikan wawancara atau pidato. Saat berbicara pun, ia sering menyebut Margaret sebagai "Si Bos," sebagai ungkapan yang mencerminkan penghormatan sekaligus humor. Hal ini tentu sifatnya yang humoris, tertutup, tabah dan suportif.
Kesamaran eksistensi Denis mengundang beberapa media nakal. Salah satunya adalah majalah satir, Private Eye yang menjulukinya sebagai sosok yang ‘selalu hadir, tetapi tidak pernah ada. Hal ini dimaksudkan menyindir Denis yang tidak terlihat menonjol di hadapan publik ataupun media. Dengan ketenangannya, ia menerimanya dan terkadang membalas sarkas tersebut dengan elegan. The Guardian sempat bertanya ke padanya perihal pekerjaan istrinya. Denis menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban unik bahwasannya "Dia punya pekerjaan sementara”.
Apabila sudah melewati batas wajar, kritikan nan elegan tersebut menjadi sebuah ujaran yang pedas bak pisau yang tajam. Ketika BBC menayangkan cerita radio satir tentang Margaret yang melegalkan narkoba, Denis langsung mengkritik siaran tersebut sebagai "aib dari sudut pandang apa pun." Ketegasan ini merupakan wujud cintanya yang besar terhadap istrinya yang mana Denis siap membelanya ketika kelewat batas.
Bahasa cintanya juga dapat ditemui dalam pengawasannya terhadap keseharian kehidupan politik Margaret Thatcher. Denis sering mengingatkan Margaret untuk berhenti bekerja ketika larut malam dan segera tidur. Kebiasaan ini merupakan salah satu yang dikenang oleh para pembantu mereka. Denis tentu berpikir bahwasannya kelelahan akan membawa dampak yang signifikan terhadap pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh istrinya.
Harmonis dalam rumah tangga tidak serta merta mencerminkan kepatuhan mutlak maupun kesamaan pemikiran dalam segala hal. Denis berbeda pendapat dengan istrinya pada suatu waktu perihal kebijakan politik mengenai reimplementasi hukuman mati. Bagi Denis, tindakan tersebut dinilai sebagai praktik yang biadab. Ia menyuarakan pendapat tersebut dengan tegas.
Penghujung dan Warisan Romantisme Thatcher
Dengan ketajaman analisa politik Denis memprediksi bahwa istrinya akan menghadapi reaksi keras dari publik. "Dalam setahun, dia akan menjadi sangat tidak populer, Anda tidak akan mempercayainya," ujarnya pada tahun 1987, setelah kemenangan pemilihan umum terakhir Margaret. Prediksinya terbukti akurat ketika popularitas Margaret merosot di akhir masa jabatannya. Walaupun karir politiknya meredup, kesetiaan Denis dibuktikan hingga akhir hayatnya.
Denis mendahului kepulangannya pada Tahun 2003. Denis meninggalkan kenangan manis bagi Margaret sebagai suami yang berpendirian teguh, cerdas, dan humoris. Margaret sendiri menulis dalam otobiografinya bahwasannya "Saya tidak akan pernah bisa menjadi Perdana Menteri selama lebih dari 11 tahun tanpa Denis di sisi saya. Ia adalah sumber nasihat yang cerdas dan komentar yang tajam”.
Denis dan Margaret Thatcer merupakan pasangan yang unik. Ia adalah pasangan sejati yang mana Denis senantiasa mendukung Margaret walaupun membawa konsekuensi yang cukup berat. Perannya dalam keberhasilan Margaret Thatcher menunjukkan pengorbanan dan dedikasi yang luar biasa, yang sering kali terlewatkan dalam narasi besar sejarah.
Simbol krusial akan cinta, kesetiaan dan pengorbanan dalam menghadapi ganasnya rumah tangga dengan wanita karir sepantasnya dimiliki oleh sosok Denis Thatcher. Prinsip dan kisah hidupnya merupakan inspirasi bagi siapapun, terutama bagi rumah tangga yang dihuni oleh istri yang aktif dalam menunjukkan eksistensinya. Kesibukan bukanlah penghalang bagi keharmonisan dan kedamaian dalam rumah tangga. Sebaliknya, sikap suportif dan saling tolong menolong merupakan kunci kesuksesan rumah tangga sebagai keluarga maupun tempat kembali yang ideal. Tentu saja rumah tangga yang ideal bukanlah yang sempurna, melainkan yang saling melengkapi.
Artikel Lainnya
-
158710/08/2021
-
64105/07/2024
-
191328/12/2021
-
Jurnalisme Sinting dan Sensitivitas Massa
243109/03/2020 -
Menyelamatkan Aset Bangsa dari Tindakan Kekerasan
66027/07/2021 -
Kaum Muda, Pemimpin dan Partai Politik
59825/10/2022