Penyuluh KB dan Penurunan Angka Fertilitas
Program KB sudah di gaungkan sejak tahun 80 an, kala itu program ini sangat mendapatkan perhatian dunia dengan banyaknya dukungan dan pembiayaan untuk mendukung pelaksanaan program pengendalian laju pertumbuhan penduduk terutama di negara-negara berkembang yang memiliki Total Fertility Rate (TFR) yang masih relatif tinggi seperti di Indonesia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk yang pada saat itu dalam satu keluarga masih memilki 3 – 4 orang anak bahkan lebih. Secara perlahan angka tersebut dapat diturunkan setelah Program KB ini digalakkan secara massif bahkan sampai ke pelosok-pelosok desa di penjuru tanah air.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS (2021) menyatakan bahwa pada Tahun 2020 penduduk Indonesia sebesar 270 juta jiwa sementara pada tahun 2010 jumlah penduduknya masih berada di angka 237 juta jiwa. Dilihat dari hasil tersebut terdapat penambahan sekitar 33 juta jiwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan hasil prediksi pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu tersebut bila dirata-rata ada pertambahan penduduk sebanyak 3,26 juta jiwa setiap tahunnya.
Dalam perhitungan BPS, pertambahan penduduk di periode 2010-2020 sebanyak 1,25% per tahun. Sedangkan dalam dekade sebelumnya yaitu 2000-2010, rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia dalam hitungan BPS mencapai 1,49%. Ini berarti terjadi penurunan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 0,24 persen selama satu dasawarsa terakhir ini.
Kemampuan Indonesia dalam menekan laju pertumbuhan penduduk secara signifikan dalam satu dasawarsa terakhir tentunya berdampak positif kepada negara. Keuntungan itu antara lain adalah makin berkurangnya beban negara dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk rakyatnya seperti kebutuhan akan perumahan, kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan akan fasilitas kesehatan dan lain sebagainya.
Secara mikro dengan turunnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia terutama yang diakibatkan oleh kelahiran murni hal ini akan memberikan dampak nyata pada meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga karena beban yang ditanggung masing-masing keluarga semakin sedikit karena jumlah anak di dalam satu keluarga juga semakin sedikit.
Atas capaian tersebut banyak faktor yang mendukung, salah satu yang paling dominan adalah peran Penyuluh Keluarga Berencana dalam melakukan penyuluhan, pengembangan, pelayanan dan penggerakan kepada masyarakat agar ikut serta dalam program Bangga Kencana (pembangunan keluarga,kependudukan, dan keluarga berencana).
Peran penyuluh lapangan KB dan PKB cukup mempunyai andil yang besar dalam menekan laju pertumbuhan penduduk, seperti yang kita ketahui penyuluh lapangan keluarga berencana dan Penyuluh KB bertugas memberikan penyuluhan dan pendampingan terhadap keluarga-keluarga Indonesia di wilayah binaannya masing masing.
Tugas mulia yang diemban penyuluh lapangan KB dan PKB ini tentu tidak akan tercapai jika penyuluh berdiam diri dan tidak melakukan pembinaan serta penyuluhan kepada masyarakat atau pasangan usia subur yang sudah terpetakan baik secara nama maupun alamat (by name by address).
Dengan bermodalkan kemampuan dalam berkomunikasi para PKB/PLKB berbaur dengan masyarakat setempat memberikan KIE KB baik dalam pembangunan keluarga maupun dalam meningkatkan ekonomi keluarga, segala aspek yang berhubungan dengan keluarga merupakan tugas dan tanggung jawab penyuluh KB untuk melakukan pendampingan bersama sama dengan kader KB ( PPKBD & Sub PPKBD ) dan para pemangku kepentingan seperti Ketua RW/RT.
Kesinambungan alur pelaksanaan program merupakan point kunci dalam keberhasilan program di lapangan, dalam hal ini mekanisme operasional pengelolaan program Bangga Kencana tetap harus dipegang teguh dalam pelaksanaan program ke depannya, karena di dalamnya memuat komitmen pemangku kepentingan dalam mensukseskan kegiatan dan pelaksanaannya di tingkat lini lapangan, masing-masing pemangku kepentingan mempunyai peran dalam hal dukungan pembiayaan kegiatan bangga kencana. Penyuluhan dan koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kunci kesuksesan menekan angka kelahiran secara nasional.
Penyuluh KB dan PKB serta kader harus saling bekerjasama bahu membahu dalam melakukan pelayanan kependudukan maupun kesehatan di setiap daerah binaan, kolaborasi peran dan fungsi antara PKB dan kader merupakan kunci kesuksesan pelayanan di tingkat masyarakat (Tk.RW/Dusun) dalam memberikan pelayanan kepada balita,remaja dan lansia di dalam suatu kelompok yang sudah terbentuk di tingkat RW/Dusun.
Pembinaan kelompok ini berguna untuk memberikan dan mendampingi para balita, remaja dan lansia agar dapat mendapatkan pendampingan dan materi sesuai dengan tingkat usia dan siklus kehidupannya, sehingga setiap kelompok tersebut mendapatkan manfaat bagi keluarga yang mempunyai balita, remaja dan lansia untuk menciptakan balita yang sehat, remaja yang berprestasi dan lansia yang tangguh yang merupakan bagian dan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dari program Bangga Kencana.
Semoga capaian dalam satu dasawarsa ini dapat terpelihara dengan baik sehingga dapat mewujudkan keluarga Indonesia yang mandiri, tentram dan bahagia.
Artikel Lainnya
-
33023/06/2024
-
25819/09/2025
-
120313/06/2021
-
Benarkah Balai Pustaka adalah Pelopor Sastra Modern di Indonesia?
25323/08/2025 -
Mewaspadai Maraknya Informasi Wabah Coronavirus: Bagaimana Sebaiknya Kita Bersikap?
134409/02/2020 -
110914/01/2024
