Mengerjakan Peran Domestik Dalam Rumah Tangga Secara Bersama

Belajar dari sebuah film yang sangat lekat di hati masyarakat, yang dsutradarai Yandi Laurens. Film yang diadaptasi dari novel karya Arswendo Atmowiloto ini mengusung tema keluarga dan dilansir dari situs film ditonton sekitar 1.683.765 jumlah penontonnya di bioskop yang tersebar di Indonesia. Siapa yang tak tahu Keluarga Cemara ?
Kisah cerita yang disajikan memiliki kemiripan dengan kisah nyata di kehidupan sehari-hari. Berawal dari Abah, sang tulang punggung keluarga yang mengalami masalah dalam urusan pekerjaan sehingga mengakibatkan mereka kehilangan hampir seluruh harta bendanya.
Keadaan itu memaksa mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang baru penuh tantangan dan jauh dari rasa nyaman. Keadaan yang serba sulit itu mau tak mau memaksa Abah, Emak, Euis, dan Ara untuk bertahan dan semakin terasah melakonkan peran domestiknya dalam unit keluarga. Emak yang berjualan opak dibantu Euis yang menjajakan opaknya kepada teman-teman di sekolah barunya di Bogor.
Pertama sekali kita harus memahami apa itu peran domestik? Peran domestik menggambarkan tentang aktivitas yang berkaitan dengan rumah tangga, seperti mencuci pakaian, mencuci piring, memasak, menyapu rumah, menyetrika, hingga mengasuh anak. Apakah mutlak kaum feminis yang seharusnya melakukan bermacam aktivitas tersebut yang tentunya menyita waktu dan tenaga?
Nyatanya dari masa ke masa, aktivitas domestik dalam rumah tangga umumnya dilakukan kaum feminis . Lalu, apakah hanya kaum feminis yang seharusnya mengemban tugas ini? Bagaimana dengan partisipasi kaum maskulin untuk memikul tugas domestik ? Agaknya masih jauh, meskipun beberapa di antaranya sudah memiliki kesadaran personal akan fungsi untuk optimalisasi kehidupan keluarga.
Keluarga merupakan suatu unit organisasi yang di dalamnya mengatur tentang peran dan fungsi setiap anggotanya. Karena keluarga merupakan unit yang kompleks, diperlukan sinergitas dari masing-masing anggota sehingga menciptakan hubungan yang terintegrasi. Oleh karena keluarga merupakan rangkaian unit yang saling terikat dan terkait, maka seyogyanya setiap anggota mengambil peran sekecil apapun untuk memastikan siklus aktivitas rumah tangga berjalan normal.
Ada kalanya setiap anggota keluarga dituntut untuk dapat menggantikan peran anggota keluarga yang lain ketika yang bersangkutan berhalangan untuk menjalankan peran atau fungsinya misalnya ketika sedang sakit. Dengan menggantikan peran sementara dan sesuai porsinya, fungsi saling melengkapi di dalam keluarga pun aktif. Manfaatnya memiliki pengaruh positif untuk mencapai keseimbangan dalam keluarga.
Beberapa kondisi faktual yang saya temukan justru mengungkapkan sebaliknya. Meski tidak semua, namun sebagian maskulin memilih untuk tetap kukuh pada mindset yang diwariskan keluarga .
Menurut pendapat saya, peran domestik bukan hanya keharusan bagi kaum feminis, tapi juga dapat dilakukan kaum maskulin. Apalagi kondisi aktual dewasa kini, tidak sedikit kaum feminis bekerja dan berkarir di luar rumah selain karena adanya kesempatan untuk meningkatkan ekonomi keluarga atau sekedar memuaskan ambisi. Belum lagi bila memiliki bayi yang perawatannya menuntut waktu, perhatian, dan energi yang pastinya terkuras dua kali lipat.
Bagi kaum feminis yang juga pekerja, tanggung jawab belum berakhir ketika waktunya pulang dari tempat bekerja/ kantor. Setibanya di rumah masih harus merapikan kain, memasak, mendampingi anak menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan sebagainya. Belum lagi mereka dituntut untuk mengingat dimana letak benda- benda yang berserakan tidak pada tempatnya disimpan mulai dari mainan anak hingga peralatan urgensi seperti senter, paku , martil dan sebagainya.
Maka tak heran peran dan fungsi kaum feminis yang ikonik dari urusan dapur, sumur dan kasur semakin menancap di tengah-tengah kultur masyarakat. Sangat diharapkan peran kaum maskulin untuk mengambil kesempatan dalam melakukan beberapa aktivitas domestik. Tidak dipaksakan, namun alangkah baiknya kita lakukan untuk membantu anggota keluarga kita.
Artikel Lainnya
-
264615/12/2019
-
131722/05/2020
-
33123/07/2023
-
Demokrasi Gagasan dan Literasi
60922/09/2022 -
Ibnu Khaldun: Sang Visioner di Balik 'Muqaddimah' dan Revolusi Pemikiran Sosial
42108/12/2024 -
Kado Akhir Tahun Jokowi untuk FPI
118831/12/2020