Judi Online: Kalah-Menang di Tangan Bandar

Mahasiswa
Judi Online: Kalah-Menang di Tangan Bandar 23/10/2023 382 view Lainnya pexels.com

Fenomena judi online menjadi keresahan yang kian marak terjadi. Masyarakat banyak terperangkap dalam lingkaran setan judi online. Mereka mengorbankan banyak hal agar bisa berjudi. Seperti narkoba, judi online memberikan efek kecanduan bagi para pemainnya, hingga sulit keluar dari perangkap tersebut.

Ketika sekali mencoba pemain telah masuk ke dalam perangkap judi online. Awalnya mereka diberi kesempatan untuk menang, yang membuat mereka ketagihan. Setelah itu mereka akan kalah. Ketika kalah mereka akan penasaran lalu terus mencobanya. Tanpa terasa saldo rekening menipis. Presentase menang dan kalah sudah pasti lebih banyak kalahnya. Anehnya setelah kalah puluhan kali, ketika sekali menang mereka akan merasa diuntungkan.

Nyatanya untuk keluar dari perangkap judi online tidak semudah yang dibayangkan. Seperti kecanduan narkoba. Ketika sudah masuk perangkap judol, pemainnya selalu terbayang akan tampilan judol tersebut lalu ingin memainkannya. Ketika keinginan itu datang mereka rela mengorbankan apapun agar bisa bermain. Seperti menjual aset-aset berharga, meminjam uang, hingga menipu orang terdekat agar diberi uang. Bahkan uang yang mesti digunakan untuk kebutuhan hidup terpaksa dipakai. Berambisi akan menang, hingga uang ditaruhkan dapat kembali berkali lipat. Dan uang yang telah kalah sebelumnya bisa dikembalikan dengan satu kemenangan. Padahal menang dan kalah ada di tangan bandar.

Dalam laporan terbaru Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Jumlah transaksi judi online mencapai 200 triliun. Sedangkan jumlah orang terlibat dalam judol tersebut sekitar 2,7 juta orang. Dan 2,1 juta pemain melakukan transakasi judi online di bawah 100 ribu. Dari data terbaca bahwa kebanyakan pemain judi online berada di kelas menengah ke bawah. Sudah pasti judi online menjadi menjadi masalah kelas bawah. Berharap kaya jalur judi online. Bukannya kaya malah melarat.

Influencer memiliki andil yang besar dalam memperkenalkan judi online kepada masyarakat. Bagaimana tidak, para influencer diendorse dengan harga yang fantastis oleh bandar. Untuk mempromosikannya, lewat konten bahkan live streaming. Mirisnya para influencer ini menerimanya dengan senang hati. Padahal konten mereka itu merupakan pintu masuk kemalaratan bagi masyarakat yang percaya. Konten mereka mudah saja diikuti oleh para pengikut mereka yang tidak sedikit di media sosial.

Biasanya konten tersebut menampilkan mereka sedang bermain slot. Mereka tidak menyebutnya game judi, melainkan game online. Mereka menyampaikan bagaimana mudahnya mendapatkan uang secara instan. Dalam konten tersebut mereka selalu menang. Yang bertujuan agar pengikut mereka mencobanya. Dengan iming mudah mendapatkan uang. Demikian halnya dengan live streaming.

Sejauh ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan. Supaya para influencer tersebut dilaporkan. Beberapa telah dilaporkan oleh masyarakat. Salah satunya youtuber Ferdian Paleka yang dituntut satu tahun penjara. Akan tetapi banyak influencer yang dengan cepatnya menghapus konten promosi tersebut. Supaya tidak dilaporkan.

Selain itu judi online juga dipromosikan lewat tautan-tautan yang terdapat dalam web, alamat IP, file sharing, facebook, google, bahkan youtube.

Masyarakat perlu disadarkan terkait bahaya judi online. Semua pihak perlu berkolaborasi untuk melawan judi online. Bukan hanya pemerintah tapi semua lapisan masyarakat harus dilibatkan.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas judi online. Seperti memblokir website situs online. Sejak 2018 hingga Juli 2023, Kementerian Kominfo telah memutus akses dengan memblokir situs online sebanyak 846.047. Dan men-takedown sebanyak 11.333 platfom konten judi online.

Namun tidak bisa dipungkiri situs-situs baru terus bermunculan membuat pemerintah sedikit kewalahan. Per 18 September 2023 Kominfo secara formal, meminta otoritas jasa keuangan memblokir rekening yang terlibat dalam judi online.

Para influencer yang menolak judi online pun dapat ikut berpartisipasi. Seperti yang dilakukan oleh beberapa youtuber. Salah satunya Fery Irwandi, lewat konten youtubenya ia menjelaskan tentang judi online yang mempengaruhi perekonomian negara, bagaimana influencer mengambil keuntungan. Bahkan ketika mejadi tamu podcast pun dia kerap kali membicarakan bahaya judi online.

Fery selalu menyadarkan masyarakat tentang bahaya judi online. Apa yang dilakukan oleh Fery merupakan suatu hal yang patut dicontoh oleh influencer lainnya.

Konten-konten penolakan judi online mesti diperbanyak. Saya yakin Itu akan sangat membantu untuk menyadarkan masyarakat. Ketika sadar mereka akan pelan-pelan keluar dari perangkap tersebut.

Para pemuka agama dapat menyadarkan masyarakat lewat kotbah atau semacamnya. Pemerintah mesti lebih gencar lagi memburu jaringan situs judi online yang merajalela di Indonesia. Sosialisasi tentang bahaya judi online juga harus dilakukan. Dengan begitu semua orang makin sadar untuk tidak terperangkap dalam judi online. Saya yakin jika semua pihak aktif melawan judi online, maka kita akan menang.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya