World Book Day 2020, Perayaan di Tengah Pandemi
Satu abad silam pada 23 April 1923 di Catalunya, Spanyol para pedagang buku mengadakan festival buku pada peringatan La Diada de Sant Jordi. Peringatan ini pertama kali diselenggarakan pada abad ke-15 oleh masyarakat Catalan untuk memperingati hari kematian Saint George, Santo pelindung dari Catalunya, ini sebuah perayaan tahunan masyarakat di sana.
Festival La Diada de Sant Jordi identik dengan para pria yang memberikan bunga mawar kepada kekasihnya, sejalan dengan transisi waktu para pedagang buku di Catalunya mulai memengaruhi tradisi perayaan itu. Para wanita di sana memberikan buku kepada pria sebagai pengganti bunga mawar yang diterimanya. Pada periode tersebut sekitar 400.000 an buku telah terjual dan ditukarkan dengan bunga mawar sebanyak 4 juta tangkai.
UNESCO menggelar Konferensi di Paris menetapkan tanggal 23 April sebagai peringatan Hari Buku Sedunia berdasarkan perayaan tahunan La Diada de Sant Jordi di Catalunya. Bersamaan dengan tanggal itu adalah tanggal bagi beberapa penulis terkenal lahir dan meninggal dunia. Seperti Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega, dan Josep Pla meninggal dunia di tanggal 23 April. Maurice Druon, Vladimir Nabokov, Manuel Meija Vallejo, dan Halldor Laxness, yang lahir pada 23 April.
World Book Day di Indonesia pertama kali diadakan tahun 2006, dan diselenggarakan selama 6 tahun berturut-turut sampai tahun 2011 oleh Forum Indonesia Membaca. Harapannya World Book Day di Indonesia dapat menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak dan remaja untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.
Peringatan World Book Day merupakan bentuk apresiasi untuk semua stake holder pegiat literasi: penulis, penerbit buku, distributor buku, asosiasi penerbitan, serta komunitas-komunitas yang bersinergi untuk mempromosikan buku dan gerakan literasi.
Memahami Literasi di Tengah Pandemi
Gelombang kecemasan di masyarakat terjadi sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama pandemi Covid-19 di Indonesia dan memutuskan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kegagapan masyarakat (panic buying) tampak dalam permukaan, ini bukan tanpa dasar, penyebaran virus sangat cepat dan masif, arus perkembangan informasi yang berkaitan dengan covid-19 sangat deras, tersebar melalui media sosial seperti whatsapp, twitter, dan instagram.
Tidak mengenal waktu, berita bohong selalu muncul dalam berbagai isu-isu masyarakat, termasuk berita bohong mengenai pandemik Covid-19. Tanpa ada upaya filterisasi informasi (tabayyun), masyarakat menelan semua yang disuguhkan oleh media, di saat-saat seperti inilah kemampuan literasi masyarakat Indonesia diuji dalam memfilter informasi dan berita tentang pandemic agar tidak terjebak pada berita bohong.
Masyarakat harus terus menerus memperbaharui data informasi Covid-19 dari sumber dari tim gugus petugas penanganan Covid-19 atau para ahli yang kredibel di bidangnya. Selain itu, buku bisa menjadi penghubung ke masa silam dan penghubung ke masa depan, modal untuk bergerak membaca kata dan memahami dunia, kedangkalan literasi dan miskin literasi harus dijadikan sebagai musuh bersama (common enemy) agar tidak ada lagi kegagapan menghadapai kekacauan (panic buying) dalam kamus manusia.
Sesungguhnya, literasi tidak hanya sekedar kompetensi baca-tulis, tetapi juga menambah cakrawala keilmuan, ketrampilan dan kemampuan yang dapat mengkontruks nalar kritis dalam masyarakat. Kekuatan literasi harus dimanfaatkan selama masa pandemi, dan pembelajaran untuk masa yang akan datang.
Literasi Dari Rumah
Keadaan yang memaksa untuk #dirumahaja adalah waktu yang tepat untuk merayakan World Book Day dengan membaca buku. Globalisasi menjadikan dunia serba mudah, kemajuan teknologi memberikan kenyamanan tersendiri, kita bisa membeli buku via e-commerce, mengakses, menyimpan, dan membaca ribuan buku dalam bentuk digital (e-book) yang sudah tersedia di dalam gawai yang tergenggam di tangan kita masing-masing, atau bahkan mengikuti diskusi, bedah buku, dialog secara daring, tentu dengan tetap mematuhi otoritas pemerintah.
Lebih dari 50 pegiat literasi dengan beragam latar belakang dan profesi melakukan kolaborasi, para pegat literasi yang tergabung dalam Perkumpulan Literasi Indonesia menggelar World Book Day 2020: Indonesia Online Festival pada 23 April 2020 – 2 Mei 2020.
Dengan mengangkat tema Book Lovers in the Time of Corona: Sharing, Collaboration and Create. Perkumpulan Literasi Indonesia mengadakan diskusi dan dialog daring melalui aplikasi zoom yang terkoneksi dengan live streaming di kanal YouTube selama 10 hari dengan 30 tema program yang berbeda, partisipan acara terdiri dari pegiat literasi, pendidikan, perbukuan, kebudayaan, penulis, perpustakaan dan lainnya.
Publikasi kegiatan tersebar secara masif di aplikasi Facebook, Twitter, dan Instagram agar mengisi aktivitas literasi #dirumahaja dan mempertautkan para pegiat dan komunitas literasi secara luas.
Dari keterangan pers yang diterima, dijelaskan Wien Muldian Ketua Perkumpulan Literasi Indonesia, kondisi pandemi saat ini adalah waktu untuk merayakan pentingnya membaca, menumbuhkan kebiasaan membaca pada anak-anak, mengenalkan dan mempromosikan kecintaan pada pengetahuan, kebudayaan, sastra serta kemudian diintegrasikan dengan bakat, kecakapan hidup dan dunia kerja (23/04/2020).
Lanjutnya, selama #dirumahaja #bekerjadarirumah #belajardirumah, kita merayakan World Book Day dengan #literasidarirumah, semakin banyak orang yang terbiasa membaca, semakin banyak orang yang bisa menambah pengalamannya bercengkrama dengan ilmu pengetahuan.
Hortesina, partisipan acara sekaligus guru di salah satu sekolah kejuruan di Flores, Nusa Tenggara Timur mengapresiasi kegiatan festival literasi yang sifatnya daring ini.
Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga masyarakat dapat beraktivitas secara normal kembali.
Membaca adalah melawan, selamat membaca, selamat hari buku sedunia!
Artikel Lainnya
-
137621/07/2020
-
150417/02/2021
-
24917/06/2024
-
Etos Semangat Kerja; Belajar Dari Lebah
144510/03/2022 -
Pemilu 2024 dan Perjuangan Melawan Kekuatan Oligarki
217325/09/2023 -
Kepentingan Elit atau Kepentingan Publik?
27718/06/2024