Tren Ikoy-Ikoyan Menciptakan Mental Pengemis di Masyarakat?

Mahasiswa
Tren Ikoy-Ikoyan Menciptakan Mental Pengemis di Masyarakat? 09/08/2021 579 view Opini Mingguan grumpytyke.com

Dalam sepekan terakhir tengah muncul tren Ikoy-ikoyan di kalangan artis, selebgram, online shop, dan beberapa akun Instagram lainnya. Tren Ikoy-ikoyan berawal dari akun Instagram milik Arief Muhammad, @ariefmuhammad, seorang pengusaha, penulis, youtuber, juga seorang selebgram yang melakukan kegiatan berbagi secara random kepada para pengikutnya melalui direct message di Instagram.

Kata ‘Ikoy-ikoyan” sebenarnya tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata Ikoy-ikoyan berasal dari nama panggilan salah satu staf Arief Muhammad yakni Ikoy yang memiliki nama asli Muhammad Rizqi Fadhilah, @mrizqifadhilah. Arief Muhammad sering membagikan hadiah seperti uang, produk miliknya, handphone dengan memerintahkan Si Ikoy tersebut.

Untuk mendapatkan hadiah Ikoy-ikoyan dari Arief Muhammad caranya cukup mudah, hanya dengan mengikuti akun Instagram usaha miliknya seperti @basoaciakang, @billionairesproject, @preppstudio, @cuancuan.id dan akun Instagram usahanya yang lain kemudian mengirimkan komentar atau direct messege beserta kemauannya ke akun Instagram Arief Muhammad, @ariefmuhammad. Ikoy-ikoyan hampir mirip dengan giveaway yang sudah ada sejak lama di Instagram. Namun yang membedakannya ialah hadiah Ikoy-ikoyan tergantung dari kemauan orang yang terpilih secara random, sedangkan hadiah giveaway sudah ditentukan sejak awal.

Tren Ikoy-ikoyan menyebar sangat cepat di Instagram, banyak pengguna Instagram yang menginginkan selebgram/artis seperti Tasya Farasya, Fadil Jaidi dan Enzy Storia untuk melakukan hal serupa. Menurut Yoshi Setyawan seorang youtuber dan juga selebgram tidak heran bahwa tren ini menyebar sangat cepat karena Arief Muhammmad merupakan seorang proffesional trendsetter, “ga kaget, doi emang proffesional trendsetter” tulis Yoshi dalam story Instagramnya. Kata proffesional trendsetter memang cocok untuk seorang Arief Muhammad, seperti sebelumnya ia membuka usaha baso aci yang membuat baso aci semakin dikenal oleh masyarakat di luar masyarakat Sunda dan menjadi tren pada kala itu.

Tren Ikoy-ikoyan ini juga menimbulkan kotroversi karena ada beberapa artis atau selebgram yang tidak sependapat karena ditodong untuk melakukan tren Ikoy-ikoyan ini. Seperti Chelsea Olivia yang mengatakan tren tersebut memalukan karena mengajarkan pengikutnya untuk menjadi orang yang meminta-minta atau dengan kata lain pengemis.

Tidak serta merta tren Ikoy-ikoyan ini menyebabkan masyarakat memiliki mental pengemis. Masyarakat biasanya hanya mengikuti atau meniru saja tren yang ada tidak berkeinginan keras untuk meminta-minta. Hal ini sejalan seperti teori sosial kognitif Albert Bandura yang menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa seseorang cenderung meniru apa yang dilihatnya melalui media.

Ikoy-ikoyan ini diikuti oleh banyak orang dan dilakukan pada orang berbeda. Sehingga tidak semua orang akan mendapatkan hadiah Ikoy-ikoyan dan orang yang beruntung mendapatkan hadiah bukan satu atau dua orang yang sama terus-menerus sehingga tidak akan sampai membentuk sifat atau kebiasaan tertentu seperti kebiasaan meminta-minta. Jadi masyarakat yang menodong artis/selebgram untuk mengikuti tren Ikoy-ikoyan adalah wajar. Apalagi artis/selebgram tersebut dianggap mampu secara finansial untuk berbagi kepada pengikutnya yang selama ini juga membantu ia dalam branding diri untuk mendapatkan “job” seperti endorsment.

Ikoy-ikoyan ini wajar. Tidak melanggar norma dan hukum serta dapat menjadi reward kepada pengikut yang selama ini membantu artis/selebgram. Dan bukan hanya salah satu pihak (pengikut) yang diuntungkan. Ini adalah tren simbiosis mutualisme karena saling membantu dan saling memperoleh keuntungan. Simbiosis mutualisme ini tampak pada Ikoy-ikoyan yang dilakukan oleh Arief Muhammad dengan meminta pengikutnya untuk mengikuti beberapa akun Instagram usaha miliknya, dan memberikan reward kepada pengikut yang terpilih berupa mewujudkan keinginan pengikutnya, uang, handphone, dan produk miliknya. Dengan itu, usaha milik Arief Muhammad dapat semakin terkenal dan pengikut yang mendapatkan reward akan bahagia.

Tren Ikoy-ikoyan mengajarkan cara berbagi yang patut dicontoh apalagi di masa pandemi seperti ini. Masyarakat cenderung sulit memperoleh penghasilan dan mudah stres. Ikoy-ikoyan dapat menjadi alternatif solusi perekonomian masyarakat saat ini juga mencegah stres di masyarakat karena dengan berbagi, seseorang bukan hanya dapat membahagiakan orang lain tetapi juga dapat merasakan bahagia dalam dirinya. Namun, masyarakat juga harus memiliki pengendalian diri agar tidak bergantung pada tren. Masyarakat harus berusaha di jalan lain yang lebih baik dengan usaha yang lebih keras untuk memperoleh sesuatu agar ia dapat berbangga dan semakin banyak orang yang membutuhkan dapat terbantu.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya