Tim Medis Kita, Pahlawan Kemanusiaan

Hari-hari ini, penyebaran virus corona (covid-19) semakin massif dan destruktif. Hingga saat ini, banyak orang yang telah menjadi korban dari keganasan penyebaran virus corona. Jumlah pasien positif corona (covid-19) di Indonesia, per Jumaat (3/4), mencapai 1.986 kasus. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 181 jiwa dan yang sembuh 134 orang (cnnindonesia.com; Jumaat,03/04/2020). Ini membuktikan bahwa kasus pandemi covid-19 yang menyerang beberapa negara luar dan Indonesia telah mengakibatkan luka batin yang jauh lebih besar.
Di tengah ancaman pandemi covid-19 yang masih terus berlanjut, semua pihak dituntut untuk tetap sigap dan mengupayakan langkah bersama memerangi pandemi covid. Tim medis misalnya, telah begitu antusias, bersemangat dan berjuang mengatasi persoalan pandemi covid-19 ini dengan segala daya dan upaya agar pandemi covid tidak meluas dan masyarakat tidak terkontaminasi dengan wabah corona. Perjuangan mereka sangat besar resiko yang akan dihadapi, sehingga tidak heran mereka juga menjadi korban dari corona virus. Pada 23 Maret, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan 6 sejawat dokter yang meninggal sebagai korban pandemic covid-19, lima dokter diantaranya terinfeksi virus tersebut (Tirto.id; 30 Maret 2020).
Penyebaran virus corona dalam banyak aspek telah mengakibatkan stabilitas dalam negeri ekonomi, politik, sosial, pendidikan menjadi kacau. Langkah penanganan-pencegahan pandemi covid sejauh ini masih belum dioptimalkan. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya korban yang tertular virus corona hingga menyebabkan kematian.
Meskipun tim medis sangat professional dalam mengatasi persoalan ini nyatanya mereka turut menjadi korban dari ganasnya pandemi covid-19. Mereka telah terlibat penting dalam mengusahakan agar virus corona bisa diatasi. Dalam situasi seperti ini mereka ingin mengedepankan tanggung jawab melindungi masyarakat dari wabah corona.
Menurut hemat saya, perjuangan para medis dalam mengupayakan pananganan pandemi covid-19 tidak bisa dianggap sebagai hal sepele bahkan enteng. Di dalam kondisi seperti ini semua orang pasti mengambil sikap diam dan enggan terlibat dalam memerangi virus corona. Sikap manusia pada hakikatnya selalu bergantung pada “apa keuntungan yang diperoleh” serta sejauh mana resiko bisa diminimalisir. Namun berbeda dengan tim medis, mereka justru tidak mudah disekap dalam logika sempit yang menguntungkan dan hanya memikirkan dirinya.
Dengan misi besar yakni kemanusiaan yang lahir atas kesadaran diri untuk melindungi segenap masyarakat, pilihan hanya satu terlibat di dalamnya meskipun dengan resiko yang cukup menantang. Sikap ini menggambarkan bahwa keterlibatan mereka dalam situasi yang semakin terdesak tidak hanya sekedar bahwa virus corona bisa diatasi. Namun jauh dari itu, keterlibatan mereka merupakan bentuk nyata bahwa kemanusiaan merupakan hal paling pokok untuk dilindungi.
Ada banyak pelajaran penting yang bisa kita petik dari perjuangan mereka dalam menangani pasien yang tertular virus. Selain karena tanggung jawab terhadap tugas serta panggilan misi kemanusiaan, sebetulnya yang paling penting ialah sikap mendahulukan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi. Sikap altruis secara nyata telah mendorong mereka untuk mengorbankan diri sendiri demi eksistensi bangsa. Jika pada masa pra kemerdekaan, banyak pahlawan telah menunjukan kegigihan memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Hari ini tim medis telah menunjukan bahwa perjuangan itu masih tetap bersarang dalam diri mereka demi kemaslahatan bangsa.
Suatu cerminan sikap yang tidak saja hendak menunjukan keberpihkan terhadap kemanusiaan, tetapi di sisi lain ingin memperlihatkan bahwa didalam kondisi yang memaksa seperti hari ini, semua hal (menyangkut nyawa) dikorbankan demi kehidupan bangsa. Saya teringat dengan satu kalimat dari John. F. Kenndy, “jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu”. Kalimat ini menjadi bahan refleksi kita bersama di tengah wabah corona yang terus melanda.
Tim medis telah menunjukan keberpihakan yang menurut saya sangat luar biasa hebat demi melindungi eksistensi kemanusiaan. Mereka adalah pahlawan yang telah berjuang dan berdiri paling depan dalam menantang pandemi covid-19. Di beberapa daerah, tim medis yang lain masih tetap berdiri dan terus mengupayakan agar pandemi covid segera berakhir. Sementara mereka yang telah berpulang adalah pahlawan yang telah menunjukan kesigapan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Pada akhirnya, kita harus mengakui bahwa mereka adalah pahlawan kemanusiaan yang telah berjuang dengan sehebat-hebatnya. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika tim medis tidak bergerak ataupun tidak mengambil langkah untuk merespon wabah corona. Saya pikir dalam kondisi seperti ini negara harus hadir memberikan semangat kepada mereka yang masih berjuang melalui penyediaan alat kesehatan dan pelindung yang bisa membantu mereka dalam menjalankan aktivitas mengurus pasien. Sementara bagi mereka yang telah pergi, kita patut mengapresiasi kerja mereka sebagai pahlawan kemanusiaan. Di sinilah bagi saya kerja keras mereka harus diakui negara dan tetap membangun satu misi besar, yakni memerangi virus corona.
Artikel Lainnya
-
118528/01/2022
-
167001/02/2020
-
136704/07/2021
-
Antara “Si Putih”, Wanita, dan Lingkungan
115231/01/2021 -
5404/11/2023
-
Apa Kabar Kurikulum Kebencanaan?
149206/05/2020