Teori Emansipasi Karl Marx Dalam Mewujudkan Keadilan Sosial

Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Ampel
Teori Emansipasi Karl Marx Dalam Mewujudkan Keadilan Sosial 02/12/2024 66 view Lainnya theculturetrip.com

Karl Marx adalah seorang filsuf, ekonom, sejarawan, dan sosialis revolusioner yang berasal dari Jerman, dan hidup pada tahun 1818 hingga 1883. Pemikiran Marx sangat berpengaruh, terutama dalam studi mengenai kelas sosial.

Marx hidup di masa Eropa masih dikuasai sistem monarki dan kekaisaran, di mana pemerintahan ditentukan oleh struktur kekuasaan yang kuat dengan raja di puncaknya. Sistem pemerintahan ini menciptakan perbedaan kelas sosial antara golongan penguasa yang menikmati kekayaan dan masyarakat kelas bawah yang hidup dalam kondisi sulit.

Marx berpendapat bahwa struktur sosial seperti ini tidak adil karena menempatkan mayoritas penduduk, yaitu kelas buruh, dalam kondisi eksploitasi oleh minoritas, yaitu kelas kapitalis. Kondisi ini menciptakan hierarki kekuasaan di mana kelas bawah sulit mencapai kehidupan yang sejahtera dan berada dalam keadaan yang tertekan. Pandangan ini menjadi dasar bagi kritik Marx terhadap kapitalisme, yang menurutnya akan selalu menghasilkan perbedaan kelas sosial dan menghambat kebebasan individu untuk berkembang.

Marx kemudian memprediksi bahwa ketegangan antara kelas-kelas ini akan mengarah pada revolusi, di mana kelas buruh akan bangkit untuk mengambil alih alat produksi dan menciptakan masyarakat tanpa kelas. Salah satu konsep utama yang dikembangkan oleh Marx adalah teori emansipasi.

Konsep emansipasi secara umum dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kebebasan atau hak-hak yang sama bagi setiap individu, tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, atau status sosial. Emansipasi melibatkan pengakuan bahwa setiap orang memiliki hak yang setara di hadapan hukum dan pemerintahan. Dalam konteks ini, emansipasi merupakan bentuk pembebasan dari penindasan sosial yang telah lama membatasi banyak kelompok dalam masyarakat. Hal ini termasuk mengatasi diskriminasi yang sering terjadi di berbagai bidang, seperti kesempatan kerja, hak politik, akses terhadap pendidikan, dan kebebasan berekspresi.

Untuk mewujudkan emansipasi di masyarakat, dibutuhkan suatu perubahan struktural yang mendasar. Salah satu caranya adalah melalui revolusi politik, yaitu perubahan kekuasaan dan sistem politik yang tidak memihak golongan tertentu.

Dalam revolusi politik, terutama yang berfokus pada pembebasan kelas pekerja atau buruh, tujuan utamanya adalah menciptakan struktur politik yang dapat menghilangkan ketidakadilan sosial dan ekonomi yang menjadi penyebab ketimpangan kelas. Dengan kata lain, revolusi politik di sini tidak hanya ditujukan untuk mengganti pemerintahan atau pejabat, tetapi untuk mengubah sistem yang mendukung penindasan dan diskriminasi.

Salah satu unsur penting dalam mencapai emansipasi dan revolusi politik adalah kesadaran kelas. Kesadaran kelas adalah suatu proses di mana kelompok-kelompok dalam masyarakat, khususnya kelas buruh, mulai memahami posisi mereka dalam struktur sosial yang ada, serta memahami bahwa ketidakadilan yang mereka alami bukanlah hal yang alami, melainkan akibat dari sistem ekonomi dan sosial yang dibuat oleh kelas atas (para bangsawan).

Dalam pandangan Marx, kesadaran kelas adalah inti dari pembentukan identitas kelas sosial yang solid. Dengan kesadaran ini, kelas pekerja menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan dan tujuan bersama yang berbeda dari kelas kapitalis, dan mereka memiliki hak untuk memperjuangkan kondisi yang lebih baik.

Jika kesadaran kelas telah terbentuk dengan kuat, maka kelompok-kelompok dalam kelas buruh akan merasa lebih terikat dan memiliki solidaritas yang kuat. Ini sangat penting karena kesadaran bersama ini akan mendorong mereka untuk bersatu dan bergerak dalam revolusi politik yang diharapkan. Revolusi politik yang diinisiasi oleh kelas pekerja ini bukan hanya perubahan kecil, tetapi suatu usaha kolektif untuk mengubah sistem yang memungkinkan eksploitasi kelas bawah. Jika revolusi ini berhasil, perbedaaan kelas sosial akan terhapuskan dan itu merupakan tujuan dari emansipasi.

Realisasi dari konsep emansipasi ini mengharuskan adanya kesadaran politik yang mendalam. Dalam banyak kasus, keberhasilan sebuah revolusi politik yang membawa emansipasi tergantung pada seberapa kuat kesadaran kelas tersebut dibangun di antara kelas buruh. Dengan kata lain, emansipasi yang berkelanjutan memerlukan partisipasi aktif dan kesadaran dari orang-orang yang selama ini tertindas, sehingga mereka dapat memahami akar penyebab penindasan mereka dan merumuskan langkah-langkah bersama untuk mengatasi ketimpangan tersebut.

Pemahaman tentang emansipasi mengalami perkembangan signifikan ketika Mazhab Frankfurt generasi kedua menyempurnakan konsep emansipasi dari konsep kesadaran kelas dan refleksi diri menjadi praksis komunikasi. Dengan menggunakan pendekatan praksis komunikasi ini, generasi kedua Mazhab Frankfurt menekankan bahwa emansipasi bukan lagi hanya soal menggulingkan struktur kelas atau menantang ideologi, melainkan soal membangun sistem komunikasi dan interaksi sosial yang mampu membantu semua orang.

Emansipasi tercapai ketika setiap individu dapat terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka, tanpa adanya hambatan seperti ketimpangan kekuasaan atau perbedaan status sosial.

Kesimpulannya, prinsip emansipasi adalah membangun masyarakat di mana solidaritas dan kerja sama menjadi dasar dalam menciptakan realitas sosial yang setara. Emansipasi tidak hanya dicapai melalui perlawanan terhadap ketidakadilan, tetapi juga melalui penciptaan dialog yang terbuka dan inklusif. Emansipasi sejati berarti setiap individu diberi ruang untuk terlibat secara bebas dan setara dalam diskusi kolektif demi mencapai kebijakan-kebijakan yang adil dan mewakili kepentingan seluruh masyarakat.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya