TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong Dan Semangat Menggelorakan Literasi

TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong Dan Semangat Menggelorakan Literasi 19/11/2023 1049 view Lainnya Dokumen pribadi

Jauh sebelum teknologi digital hadir di hadapan kita, buku memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa masa lalu, tiba sampai hari ini, di tengah kerumunan kita, berkat orang-orang yang menuliskannya. Mereka membahasakan peristiwa masa lalu ke dalam tulisan, menghasilkan sebuah buku, dan kita bisa mengetahuinya. Artinya, pada titik seperti ini, kita dapat membayangkan sekaligus bertanya; bagaimana kehidupan masyarakat kita tanpa buku?

Seiring waktu, memasuki periode perkembangan zaman yang kian berubah cepat, teknologi digital hadir di tengah masyarakat kita. Serbuan teknologi digital yang hadir lewat berbagai rupa dan bentuk seperti, media sosial, misalnya, telah mendorong semangat literasi bergeser dari yang sifatnya konvensional (membaca melalui buku) menuju ke sifat yang lebih cepat, praktis, dan mudah diakses. Hal ini memang berubah, tetapi keberadaan buku tetap penting terutama di daerah yang belum tersentuh secara merata oleh kehadiran teknologi digital.

Di daerah yang perkembangan teknologi digital masih belum gegap gempita seperti di kota-kota besar seperti Jakarta, misalnya, buku memiliki kontribusi yang sangat penting bagi masyarakat. Hal ini terutama dirasakan oleh anak-anak di daerah. Tidak seperti anak-anak di kota besar, yang sudah memasuki fase perkembangan teknologi digital, sementara anak-anak di daerah masih bergantung sepenuhnya pada buku sebagai informasi dan referensi belajar.

Namun, masalahnya, di daerah sarana prasarana seperti buku mengalami perkembangan yang belum signifikan. Artinya, akses anak-anak pada buku masih terbatas dan minim. Pemerintah di daerah memang telah mengupayakan agar anak-anak tetap bisa membaca buku lewat perpustakaan keliling. Tetapi, ini juga mengalami kendala, karena tidak menjangkau secara keseluruhan anak-anak di daerah. Permasalahan ini yang akhirnya menjadi kecemasan pendiri Taman Bacaan Masyarakat Poco Ndeki Cakrawala Borong, Kabupaten Manggarai Timur.

Menjawab Kecemasan

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Poco Ndeki Cakrawala Borong yang dikelola langsung sekaligus diketuai oleh Marselinus Minggus, merupakan salah satu TBM yang lahir dan hadir untuk menjawab masalah literasi. TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong didirikan pada 2 Februari 2020, yang beralamat di Watu Ipu, RT 004/RW 001, Kelurahan Kota Ndora, Kabupaten Manggarai Timur. Semangat awal untuk mendukung gerakan buta aksara, membantu mempercepat tumbuhnya aksarawan baru sekaligus memelihara dan meningkatkan minat baca masyarakat atau anak-anak yang berada di sekitar Taman Bacaan Poco Ndeki Cakrawala Borong.

Dengan semangat awal ini, TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong mengusung visi “menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan kecakapan literasi masyarakat, sehingga terbentuk masyarakat pembelajar yang berdaya dan sejahtera”. Sementara misi terdiri dari 3 poin utama yakni, pertama, memprakarsai, memfasilitasi dan mengembangkan berbagai usaha pembinaan dalam rangka meningkatkan sumber daya forum Taman Bacaan Masyarakat yang meliputi tata kelola, tata organisasi, sarana dan prasarana, koleksi dan kapasitas pengelola/pegiat literasi.

Kedua, mewadahi, menyalurkan aspirasi dan prakarsa pengelola Taman Bacaan Masyarakat dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.

Ketiga, membantu keberhasilan gerakan pemberantasan buta aksara dengan menjadi TBM sebagai sarana pemeliharaan keaksaraan masyarakat dan menumbuhkan minat baca. Semangat literasi yang digagas lewat visi dan misi tersebut sebetulnya mengandung keberpihakan para pendiri dan pengurus TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong pada masalah literasi di Kabupaten Manggarai Timur.

Artinya, TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong tidak hanya mendorong penguatan literasi, seperti membaca dan menulis bagi masyarakat dan anak-anak di sekitar TBM, serta masyarakat dan anak-anak di Kabupaten Manggarai Timur. Tetapi lebih jauh dari itu yakni, hadir sebagai suatu gerakan sosial-pendidikan untuk membantu pemberantasan buta aksara lewat penguatan dan menumbuhkan minat literasi. Mendorong anak-anak dan masyarakat di Kabupaten Manggari Timur untuk cakap literasi.

Semangat ini sebetulnya dilandasi dengan dorongan utama yakni menciptakan suatu masyarakat yang cinta literasi. Sekaligus hadir sebagai bentuk keprihatinan atas kemunduran literasi (membaca buku) di tengah masyarakat. Kecemasan itu yang tengah dijawab oleh TBM Poco Ndeki.

Perlu Keberpihakan Pemerintah

Di tengah minimnya sumber bacaan serta masih terbatasnya Taman Bacaan Masyarakat di setiap daerah yang ada di Kabupaten Manggarai Timur, maka pemerintah kabupaten harus memiliki peran sentral untuk membangun keakraban warga lewat literasi. Artinya, pemerintah kabupaten Manggarai Timur mesti mendorong Taman Bacaan Masyarakat agar tetap eksis, survive, dan berumur panjang, sebab tanpa mereka dan tanpa kerja-kerja yang mereka garap, kabupaten Manggarai Timur kehilangan generasi muda yang adaptif, kreatif, dan inovatif.

Melalui TBM Poco Ndeki Cakrawala Borong, sebetulnya adalah bagian dari kerja ‘mendidik’ generasi muda Manggarai Timur untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang makin kompleks. Apalagi di tahun 2045, Indonesia digadang-gadang akan memasuki fase ‘generasi emas’. Maka untuk mempersiapkan dan memasuki fase itu, kita bersyukur ada kerja-kerja TBM yang turut serta berkontribusi terhadap masa depan anak muda dan masa depan Kabupaten Manggarai Timur.

Pemerintah Manggarai Timur bisa melakukan banyak hal untuk mendorong sekaligus menumbuhkan keberadaan TBM. Pertama, bekerja sama dalam setiap event nasional, provinsi, dan kabupaten dengan berbagai TBM di Manggarai Timur. Setiap event, seperti hari raya pendidikan nasional, hari raya memperingati kemerdekaan, hari raya pahlawan, hari raya memperingati usia kabupaten, dan lain-lain, bisa diisi dengan berkolaborasi bersama TBM.

Kedua, pemerintah kabupaten melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahrga, harus merangkul TBM yang ada di Manggarai Timur untuk melakukan event-event besar, yang bertujuan membangun penguatan literasi di setiap sekolah, di masyarakat, dan di berbagai komunitas. Ini dilakukan sebagai upaya agar TBM tidak ‘lesu’ dan sepi peminat, tetapi mendorong TBM untuk berkreasi lewat event yang ada. Di situ pemerintah hadir secara nyata mendukung dan berpihak pada TBM dan literasi.

Ketiga, bila perlu pemerintah kabupaten Manggarai Timur menyiapkan ‘dana/budget’ untuk keperluan TBM di Manggarai Timur. Langkah pertama ialah, mengumpulkan data seberapa banyak TBM di Manggarai Timur. Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan pendiri atau pengurus, dan membuat kesepakatan bersama untuk memajukan Kabupaten Manggarai Timur lewat literasi. Pemerintah kabupaten menyiapkan dana penunjang bagi setiap TBM, agar mereka bisa menyiapkan berbagai saran prasarana di TBM sesuai kebutuhan.

Usaha seperti ini sangat mudah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Timur apabila mau bertindak serius dan memikirkan nasib generasi muda di masa depan. Ini sekaligus sebagai dorongan agar TBM yang ada bisa terus tumbuh dalam kerja penguatan literasi. Sebab, tanpa keterlibatan dan keberpihakan TBM, maka kerja-kerja literasi di Kabupaten Manggarai Timur tidak akan berjalan efektif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya