Sepak Bola dan Stimulus Krisis Imigrasi Uni Eropa

Sepak Bola dan Stimulus Krisis Imigrasi Uni Eropa 25/06/2024 72 view Lainnya istockphoto.com

Imigrasi merupakan suatu hal yang lumrah di Uni Eropa. Sejak pertengahan abad ke-20, angka imigrasi ke Uni Eropa meingkat pesat. Jumlah imigran yang banyak menimbulkan permasalahan krisis imigrasi. Krisis Imigrasi merupakan isu penting di benua Eropa. Dalam satu dekade terakhir, terjadi krisis imigrasi dikarenakan level peningkatan yang signifikan. Krisis imigrasi ini merambat ke berbagai sektor kehidupan seperti sosial dan politik yang mengganggu keamanan dan stabilitas Uni Eropa. Uni Eropa sebagai badan supranasional memiliki tanggung jawab besar dalam menangani krisis ini.

Krisis imigrasi di Uni Eropa merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Uni Eropa sebagai badan yang berwewenang dalam menangani krisis ini masih mengalami berbagai kendala dalam prosesnya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kebijakan imigrasi secara menyeluruh di Uni Eropa. Bagi negara yang bersedia menampung imigran, tidak adanya kebijakan yang menyeluruh menyebabkan berbedanya cara yang dilakukan setiap negara dalam menangani permasalahan krisis ini.

Dari berbedanya pendekatan yang dilakukan, penulis beranggapan bahwasanya pendekatan menggunakan sepak bola bisa menjadi pendekatan kepada imigran yang efektif. Sepak bola merupakan olahraga yang bersifat universal karena hampir semua orang menyukai olahraga ini. Negara-negara Eropa memiliki hasrat yang besar akan sepak bola. Salah satu negara besar Uni Eropa yang memiliki kultur sepak bola kuat adalah Prancis. Sepak bola sendiri di Prancis telah berhasil menjembatani integrasi antara imigran dengan warga lokal. Prancis sendiri memiliki banyak imigran di negaranya. Pada tahun 2021, populasi imigran di Prancis mencapai 47% dari total populasi. Kehidupan imigran dengan warga lokal tidak berjalan mulus begitu saja karena ada pergesekan dengan warga lokal. Sepak bola memainkan peran penting dalam mewujudkan integrasi ini.

Banyaknya orang yang menyukai sepak bola baik itu imigran ataupun warga lokal membuat sepak bola menjadi wadah untuk menjunjung nilai keberagaman. Hal tersebut membentuknya kesadaran dan melahirkan kampanye keberagaman di liga 1 Prancis, yaitu slogan "Tous Unis Contre le Racisme" yang bermakna semua bersatu melawan rasisme. Banyaknya imigran yang menyukai sepak bola membuat FFF (Fédération Française de Football) dan Fondation du Football beserta Kementerian Dalam Negeri Prancis membuat program yang bernama Programme Foot Citoyen (2008) dan Foot Ensemble (2013). Kedua program ini dibuat agar menciptakan integrasi warga lokal dengan imigran. Programme Foot Citoyen dilakukan di setiap sekolah yang berfokus pada pendidikan sekolah dan digabungkan dengan program pelatihan sepak bola, sedangkan Foot Ensemble lebih berfokus kepada kegiatan dan pelatihan sepak bola yang bervariatif dalam lingkup komunitas.

Puncak integrasi imigran dan warga lokal Prancis bisa dilihat dari banyaknya punggawa tim nasionalnya yang beranggotakan warga keturunan negara lain, seperti pada World Cup 2018 dan World Cup 2022. Pada dua perhelatan World Cup ini, jumlah squad keturunan negara lain Prancis lebih banyak dari warga lokalnya sendiri. Ini menunjukan bahwasanya sepak bola bisa menjadi media untuk menangani krisis imigrasi dan menciptakan integrasi imigran dan warga lokal.

Tidak adanya aturan dan kebijakan mengenai imigrasi mempersulit penanganan Uni Eropa pada krisis ini. Uni Eropa musti membentuk aturan dan kebijakan kedepannya. Berkaca dari baiknya prancis menangani permasalahan imigran di negaranya, Uni Eropa sebagai badan supranasional Eropa bisa mencontoh hal tersebut. Besarnya antusias warga eropa dengan sepak bola akan mempermudah langkah Uni Eropa dalam menanganinya. Uni eropa mungkin bisa mencontoh Prancis dengan membuat program terpadu menyeluruh untuk setiap negara anggota yang berfokus kepada pendidikan dasar dan pelatihan sepak bola bagi imigran.

Program seperti ini akan memberikan berbagai benefit dalam kehidupan sosial. Pergesekan antar imigran dan warga lokal bisa diminimalisir karena berkumpul dalam satu komunitas dengan ketertarikan yang sama. Dengan sering berinteraksi dalam jangka waktu yang lama menimbulkan perasaan warga lokal bahwasanya imigran tidak ada bedanya dengan mereka, sehingga rasa persaudaraan muncul dengan erat. Begitupun dengan imigran, dengan adanya wadah untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sepak bola menimbulkan kesadaraan memiliki terhadap komunitas dan negaranya sekarang. Dengan dibentuknya program seperti Programme Foot Citoyen dan Foot Ensemble dapat membantu Uni Eropa dalam menangani krisis imigrasi. Ini akan mengurangi resiko pertikaian antar imigran dan warga lokal kedepannya, sehingga angka krisis imigrasi dapat diminimalisiri

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya