Selamatkan Mental Netizen Indonesia
Beberapa hari lalu sempat viral aksi seorang selebriti Instagram atau selebgram berbagi rezeki pada pengikutnya. Ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelumnya sudah banyak selebgram yang mengadakan hal serupa dalam bentuk giveaway. Walaupun yang viral saat ini dikenal dengan istilah ‘Ikoy-ikoy’, tetap saja tujuannya sama yakni berbagi uang atau hadiah gratis. Dan aksi ini menjadi booming karena netizen ternyata tidak hanya mengharapkan Ikoy-ikoy dari sang pioneer, melainkan juga selebgram lainnya. Hal inilah yang kemudian berujung pro kontra.
Adalah seorang Arief Muhammad, seorang influencer dan juga youtuber berniat berbagi kebahagiaan dengan pengikutnya di Instagram. Ia mempunyai prinsip bahwa banyak uang bisa membuat bahagia dengan cara membagi-bagikannya lagi kepada orang lain. Tidak perduli orang lain itu miskin bahkan kaya sekalipun tidak menutup kemungkinan mendapatkan rezeki dari seorang Arief Muhammad. Ini disebabkan pemilihan pengikut yang beruntung dilakukan secara random dan sepenuhnya menjadi hak prerogatif Arief.
Aksi berbagi ini sebenarnya sudah lama dilakukannya, mulai berbagi makanan, barang, handphone (hp) bahkan uang. Aturan mainnya dengan mempersilahkan para pengikut meminta apa saja kebutuhannya saat ini melalui kolom komentar ataupun pesan pribadi di Instagram. Dan istilah Ikoy-ikoy awalnya muncul dari nama panggilan asisten Arief Muhammad yang bernama Rizqi Fadhilah atau biasa dipanggil Ikoy. Karena saking seringnya Arief melakukan aksi bagi-bagi hadiah dan memerintahkan Ikoy memproses bantuan kepada pengikut yang terpilih, tiba-tiba muncullah istilah "Ikoy-ikoyan".
Awalnya aksi ini disambut baik oleh para netizen. Selain berbagai permintaan pengikutnya, kolom komentar Arief didominasi pujian atas aksinya ini. Sebagian menilai aksi ini lebih bijak dari pada selebgram lain yang cuma pamer kekayaan saja. Dan karena aksi ini dianggap baik, netizen mulai menandai bahkan mengirimkan pesan pribadi ke akun-akun selebgram lainnya untuk ikut melakukan aksi serupa. Alih-alih mendukung, sebagian justru merasa terganggu karena merasa ditodong untuk berbagi.
Sepintas apa yang dilakukan Arief Muhammad ini tampak begitu luar biasa. Apalagi aksi ini dilakukan di mana sektor sosial dan ekonomi masyarakat sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19 . Pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.
Selain itu, pandemi virus corona juga membuat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mengalami kenaikan dari 5,23% menjadi 7,07% (year on year). Jika dilihat berdasarkan lokasi, jumlah pengangguran di kota mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan di desa. Di kota, tingkat pengangguran meningkat 2,69% sementara di desa hanya 0,79%.
Maka tak heran banyak juga netizen yang mendukung aksi ini. Mereka beranggapan, aksi Arief ini sebuah tindakan mulia. Dan mereka berharap selebgram lainnya mengikuti langkah baik Arief sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang terbantu di masa-masa sulit ini. Padahal sebenarnya apa yang dilakukan Arief Muhammad ini tak lebih dari sebuah trik marketing namun dikemas dalam bentuk bantuan sosial. Pemakaian istilah ‘Ikoy-ikoy’ dan bukannya giveaway, juga turut andil membuat trik ini murni seperti bantuan sosial. Begitu juga prinsip berbagi yang sering didengungkan Arief, dianggap lebih menyentuh sisi humanis para netizen.
Namun pada kenyataannya, Ikoy-ikoy ini tak ubahnya sama saja seperti giveaway. Sebab tujuan aksi ini sama yakni untuk menambah pengikut. Netizen yang mengikuti Ikoy-ikoy disyaratkan untuk mengikuti akun pribadi dan bisnis sang selebgram ataupun sponsor. Akun Instagram Arief Muhammad saja yang sampai saat ini (Ahad, 8 Agustus 2021) terpantau sudah menyentuh angka 4 juta pengikut, padahal sehari sebelumnya masih di kisaran 3 jutaan. Ini tak lain karena Arief Muhammad sudah mengumumkan tadi malam akan melakukan Ikoy-ikoy pagi ini. Dan ia juga mensyaratkan untuk yang terlibat aksi ini agar menjadi pengikut akun sponsor.
Penambahan jumlah pengikut inilah yang berdampak bisa menghasilkan uang bagi sang penyelenggara aksi ini. Bagi akun pribadi, pengikut yang banyak bisa memberi peluang sang pemilik akun untuk mendapatkan tawaran iklan atau endorsement dari pihak ketiga. Semakin banyak pengikut, tarif endorsement seorang selebgram tentunya semakin naik. Sedangkan bagi akun-akun bisnis, penambahan pengikut berarti menambah jumlah konsumen potensial untuk produk mereka.
Cara ini dianggap lebih hemat dibandingkan dengan mengeluarkan biaya promosi. Ibaratnya tak perlu bersusah payah mengeluarkan dana besar untuk iklan yang belum tentu dilihat calon konsumen. Aksi ini justru mengundang target market datang dengan sukarela. Ini bisa dilihat dari orang-orang yang umumnya berkomentar di Instagram Arief Muhammad ini sebenarnya bukanlah dari golongan ekonomi sangat sulit. Sebab mereka masih punya hp dan kuota sehingga bisa mengikuti aksi ini. Intinya netizen punya uang. Dan tentunya akan lebih memudahkan untuk menjual sesuatu kepada mereka yang memang memiliki dana. Selanjutnya ketika netizen sudah menjadi pengikut berkemungkinan besar menjadi konsumen potensial bagi bisnis mereka.
Namun apa yang dilakukan oleh Arief Muhammad sebenarnya sah-sah saja, ia berbagi rezeki dan mendapat imbas balik berupa pengikut. Namun secara tidak sadar aksi yang dilakukannya ini bisa berdampak buruk bagi mental netizen Indonesia. Ini bisa terlihat dari netizen yang juga membombardir akun selebgram lain untuk melakukan aksi serupa. Ini tak ubahnya seperti mengemis online. Padahal sebagai seorang infulencer, seharusnya ia memberikan pengaruh positif yang lebih baik bagi netizen khususnya pengikutnya. Seperti kata pepatah Cina kuno : “memberi pancing lebih baik dari memberi ikan”.
Dan buat para netizen, sadarlah bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini. Bahkan untuk menang Ikoy-ikoy atau giveaway, harus ada modal hp dan kuota. Bangkitlah dan berbuatlah sesuatu, jangan hanya jadi penonton kesuksesan orang lain. Cukup sudah netizen Indonesia dikenal bar-bar alias paling tidak sopan. Namun harga diri netizen jangan sampai jatuh karena kebiasaan buruk ini. Ambil saja sisi positif dari seorang Arief Muhammad, bahwa netizen juga harus bisa berbagi seperti dia ke masyarakat. Bedanya, aksi berbagi itu sebaiknya bukan untuk diunggah ke sosial media dan menciptakan pengemis-pengemis online baru. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW : “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah” (HR. Bukhori dan Muslim).
Artikel Lainnya
-
157001/11/2021
-
196331/12/2022
-
50325/10/2022
-
Gerakan Kiri dan Partai Politik Alternatif
223102/12/2019 -
Pentingnya Assesment Risiko dan Kebutuhan bagi Klien Pemasyarakatan
229401/01/2022 -
Milenial Di Tengah Pusaran Rasisme
118021/04/2022