Sampah dan Kesadaran Etis Masyarakat Kita

Diskusi tentang masalah sampah sepertinya tidak akan pernah usai. Hingga hari ini, sampah selalu menjadi buah bibir yang masih terus diperdebatkan. Bahkan topik sampah ini menjadi isu yang juga seksi diperjualkan dalam ritus Pilkada. Misalanya, kita mendengar pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, dimana isu seputar sampah ternyata menjadi alat politik yang dapat mempengaruhi elektabilitas calon. Namun sebenarnya masalah sampah bukan masalah yang dianggap remeh, sebab dampaknya cukup mempengaruhi ruang sosial, ekonomi dan ekologi.
Masalah seputar sampah sebenarnya sudah beberapa kali didiskusikan. Namun sejauh ini persoalan sampah masih belum tuntas. Ada beberapa catatan yang menurut saya musti kita kritisi lebih lanjut dari masalah sampah. Pertama, masalah sampah (menurut saya) merupakan masalah yang hadir atas kurangnya respon terutama kesadaran masyarakat kita terhadap sampah. Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan tetap bersih sebenarnya bukan saja terletak pada kesadaran itu sendiri. Tetapi menurut saya, masalah sampah merupakan suatu persoalan yang lebih mengarah pada soal yang lebih kompleks yakni etika lingkungan.
Ini menarik, sebab etika lingkungan masih belum nampak dalam masyarakat kita hingga hari ini. Bahkan jika kita mengamati lebih jauh, etika lingkungan yakni merawat alam masih buram dalam pikiran masyarakat kita. Semangat untuk menjaga dan mengelola alam dengan membatasi penggunaan bahan-bahan plastik, kimia dan sejenisnya tetap tidak diperhatikan. Masyarakat kita dengan tingkat populasi penduduk yang menempati urutan keempat dunia menyumbang masalah sampah plastik menempati urutan dua di dunia.
Kedua, tidak hanya dipengaruhi karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah, tetapi di sisi lain persoalan sampah belum secara serius ditangani. Bahkan masalah sampah di Indonesia menjadi alat politik yang dipolitisir untuk mendapatkan dukungan melalui politisasi isu-isu sampah. Ini menandakan bahwa sebenarnya masyarakat kita belum cukup serius terhadap penanganan sampah. Sampah hanya dipahami sebagai sebuah persoalan yang tidak berpengaruh pada lingkungan sosial, sementara dampak daripada masalah sampah yang akan kita hadapi di masa depan sangat serius.
Ketiga, karena tidak serius menangani sampah, hal ini berimbas pada belum adanya regulasi yang mengatur secara ketat masalah sampah. Menurut saya, ini menambah rumit persoalan mengenai masalah sampah karena belum diatur baik melalui Undang-Undang, Keputusan Menteri atau Keputusan Pemerintah Daerah yang mengikat masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan ini sebenarnya semakin mendorong kelalaian masyarakat terhadap kesadaran untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Melihat ketiga sumber masalah tersebut diatas, sebenarnya kita musti mendorong bahwa masalah sampah bukan hanya soal merawat kebersihan. Tetapi hemat saya, masalah sampah menjadi sebuah keharusan yang mendorong kita untuk bersikap lebih dari itu yakni dengan membangun suatu kesadaran melalui pemahaman terhadap sampah. Selama kita dihantui hanya dengan seputar masalah sampah sebagai suatu usaha merawat kebersihan, selama itu pula kita terjebak pada sikap yang hanya memandang sampah sebagai masalah sepele karena dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat, kita telah merawat kebersihan.
Namun sebenarnya bukan itu persoalan utamanya. Menurut saya, masalah sampah harus menjadi suatu pertanggungjawaban etis yang melekat pada setiap masyarakat. Pertanggungjawaban etis artinya, menempatkan masalah sampah sebagai suatu sikap yang berorientasi pada kondisi manusia yang menerima sesuatu dari alam dengan kembali merawat alam. Pada titik ini, kita tidak lagi melihat masalah sampah hanya seputar soal bersih, tetapi bergeser lebih jauh dengan melihat sampah sebagai pertanggungjawaban etis yang dengan sendirinya sudah melekat pada diri masyarakat.
Dengan berlandaskan sikap ini saya pikir masyarakat kita lebih didorong untuk menempatkan masalah sampah sebagai masalah bersama yang membutuhkan penanganan yang lebih serius. Jelas sikap penerimaan terhadap masalah sampah sebagai pertanggungjawaban etis tidak mudah, karena kultur sosial yang melekat dalam diri masyarakat akan sulit menyerap pemahaman akan soal pertanggungjawaban etis itu. Tetapi saya yakin melalui usaha mengenalkan secara lebih sederhana, masyarakat kita akan lebih mampu memandang masalah sampah sebagai suatu masalah bersama.
Untuk itu, membangun suatu kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah, menurut saya tidak cukup kuat untuk ditawarkan. Melalui pertanggungjawaban etis dan dengan sikap serius terhadap masalah sampah, saya pikir masyarakat kita akan lebih mudah merespon dengan bergerak menyelesaikan persoalan sampah. Dan dengan itu, peradaban kita di masa depan akan jauh dari masalah sampah.
Artikel Lainnya
-
195913/04/2020
-
91604/01/2020
-
129802/05/2021
-
54105/12/2021
-
Stres Digital Manifestasi Sindrom Media Sosial Di Kalangan Remaja
90411/05/2022 -
Respon Indonesia Pasca PBB Melegalkan Ganja
124207/12/2020