Relevansi Komunikasi Efektif dalam Meminimalisir Konflik Bisnis Modern

Konflik dalam dunia bisnis baik secara internal maupun secara eksternal tidak dapat dimungkiri. Penyebab terjadinya konflik juga sangat beragam. Konflik tersebut dapat saja terjadi sebab persaingan yang ketat dari berbagai perusahaan. Walaupun demikian konflik-konflik yang terjadi dapat diminimalisasi dengan manajemen yang baik dan strategi yang mumpuni.
Untuk membahas lebih jauh tentang manajemen dan strategi tersebut esai ini mengangkat tema tentang relevansi komunikasi efektif dalam meminimalisasi konflik bisnis modern. Esai ini juga akan membahas sub-sub tema seperti pemahaman sederhana tentang komunikasi efektif dan konflik, manfaat komunikasi efektif dalam meminimalisasi konflik, dan strategi penerapannya.
Komunikasi efektif dalam Djuwita merupakan pertukaran ide atau pandangan antar individu untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antar individu dalam komunikasi ini dibangun dengan etika komunikasi yang baik dan dibentuk oleh konsensus bersama. Komunikasi efektif juga diartikan oleh Jalaludin Rahmat (2008:13) dalam Zuwirna sebagai komunikasi yang dapat mencipta kegembiraan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan mengarah pada tindakan.
Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif merupakan pertukaran pandangan yang dibangun dengan etika komunikasi yang baik untuk saling mempengaruhi sikap, membangun hubungan sosial, mencipatkan kegembiraan yang terarah kepada tindakan melalui kesepakatan bersama. Dengan kata lain, komunikasi efektif menjadi mediasi pesan yang dapat diterima individu dalam membangun hubungan komunikasi-sosial.
Terlepas dari pengertian komunikasi efektif, konsep konflik diartikan Simel dalam Fisher (2021) sebagai hubungan antara individu atau kelompok yang meyakini ide atau pandangan mereka mengarah kepada tujuan yang berbeda dan bertentangan. Konflik juga didefinisikan oleh Ralf Dahrendorf (1959: 142) sebagai bentuk penerimaan, penolakan yang setengah-setengah atau tidak sepenuhnya. Dua pengertian tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa konflik merupakan hubungan antar individu atau kelompok yang di dalamnya terdapat pandangan-pandangan yang belum mampu disepakati bersama.
Komunikasi dan konflik merupakan dua hal yang tidak dapat dilepas-pisahkan. Keduanya merupakan bentuk kesadaran yang terjadi dalam realitas. Salah satu yang tidak dapat terlepas dari realitas konflik adalah komunikasi dalam organisasi bisnis atau perusahaan. Walaupun demikian, konflik tersebut tidak dapat diminimalisasi oleh strategi-strategi lain selain komunikasi itu sendiri. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif sangat bermanfaat dalam meminimalisasi konflik sebuah organisasi bisnis.
Komunikasi efektif memiliki peran penting dalam kerjasama bisnis. Biasanya, komunikasi tersebut dicapai melalui negosiasi antar pelaku bisnis. Negosiasi ini juga berperan dalam peminimalisasian konflik yang terjadi dalam organisasi bisnis. Melihat pentingnya hal tersebut manfaat komunikasi efektif dalam mengelolah konflik sebuah organisasi bisnis diuraikan sebagai berikut. Pertama, membantu para pelaku bisnis untuk menyampaikan pesan dengan jelas. Pesan yang disampaikan dengan jelas dan akurat akan membantu mitra bisnis untuk memahami maksud yang hendak disampaikan oleh para pelaku bisnis. Dengan pesan yang jelas, para pelaku bisnis dapat terhindar dari kesalahpahaman dalam memahami informasi atau maksud dari pelaku bisnis lainnya.
Selain itu, komunikasi efektif dalam pembangunan bisnis juga sangat bermanfaat bagi para karyawan dalam suatu perusahaan. Komunikasi tersebut membantu para karyawan untuk menjalin kerjasama antar karyawan, terhindar dari kesalahpahaman informasi, dan menumbuhkan efek psikologi-emosional antar karyawan.
Kedua, meningkatkan kekompakan dan kepercayaan dalam kerjasama bisnis baik secara internal maupun eksternal. Kekompakan dan kepercayaan bukan sesuatu yang mudah dibentuk dalam sebuah organisasi bisnis. Kekompakan dan kepercayaan tersebut dibentuk oleh komunikasi yang baik. Komunikasi efektif dicontohkan oleh perusahaan-perusahaan ternama dunia seperti Apple, Amazon, Google, Microsoft, dan sebagainya. Hal tersebut dibuktikan dengan suksesnya perusahaan-perusahaan tersebut membangun mitra bisnis mereka.
Ketiga, mencegah dan mengatasi konflik dalam organisasi bisnis. Komunikasi efektif diketahui dapat mencegah sekaligus mengatasi konflik dalam organisasi bisnis. Komunikasi efektif dalam konteks ini menjadi media untuk menyatukan perbedaan pendapat yang menjadi pemicu konflik.
Selain itu, komunikasi efektif memampukan para pelaku bisnis untuk saling mengerti setiap tujuan dan maksud dari pesan yang disampaikan. Dengan mengerti pesan tersebut niscaya konflik dalam sebuah organisasi bisnis dapat terminimalisasi.
Ketiga manfaat tersebut menjadi dasar motivasi bagi sebuah organisasi dalam bisnis membangun kerjasama bisnis baik secara inter-dalam perusahaan maupun eksternal dengan perusahaan lain. Untuk itu, komunikasi efektif perlu diterapkan dengan baik agar manfaat-manfaat tersebut benar-benar dirasakan oleh setiap organisasi bisnis atau perusahaan.
Komunikasi efektif dalam sebuah orgasisasi bisnis atau perusahaan membutuhkan strategi yang mumpuni. Strategi tersebut diuraikan sebagai berikut. Pertama, mengetahui dengan jelas pesan yang hendak disampaikan. Pesan yang hendak disampaikan kepada para pelaku bisnis yang berbeda atau perusahaan harus jelas dan lugas agar tidak menimbulkan interpretasi yang ambigu. Pemahaman dasar tentang pesan yang disampaikan juga berfungsi sebagai landasan bagi informasi yang hendak disampaikan. Tanpa pemahaman yang jelas seorang komunikator dalam organisasi bisnis akan mengalami kewalahan bila informasi yang disampaikan tidak diterima dengan baik atau diinterpretasi secara berbeda dari yang dimaksudkan.
Kedua, mendengarkan lawan bicara. Seorang komunikator bisnis mesti pandai mendengarkan lawan bicara dari komunikator bisnis yang berbeda. Mendengarkan lawan bicara bukan berarti membiarkannya berbicara semaunnya, melainkan dilandasi oleh etika komunikasi yang baik. Les Giblin dalam Purnomo (2001:38) menulis bahwa seorang pendengar yang baik akan melampaui pembicaranya. Oleh karena itu, beberapa cara mendengarkan lawan bicara, separti menatap orang yang sedang berbicara, mengikuti topik pembicaraan dengan serius, dan mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan langkah awal membangun mitra bisnis.
Ketiga, memperhatikan gaya bahasa. Pemilihan diksi dalam komunikasi bisnis merupakan hal yang urgen. Pemilihan diksi akan menyesuaikan seorang komunikator bisnis dengan komunikator bisnis lainnya. Penyesuaian ini juga merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap komunikator bisnis yang berbeda. Dengan kata lain, pemilihan diksi dalam membagun komunikasi bisnis dapat memperlancar hubungan kerjasama antar pelaku bisnis, menghindari kesalahpahaman pesan dalam komunikasi, dan membangun hubungan emosional yang baik antar pelaku bisnis.
Keempat, tidak memotong pembicaraan orang lain. Komunikasi yang baik dapat terjadi apabila tidak saling menginterupsi saat berbicara. Interupsi dalam komunikasi bisnis memang hal yang penting, tetapi mesti disesuaikan dengan konteks dan waktu yang tepat. Dengan tidak menginterupsi pembicaraan rekan bisnis lainnya, mereka akan merasa bahwa pendapat mereka diperhatikan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa seseorang komunikator yang sedang membangun bisnis memiliki etika berkomunikasi yang baik.
Pada hakikatnya, empat strategi yang dianjurkan tersebut berorientasi kepada tujuan atau kesepakatan bersama. Artinya, setiap keputusan diusahakan agar menciptakan kesepakatan bersama. Selain itu, simbiosis mutualisme antar pelaku bisnis juga perlu diperhatikan. Kedua hal tersebut menjadi dasar dalam membangun bisnis sekaligus memanajemen konflik dalam organisasi bisnis.
Artikel Lainnya
-
133922/11/2020
-
15706/07/2024
-
130610/07/2020
-
Riuh Capres Menyonsong Pemilu 2024
45725/08/2023 -
106112/10/2021
-
Mendengarkan: Sebagai Spiritualitas Murid
44002/11/2023