Praktik Kebijakan Pemerintah yang Universal: Mungkinkah?

Periset Bidang Studi Kebijakan Publik & HAM, Aktivis Amnesty International Indonesia
Praktik Kebijakan Pemerintah yang Universal: Mungkinkah? 13/07/2024 161 view Hukum Hukumonline

Ketika kita berbicara tentang kebijakan yang universal, sering kali muncul pertanyaan: mungkinkah kebijakan seperti ini benar-benar bisa diterapkan di Indonesia? Kebijakan universal ini idealnya memberikan manfaat yang setara kepada seluruh warga negara, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis. Tapi, apa mungkin kita bisa mencapai itu?

Mari kita lihat beberapa contoh. Salah satu yang paling sering dibicarakan adalah BPJS Kesehatan. Program ini didesain untuk memberikan akses layanan kesehatan yang merata bagi seluruh warga negara. Secara teori, ini seharusnya bisa mengurangi kesenjangan akses kesehatan antara yang kaya dan miskin, antara yang tinggal di kota dan di desa. Namun, kenyataannya masih banyak masalah di lapangan, mulai dari antrian panjang hingga kualitas layanan yang belum merata.

Menurut Amartya Sen, seorang ekonom peraih Nobel, "Kebijakan universal tidak hanya tentang distribusi barang dan jasa, tetapi juga tentang memberdayakan individu dan memberikan mereka kesempatan yang sama untuk berkembang" (Sen, 1999). Artinya, kebijakan universal bukan sekadar memberi semua orang hal yang sama, tapi juga memastikan bahwa semua orang punya kesempatan yang sama untuk maju.

Pendidikan adalah contoh lain. Bayangkan jika setiap anak di Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau daerah tempat tinggalnya, bisa mendapatkan pendidikan berkualitas yang sama. Ini bukan hanya soal memberi akses sekolah gratis, tapi juga memastikan bahwa kualitas pendidikan di setiap sekolah itu setara. Pendidikan yang merata dan berkualitas bisa memutus rantai kemiskinan antar generasi.

Selain pendidikan dan kesehatan, kebijakan universal dalam bidang perlindungan sosial juga penting. Program seperti Program Keluarga Harapan (PKH) bisa membantu keluarga miskin dan rentan untuk memiliki peluang yang lebih baik dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Menurut penelitian World Bank, program bantuan sosial yang efektif dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga miskin hingga 25%. Ini berarti, dengan bantuan yang tepat, keluarga miskin bisa punya lebih banyak uang untuk kebutuhan dasar mereka, yang pada gilirannya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Namun, kita harus realistis. Melaksanakan kebijakan universal ini tidak mudah. Pemerintah harus punya anggaran yang cukup dan mampu mengelola sumber daya dengan efisien. Selain itu, komitmen politik yang kuat juga sangat dibutuhkan. Joseph Stiglitz, seorang ekonom ternama, pernah mengatakan, "Kebijakan yang baik adalah kebijakan yang tidak hanya menguntungkan mayoritas, tetapi juga melindungi dan memberdayakan kelompok yang rentan" (Stiglitz, 2002). Ini menegaskan pentingnya kebijakan universal yang inklusif dan berkelanjutan.

Jika kita melihat jangka panjang, kebijakan universal yang berhasil bisa memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Dengan mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, kita bisa menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi pembangunan yang berkelanjutan. Semua warga negara akan merasa mereka memiliki peluang yang sama untuk sukses, yang pada akhirnya bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.

Tapi, kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan yang ada. Pemerintah perlu terus berinovasi dan melakukan evaluasi berkala untuk memastikan kebijakan yang dijalankan benar-benar efektif. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat juga sangat penting.

Jadi, apakah kebijakan universal ini mungkin? Saya percaya bahwa dengan komitmen yang kuat, perencanaan yang matang, dan pelaksanaan yang konsisten, kita bisa mewujudkannya. Kebijakan yang memberikan manfaat yang setara bagi seluruh warga negara, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis, adalah langkah konkret menuju masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.

Dengan begitu, kita bisa berharap suatu hari nanti, setiap warga negara Indonesia akan merasakan manfaat yang sama dari kebijakan pemerintah, dan kita bisa bangga hidup di negara yang adil dan merata. Itu mungkin bukan jalan yang mudah, tapi pasti layak diperjuangkan.

Pada akhirnya, kebijakan universal bukanlah sebuah utopia yang tidak mungkin diwujudkan. Dengan komitmen yang kuat, perencanaan yang matang, dan pelaksanaan yang konsisten, kita dapat mewujudkan kebijakan yang memberikan manfaat yang setara bagi seluruh warga negara, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis. Inilah langkah konkret menuju masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya