Plus Minus Manifestasi Teknologi dalam Komunikasi Bisnis

Perkembangan teknologi membawa dampak ganda di era digital. Di satu sisi, teknologi memberikan keuntungan bagi perkembangan manusia. Di sisi lain, teknologi memberikan kerugian bagi manusia. Kemudahan mengakses informasi yang tidak hanya cepat, tetapi juga besar, dapat dilihat sebagai kelebihan dari teknologi, sedangkan kerugiannya dapat berupa monopoli pesan atau informasi yang diberikan, terjadinya penipuan atau hoaks, kurangnya lapangan kerja karena sumber daya manusia telah digantikan dengan teknologi digital atau Artifisial Intelegensi (AI), dan berbagai kekurangan lainnya yang dilihat sebagai tantangan di era digital. Perkembangan teknologi juga berdampak besar dalam sebuah bisnis dengan mengubah potret bisnis secara signifikan.
Komunikasi bisnis didefinisikan oleh Risali Hadi dan Fauziah dalam (https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle buku ajar, diakses 20 Juni 2023) sebagai interaksi antar pelaku ekonomi. Komunikasi tersebut dapat terjadi antara pedagang dan pembeli, perusahaan dan pelanggan, dana antara bank dan pelanggan. Berdasarkan definisi tersebut komunikasi bisnis dapat diartikan juga sebagai sistim penginformasian, pemantauan, penegosiasian, dan pengorganisasi sebuah organisasi bisnis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raeni Dwi Santy, Evi Sabila Suryani, Sandy Itfilarasati, dkk (2021: 608) tentang Dampak Teknologi Pada Pola Komunikasi Bisnis menyimpulkan bahwa media sosial merupakan salah satu teknologi yang keberadaannya berfungsi sebagai sarana komunikasi antara pelaku bisnis dengan konsumennya. Teknologi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan bisnis dan berdampak terhadap komunikasi dan pengembangan bisnis yang dieksploitasi secara luas dengan kerugian minimal. Walaupun demikian, terdapat juga kerugian akibat dari perkembangan teknologi yang kian pesat.
Penggunaan teknologi dalam komuikasi bisnis membawa keuntungan, yakni Pertama, mencakup sektor atau wilayah yang lebih luas dengan bantuan software dan hardware sekaligus. Jangkauan yang lebih luas ini memudahkan perusahaan atau organisasi bisnis lebih leluasa mempromosikan sekaligus mengekspor barang-barang yang dihasilkan kepada khalayak ramai. Selain itu, dengan bantuan software dan hardware perusahaan dapat berkomunikasi dengan pelanggan tanpa dibatasi oleh jarak fisik, seperti menggunakan media sosial, situs web, aplikasi online dan sebagainya. Keuntungan ini yang disebut McLuhan dalam Nurudin (2017:11) sebagai the extension of man atau teknologi sebagai perpanjang tangan manusia.
Kedua, teknologi mempercepat dan mengefisiensikan informasi yang hendak diberikan, dicari, dan diterima perusahaan atau organisasi bisnis. Dengan teknologi informasi ini perusahaan dapat mencari atau menyebarkan informasi secara instan, misalnya melalui e-mail, facebook, google, instagram dan sebagainya. Percepatan dan pengefisiensi informasi tersebut menjadikan teknologi sebagai bentuk atau tanda dari revolusi industri dan teknologi yang juga berdampak dalam revolusi komunikasi.
Ketiga, teknologi mengakurasikan perhitungan dan penganalisasian hasil dari sebuah komunikasi bisnis, baik itu dalam bentuk data, survei, maupun target pencapaian. Salah satu bentuk yang paling lazim digunakan dalam perhitungan dan penganalisasian data di era digital adalah Artifisial Intelegensi (AI) yang juga mencakup SPSS, SWOT, Pyton, dan Exel dalam bentuk paling umum.
Keempat, teknologi dalam komunikasi bisnis dapat meningkatkan kualitas kerjasama antar pekerja, antar mitra, dan antara pelanggan dan perusahaan. Dengan teknologi berbasis digital seperti aplikasi atau platform tertentu kolaborasi antara pekerja, mitra, dan pelanggan dapat berjalan lancar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kolaborasi inilah yang membuat sebuah komunikasi bisnis berjalan baik dan mempercepat penemuan-penemuan dalam sebuah organisasi bisnis. Searah dengan maksud tersebut Tornatzky dan Fleischer dalam Nurudin (2017:92) menguraikan bahwa teknologi membantu memanajemenkan sistem dalam sebuah organisasi bisnis. Manajemen yang baik dalam komunikasi bisnis niscaya membawa perusahaan atau organisasi bisnis ke arah yang lebih baik pula.
Berbanding terbalik dengan keuntungan tersebut, dampak negatif atau kerugian juga disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Pada era digital ini kerugian-kerugian yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi, yakni, pertama, terjadinya monopoli informasi atau pesan. Monopoli informasi ini dapat saja disebabkan oleh keangkuhan perusahaan untuk memperoleh keuntungan lebih, misalnya dalam perusahaan pertelevisian seorang insvestor yang telah menginvestasi dana sebanyak-banyaknya untuk membangun stasiun televisi, tentu ingin agar modalnya kembali bahkan terus menerus memperoleh keuntungan, walaupun pesan yang disampaikan dalam acara-acara televisi tersebut sering tidak edukatif. Nurudin (2017: 106) menulis bahwa monopoli pesan tersebut akan mengakibatkan penurunan perhatian konsumen yang berdampak terhadap bias informasi sehingga menghambat produktifitas perusahaan atau organisasi bisnis.
Kedua, terjadinya kontaminasi informasi. Kontaminasi atau polusi informasi ini disebabkan oleh kurangnya mekanisme yang ketat dan efektif untuk mengendalikan teknologi dalam komunikasi bisnis. Hal ini juga disebabkan oleh persaingan dalam merebut perhatian konsumen atau pelanggan. Alhasil, informasi yang diberikan hanya bersifat pragmatis atau hanya mampu mengikuti selera pasar atau yang diistilahkan Haryatmoko (2007: 13) sebagai pencitraan.
Ketiga, terjadinya agresi terhadap privasi. Agresi atau penyerangan terhadap pivasi dapat berupa peretasan data, kebocoran informasi vital dari perusahaan, serangan siber hingga intervensi ke dalam kehidupan pribadi konsumen. Dengan kata lain, teknologi komunikasi ini dapat mengubah dengan cepat sesuatu yang dianggap privasi menjadi konsumsi publik secara umum. Alhasil, dapat membahayakan keberlangsungan sebuah organisasi bisnis dan citra merk yang diproduksi.
Keempat, kecanduan teknologi komunikasi. Kecanduan ini sangat berbahaya bagi sebuah organisasi bisnis karena akan mengalami kesulitan bila terjadi gangguan teknis dalam teknologi komunikasi bisnis tersebut. Kecanduan teknologi komunikasi juga berdampak pada kurangnnya penerapan komunikasi non verbal seperti ekspresi emosi, nada suara, gerak tubuh dan sebagainnya, sehingga dapat menimbulkan mis konteks dalam sebuah organisasi bisnis. Akibatnya, dapat menghambat produktivitas sebuah perusahaan atau organisasi bisnis tertentu.
Untuk meningkatkan dan meminimalisasi dampak yang disebabkan oleh teknologi digital dalam komunikasi bisnis, langkah-langkah berikut dapat diterapkan. Pertama, adanya literasi teknologi. Pemahaman tentang literasi teknologi tidak jauh berbeda dengan pemahaman literasi lainnya. Literasi teknologi dapat berupa pemahaman terhadap penggunaan teknologi sehingga mampu menilai teknologi tidak hanya dari sisi positifnya saja tetapi juga dari sisi negatifnya. Dengan kata lain, literasi teknologi lebih berfokus pada kesadaran pengguna teknologi itu sendiri sehingga mampu mengantisipasi dampak-dampak negatif yang akan muncul. Dengan demikian, literasi teknolgi dalam sebuah perusahaan bisnis dinilai sangat penting, karena dapat membantu segenap pelaku karyawan dalam perusahaan tersebut untuk memahami dan mengantisipasi resiko yang dapat mengancam bisnis perusahaan.
Kedua, sebuah organisasi bisnis mesti memahami konteks audiens atau penerima pesan. Pemahaman ini penting karena pesan yang disampaikan melalui teknologi komunikasi mesti disesuaikan dengan audiens sebagai penerima pesan. Dengan pemahaman ini para karyawan dapat menyesuaikan teknologi yang sesuai dengan konteks audiens, agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan audiens atau konsumen penerima pesan.
Ketiga, memiliki filter informasi. Filter atau penyaringan informasi baik yang hendak diberikan maupun yang diterima merupakan hal penting yang mesti diterapkan dalam sebuah perusahaan bisnis. Hal ini berfungsi sebagai pengontrol pesan yang masuk, sekaligus pemantau pesan yang diberikan kepada audiens atau konsumen penerima pesan.
Keempat, menggunakan metode hibrid dalam komunikasi bisnis. Metode ini menggabungkan metode online dan tatap muka baik antar karyawan maupun antara karyawan dan konsumen. Metode hybrid ini akan menjadi pengontrol atau pemandu dalam membangun hubungan baik itu bersifat personal maupun bersifat umum atau publik untuk memperkuat pemahaman terhadap konteks komunikasi yang diberikan.
Kehidupan di era digital memang mempemudah kita dalam mengakses informasi melalui berbagai inovasi teknologi. Informasi tersebut tidak hanya cepat diperoleh tetapi juga memiliki kuantitas yang besar. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa teknologi di era digital juga membawa dampak ambivalensi. Di satu sisi, positif tetapi di sisi lain negatif. Dampak negatif inilah yang menjadi tantangan bersama kita. Teknologi dalam komunikasi bisnis pun demikian. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih untuk mengantisipasi sekaligus meminimalisasi dampak negatif tersebut, sekurang-kurangnya melalui cara-cara alternatif yang telah diuraikan sebelumnya.
Artikel Lainnya
-
36014/10/2024
-
187801/11/2020
-
94010/09/2020
-
Kasus Korupsi Edhy Prabowo dan Penantian Kado Lain dari KPK
157902/12/2020 -
Danau Toba: Warisan atau Jualan?
54618/06/2023 -
Perginya Si Tukang Kritik (Mengenang Almarhum Pater Dr. John M. Prior, SVD)
105001/08/2022