Pengaturan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Implikasinya bagi Indonesia

Penulis, Peneliti, Dosen UNIDHA dan PDIH UNAND
Pengaturan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Implikasinya bagi Indonesia 25/10/2024 71 view Ekonomi Asean.org

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah membuka jalan bagi perdagangan elektronik di kawasan Asia Tenggara. Hal ini membawa implikasi signifikan bagi Indonesia, yang harus menyesuaikan kerangka hukum dan infrastruktur teknologinya untuk dapat bersaing secara efektif di pasar regional.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi di kawasan Asia Tenggara, dengan aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal yang lebih terintegrasi. Dengan populasi lebih dari 600 juta orang dan PDB gabungan hampir USD 3 triliun, MEA bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi ASEAN di pasar global melalui liberalisasi perdagangan dan investasi.

Integrasi ekonomi ASEAN membuka peluang baru bagi perdagangan dan investasi, termasuk dalam sektor perdagangan elektronik yang semakin berkembang di kawasan ini. Nilai transaksi perdagangan elektronik di ASEAN diperkirakan akan terus meningkat, dari USD 31 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 90 miliar pada tahun 2025. Dengan populasi yang besar, tingkat penetrasi internet dan penggunaan smartphone yang tinggi, serta pertumbuhan kelas menengah, ASEAN memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan perdagangan elektronik.

Beberapa pemain utama dalam perdagangan elektronik ASEAN antara lain Lazada, Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak, yang telah berkembang pesat dan menjangkau pasar yang luas di kawasan ini.

Kerangka Hukum dan Regulasi Perdagangan Elektronik ASEAN

ASEAN telah mengembangkan Rencana Induk Perdagangan Elektronik ASEAN (ASEAN Digital Trade Integration Framework) sebagai kerangka kerja regional untuk mengatur perdagangan elektronik di kawasan ini. Rencana Induk ini bertujuan untuk mengharmonisasikan peraturan dan kebijakan terkait perdagangan elektronik di antara negara-negara anggota ASEAN, sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor ini.

Salah satu fokus utama adalah memberikan perlindungan yang lebih baik bagi konsumen yang terlibat dalam perdagangan elektronik, termasuk aspek privasi data dan keamanan transaksi.

Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang mengatur berbagai aspek perdagangan elektronik, termasuk perlindungan konsumen dan keamanan transaksi.

Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan sejumlah peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan perdagangan elektronik, seperti PP Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah memiliki Roadmap Ekonomi Digital Indonesia 2018-2024 yang menjadi panduan dalam mengembangkan ekosistem ekonomi digital, termasuk perdagangan elektronik.

Tantangan dan Peluang Indonesia dalam Mengadaptasi Perdagangan Elektronik ASEAN

Disparitas di bidang infrastruktur digital, terutama di luar Jawa, menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menjangkau pasar perdagangan elektronik ASEAN secara merata. Penyesuaian dan harmonisasi regulasi perdagangan elektronik Indonesia dengan kerangka kerja ASEAN membutuhkan koordinasi yang kuat antar lembaga pemerintah. Menjamin perlindungan konsumen dalam perdagangan elektronik, khususnya terkait privasi data dan keamanan transaksi, perlu mendapat perhatian serius. Kemampuan UKM Indonesia untuk bersaing di pasar perdagangan elektronik ASEAN masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal adopsi teknologi dan inovasi. Sedangkan untuk peluang dan manfaat perdagangan elektronik bagi Indonesia adalah menjadikan perdagangan elektronik ASEAN untuk membuka akses yang lebih luas bagi produk dan layanan Indonesia ke pasar regional, melampaui batas-batas geografis.

Adopsi teknologi perdagangan elektronik dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas bagi pelaku usaha di Indonesia. Berkembangnya perdagangan elektronik di Indonesia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan menciptakan lapangan kerja baru. Pembangunan jaringan broadband yang masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah terpencil, menjadi tantangan dalam mengakses pasar perdagangan elektronik ASEAN.

Perbaikan dan pengembangan sistem logistik dan pengiriman barang di Indonesia perlu dilakukan untuk mendukung efisiensi perdagangan elektronik lintas batas. Adopsi sistem pembayaran digital yang terintegrasi dengan platform perdagangan elektronik menjadi kunci untuk memfasilitasi transaksi yang lancar dan aman.

Pemerintah Indonesia harus berperan aktif dalam menyusun kebijakan dan regulasi yang mendukung pertumbuhan perdagangan elektronik, serta membangun infrastruktur digital yang memadai. Pelaku usaha swasta, termasuk platform e-commerce, logistik, dan fintech, perlu berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan ekosistem perdagangan elektronik yang kompetitif. Kolaborasi yang erat antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk mempercepat adopsi dan pengembangan perdagangan elektronik di Indonesia.

Indonesia perlu menyesuaikan dan menyelaraskan kerangka hukum dan regulasi perdagangan elektroniknya dengan inisiatif regional ASEAN untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Pembangunan dan pemerataan infrastruktur digital, logistik, dan sistem pembayaran yang terintegrasi menjadi kunci bagi Indonesia untuk dapat bersaing di pasar perdagangan elektronik ASEAN. Peningkatan kapasitas pelaku usaha, terutama UKM, dalam adopsi teknologi dan inovasi sangat diperlukan agar dapat memanfaatkan peluang perdagangan elektronik ASEAN.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya