Natal Di Perantauan

Natal Di Perantauan 29/12/2023 714 view Agama pixabay.com

Hari raya natal merupakan momen penuh dengan keajaiban yang paling ditunggu-tunggu saat menjelang pergantian tahun dimana orang-orang dari berbagai belahan dunia merayakan kehadiran cinta dan perdamaian terutama bagi umat Kristen, natal adalah waktu spesial yang identik dengan kehangatan, sukacita, kasih sayang dan tradisi yang memenuhi hati setiap individu.

Hari raya natal selalu diisi dengan kebersamaan keluarga tercinta banyak hal-hal menyenangkan dan tradisi natal keluarga yang selalu dilakukan saat hari raya natal tiba seperti mendekor rumah, menonton bersama, makan makanan kesukaan satu keluarga, saling bertukar hadiah, ibadah bersama dan masih banyak hal-hal menyenangkan yang tidak pernah dilewatkan saat hari raya natal.

Bagi anak rantau, merayakan natal seringkali menjadi pengalaman yang berbeda dan penuh tantangan. Di tengah jarak yang memisahkan mereka dari keluarga tercinta dan tanah kelahirannya, seringkali anak rantau menjalani perayaan natal dengan campuran antara kegembiraan, kesedihan, rindu terhadap keluarga, dan harapan.

Sebagian besar anak rantau, perayaan natal dimulai dengan perjalanan panjang untuk pulang ke kampung halaman. Tiket pesawat dan kursi di kereta api menjadi barang yang dicari-cari, karena ribuan anak rantau berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan natal bersama keluarga tercinta. Meskipun perjalanan panjang dan melelahkan, semangat untuk pulang dan merayakan natal bersama keluarga membuat segala perjuangan seakan-akan lenyap begitu saja.

Namun, tidak semua anak rantau memiliki kesempatan yang sama untuk pulang. Beberapa dari mereka mungkin terjebak di tempat tinggal atau kamar kost mereka karena keterbatasan finansial yang membuat mereka harus berfikir ribuan kali ketika memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, hal ini dikarenakan begitu mahalnya tiket pesawat pada saat ini, hal lainnya yang membuat banyak anak rantau tidak bisa berkumpul bersama keluarga adalah karena keterikatan dengan pekerjaan atau studi yang memaksa mereka untuk tetap berdiam diri di tanah rantau. Bagi mereka, natal menjadi waktu yang diisi dengan campuran antara kegembiraan dan rindu akan kehadiran keluarga.

Mereka merindukan pelukan hangat orang tua, tawa bersama saudara-saudari serta temen-temen dekat, kadang jarak inilah yang sering kali menciptakan kesunyian emosional padahal mereka sedang berada di tengah keramaian dan kemeriahan perayaan natal di tanah rantau. Meskipun saat ini teknologi sudah semakin modern, seperti panggilan video, yang dapat menjadi jembatan virtual yang menghubungkan anak rantau dengan keluarga mereka, tetapi kehadiran fisik dan kebersamaan masih tetap menjadi keinginan bagi setiap anak rantau.

Meskipun tantangan itu ada, banyak anak rantau yang menciptakan kemeriahan natal di tempat tinggal mereka. Inilah beberapa cara anak rantau mengatasi kesedihan natal tanpa kehadiran keluarga tersayang. Pertama, menciptakan tradisi pribadi. Saat kita tinggal atau berada tanah rantau tentu saja kita tidak bisa merasakan tradisi natal yang biasa kita lakukan saat bersamaa keluarga, sehingga banyak anak rantau yang mulai membuat tradisi pribadinya sendiri seperti mendekorasi kamar, yang dihiasi dengan penuh semangat natal adanya pohon-pohon natal yang bersinar, menonton film-film kesukaan serta memasak makanan khas hari raya natal. Dengan menciptakan tradisi dapat memberikan kebahagian dan makna khusus kepada kita.

Kedua, membuat keluarga baru di tanah perantauan. Membuat keluarga baru di tanah rantau bersama teman-teman seperantauan dan rekan-rekan kerja juga dapat menjadi salah satu cara kita untuk merasakan kehangatan dan kebersamaan di lingkungan baru tanpa adanya keluarga tercinta.

Suasana hangat dan kebersamaan yang tercipta di antara mereka menciptakan momen yang tak terlupakan. Hal ini membuat kebanyakan anak rantau yang memang tidak bisa pulang ke kampung halamannya dengan berbagai macam halangan yang mereka hadapi bisa merasakan suasana natal dan mengobati rasa rindu mereka terhadap keluarga dan kampung kelahirannya.

Ketiga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Sampai saat ini masih ditemukan cukub banyak dari anak rantau yang mengabiskan waktunya untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial atau menjadi relawan di berbagai komunitas terutama komunitas-komunitas gereja, karena dengan membantu sesama dapat memberikan makna yang sangat mendalam pada perayaan natal ini.

Keempat, terhubung dengan keluarga. Teknologi yang semakin berkembang dapat kita manfaatkan dengan sebaik mungkin agar bisa berhubungan dengan keluarga walaupun tidak dapat bertemu secara langsung setidaknya kita dapat berbagi momen secara virtual yang dapat membawa kebahagian dan membuat kita merasa lebih dekat dengan keluarga.

Selain itu, gereja-gereja di tanah rantau juga memainkan peran yang sangat penting dalam merayakan natal bagi semua anak rantau. Ibadah malam natal menjadi pusat spiritualitas dan kebersamaan. Jemaat yang terdiri dari berbagai usia merayakan peristiwa kelahiran Yesus Kristus dengan kekhusukan dan kehangatan satu sama lain, saling berbagi tradisi serta menciptakan kenangan baru. Hal ini membuat kebanyakan anak rantau merasa mendapatkan sumber dukungan serta membantu mengisi kekosongan yang mungkin di rasakan oleh anak rantau di musim natal ini.

Kesimpulannya adalah bagi seluruh anak rantau yang tidak bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga tercinta di hari raya natal ini dengan berbagai alasan tertentu seperti harga tiket yang mahal alasan pekerjaan bahkan studi, meskipun jarak memisakan fisik kita dengan orang tersayang kita, semangat natal tetap dapat kita hidupkan dan dapat kita rayakan dengan cara-cara yang istimewa dengan kondisi dan keadaan kita saat ini.

Walaupun tetap ada rasa rindu terhadap momen-momen bersama keluarga, tetapi kita tetap mempunyai peluang untuk menciptakan kenangan baru yang berharga dan merayakan natal dengan cara yang unik di tempat yang menjadi tempat tinggal sementara kita. Teruslah bersyukur dan terbuka terhadap penggalaman baru, semangat natal dapat terus menyala bahkan di tempat yang baru dan jauh dari keluarga.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya