Natal, Cinta, dan Introspeksi,

Kepercayaan adalah keyakinan orang pada apa yang mereka yakini (agama, Tuhan, dan sebagainya). Jangan memerintah atau memaksakan keyakinan, karena pada dasarnya setiap orang memiliki haknya masing-masing dan bebas memilih keyakinan dan agamanya.
Di negeri ini, warga negara Indonesia (WNI) dapat memilih dari enam agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Pasal 29 (2) secara khusus menyatakan sebagai berikut. "Negara menjamin semua warganya hak atas kebebasan menurut agamanya." Sayangnya, klaim serupa sepertinya tidak ada di banyak acara serupa. Membatasi atau melarang peribadatan penduduk.
Bagi umat Katolik, pada tanggal 25 Desember adalah hari perayaan Natal di seluruh dunia. Natal, hari lahir Juru Selamat, disambut dengan rasa syukur dan suka cita dengan hati dan perbuatan.
Sayangnya, Natal sering disalahartikan sebagai hari mewah. Misalnya, memakai baju baru atau makan makanan yang boros. Ini bukan kesalahan, tetapi harus dibatasi agar tidak terlihat menarik.
Merayakan Natal sebagai bagian dari iman kita dapat dicapai melalui keterbukaan dan berbagi dengan semua yang kita temui. Salam Natal dan introspeksi adalah sikap yang sangat penting dan harapan serta kegembiraan. Natal dapat menembus pikiran dan tindakan.
Melalui cinta atau kasih sayang kepada sesama manusia, saya sebagai umat Islam akan menghormati dan mengucapkan selamat hari Natal kepada teman atau keluarga yang berumat katolik atau kristen dikarenakan saya mempunyai prinsip jika dia tidak bersaudara seiman, maka dia saudara dalam manusia dan bernegara.
Introspeksi diri kepada umat Islam berarti kita perlu lebih terbuka terhadap lingkungan, masyarakat, organisasi, keluarga, dan di manapun kita berada. Kesadaran introspeksi harus dijaga dan dirawat terus agar tidak tejadi hal-hal yang tidak diinginkkan.
Sebagai mayoritas umat Islam Indonesia dalam hal keragaman agama, introspeksi merupakan upaya untuk merefleksikan dan memperbaharui diri melalui sikap terbuka terhadap keragaman. Perbedaan besar di antara banyak masyarakat Indonesia adalah kemakmuran masa depan Indonesia sebagai modal sosial yang perlu dijaga. Padahal, keragaman identitas setiap orang harus dimaknai di sini sebagai kesadaran bertanggung jawab yang membuka dan menerima segala perbedaan.
Natal bukan hanya hari kebahagiaan dan kasih sayang, tetapi juga merupakan bentuk perayaan yang bertujuan untuk menjalin kerukunan, kekeluargaan, dan persaudaraan dengan pemeluk agama lain. Artinya, umat Islam ditantang untuk menjadi lebih terbuka, saling menghormati dan memandang kemanusiaan sebagai nilai terpenting dari hidup bersama. Semoga kita berhasil menerima semua perbedaan dengan koneksi manusia dan, tentu saja, tetap toleran. Membina dan memelihara toleransi tidak ada yang lebih baik daripada menjadi murah hati. Toleransi selalu mewakili keadaan kesediaan warga negara untuk keragaman.
Keberagaman Indonesia dapat terbuka bagi semua warga negara, karena dapat dilihat secara keseluruhan, tidak hanya dari satu sisi. Mengingat keragaman agama yang berkembang di Indonesia, toleransi terhadap keragaman menjadi sangat penting. Padahal, semua orang perlu memperdalam saling pengertian di sini.
Toleransi adalah bagian dari hubungan hidup yang bercirikan saling pengertian sehingga perbedaan menjadi bagian dari kehidupan. Dengan kata lain, setiap subjek manusia harus tetap menjadi "aktor" yang dapat memperluas pikiran, percakapan, dan tindakannya.
Keberagaman Indonesia merupakan kekayaan yang perlu dimajukan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, tulang punggung negara. Jika kita terus mengembangkan toleransi, kita pasti akan selalu tahu jati diri bangsa kita. Toleransi adalah kekayaan sebagai modal masa depan.
Mulai sekarang, kita akan menjadi negara yang menghargai semua perbedaan. Menjadi warga negara berarti bersedia untuk peduli tentang kemanusiaan orang lain sebagai bagian dari hidup anda.
Melalui toleransi, setiap orang tidak lagi melepaskan perayaan hari besar keagamaan dalam hubungannya dengan orang lain. Karena setiap perbedaan mengarah pada tindakan toleransi. Sebagai Muslim pada Hari Natal, tumbuh di lingkungan yang beragam, Indonesia percaya bahwa itu adalah negara yang jauh lebih baik daripada negara lain dan menghormati perbedaan di masa depan.
Akhir kata, saya sebagai umat Islam mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan saya yang telah melindungi keanekaragaman Indonesia.
Selamat Hari Natal, Salam Tolerasi.
Artikel Lainnya
-
59723/04/2022
-
75304/01/2020
-
131115/09/2019
-
Bucin Itu Bukan Cinta dan Kebenaran Adalah Keberanian
17425/01/2023 -
Kekerasan Pada Anak dan Gugatan Terhadap Nurani Kemanusiaan Kita
106916/02/2020 -
20530/10/2022